6 Sekolah di Lamongan Terima Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri 2024

6 Sekolah di Lamongan Terima Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri 2024

Eko Sudjarwo - detikJatim
Selasa, 08 Okt 2024 02:01 WIB
SMPN 4 Lamongan menerima penghargaan Adiwiyata
Foto: istimewa
Lamongan -

Sebanyak 6 sekolah di Lamongan menerima penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penyerahan dilakukan pada Selasa (2/10l di Gedung Manggala Wanabhakti KLHK Jakarta.

Enam sekolah yang menerima penghargaan Adiwiyata 2024 adalah SDN Karanggeneng, SMPN 4 Lamongan, SMPN Modo (Adiwiyata Mandiri) serta SMPN Kembangbahu, SMPN 1 Deket, dan SMPN 1 Kedungpring (Adiwiyata Nasional).

"Alhamdulillah ada peningkatan jumlah penghargaan, yang mana tahun lalu Lamongan membawa pulang empat penghargaan, dan tahun ini meningkat menjadi enam penghargaan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lamongan, Andhy Kurniawan kepada wartawan, Senin (6/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Andhy, penghargaan ini merupakan wujud apresiasi terhadap praktik-praktik peduli lingkungan yang diterapkan di sekolah yang ada di Lamongan. Andhy menjelaskan penerapan Adiwiyata di sekolah ini memiliki dampak positif jangka panjang, yakni menanamkan jiwa peduli akan lingkungan kepada siswa sejak dini.

"Terlaksananya PBLHS secara berkelanjutan tentu akan membawa dampak positif, utamanya pada peningkatan kualitas lingkungan hidup daerah sekitar," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Andhy juga menekankan agar para sekolah penerima penghargaan terus konsisten dalam menjalankan program peduli lingkungan yang ada di sekolah masing-masing. Karena, lanjut Andhy, penghargaan merupakan awal dari implementasi yang maksimal.

"Adiwiyata merupakan program yang sangat ideal untuk memberikan edukasi tentang kesadaran peduli lingkungan sejak dini dan akan diterapkan hingga nanti," jelasnya.

Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Sekolah SMPN 4 Lamongan, Hari mengatakan, ada 6 aspek PRLH yang diterapkan di sekolahnya, yakni kebersihan, pengelolaan sampah, pemeliharaan pohon dan tanaman, konversi air (memanfatan limbah air wudhu untuk menyiran tanaman), konversi energi, serta inovasi PRLH (pembuatan pupuk kompos dari sampah organik).

"Kita libatkan siswa, guru dan lainnya untuk pengelolaan sampah, ada biopori juga. Tanaman unggulan kita blimbing wuluh ada sekitar 50 pohon yang dijadikan manisan dan sayur, kita memanfaatkan tanaman lidah buaya untuk dijadikan dawet," papar Hari.

Hari menjelaskan SMPN 4 Lamongan telah menerapkan sekolah imbas di SMPN Sukorame dan SMPN 4 Babat. Pengimplementasian kurikulum merdeka ini menjadi nilai tambah tersendiri. Sebab, kata Hari, program merdeka belajar tersebut mampu menggerakkan guru lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta memberdayakan peserta didik.

"Kami ingin menciptakan sekolah yang bersih dan asri, agar anak-anak ini nyaman dan betah di sekolah sehingga proses belajarnya efektif," ungkapnya.

Untuk diketahui, penilaian yang sudah dilakukan sejak awal tahun ini terbagi menjadi 3 tahapan, di antaranya tahap seleksi administrasi, seleksi dokumen, dan verifikasi lapangan. Semua penilaian harus meliputi 6 aspek PRLH (Perilaku ramah lingkungan Hidup) dalam gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.




(abq/iwd)


Hide Ads