Dunia pesantren berduka atas kepergian KH Dauglas Toha Yahya, pengasuh Pondok Pesantren Assa'diyyah Kediri. Kiai yang dikenal karismatik dan nyentrik ini akrab disapa Gus Lik. Mari mengenang sosok Gus Lik, figur yang disegani sekaligus dicintai jemaahnya karena kepribadiannya.
Dilansir dari unggahan Facebook Pesantren Pojok Salaf, Gus Lik dikenal melalui dua pengajian besarnya, yaitu PMR (Pengajian Malam Rabu) dan PMJ (Pengajian Malam Jumat). Setiap kali pengajian berlangsung, ribuan jemaah tak pernah absen menghadiri majelis tersebut.
Dalam setiap kesempatan, Gus Lik memberikan tausiyah dengan gaya khasnya, menyampaikan pesan-pesan agama yang mudah dipahami berbagai kalangan. Gus Lik adalah sosok yang penuh kontras. Sederhana dalam penampilan, namun kaya akan ilmu dan karisma.
Wajahnya yang berkeriput dan rambut hitam legam seakan menjadi cermin dari perjalanan spiritualnya yang panjang. Di balik kesederhanaannya, tersimpan kekuatan spiritual yang mampu menggugah hati ribuan orang.
Karisma Gus Lik begitu kuat sehingga mampu memikat hati siapa saja yang berjumpa dengannya. Wajahnya yang tegas, dipadukan dengan senyum ramahnya, menciptakan aura kepemimpinan yang kuat. Meskipun sederhana dalam penampilan, ia adalah sosok yang sangat dihormati dan dicintai banyak orang.
Gus Lik sering terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitarnya, ia juga tak segan membantu yang membutuhkan tanpa memandang latar belakang. Tidak heran, wafatnya meninggalkan duka mendalam bagi para jemaahnya dan masyarakat yang merasakan langsung keberkahan dari kehadirannya.
Ia adalah seorang ulama dengan karisma yang luar biasa. Selain dikenal karena kesederhanaannya, ia juga dihormati berkat sikap santun dan keramahannya. Gus Lik terbuka untuk siapa saja yang datang meminta nasihat.
Gus Lik menjadi panutan tak hanya di kalangan pesantren, tetapi juga di masyarakat luas. Ajarannya yang moderat dan menyejukkan telah menjembatani berbagai lapisan masyarakat.
Putra dari KH Said dan Nyai Maemunah Banjar Mlati ini dikenal sebagai sosok ulama yang sederhana, namun memiliki dampak signifikan. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Assa'idiyyah Kediri, Gus Lik berhasil mengumpulkan ribuan jemaah dari berbagai latar belakang.
Kehilangannya menjadi duka mendalam bagi dunia pendidikan Islam di Kediri. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Assa'idiyyah, Gus Lik telah mencetak banyak santri yang kini berperan aktif di masyarakat.
Pondok yang dipimpinnya terkenal dengan pendekatan pembelajaran yang memadukan metode tradisional dan modern. Hal ini menjadikan pesantrennya sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang progresif dan berwawasan luas.
Keberhasilannya dalam menyampaikan dakwah di berbagai lapisan masyarakat membuat namanya semakin dikenal luas. Gus Lik tidak hanya aktif dalam kegiatan keagamaan, tetapi juga sering terlibat dalam upaya sosial dan kemasyarakatan. Sikapnya yang inklusif dan kebijaksanaannya dalam menangani perbedaan menjadikannya sosok yang dihormati semua kalangan.
Di tengah kesibukannya sebagai pemimpin pesantren, Gus Lik tetap aktif memberikan ceramah di berbagai tempat, termasuk di stasiun televisi nasional. Melalui dakwahnya, ia selalu mengajarkan pentingnya toleransi, cinta kasih, dan persatuan dalam beragama.
Setelah menjalani hidup yang penuh pengabdian, Gus Lik meninggalkan warisan besar di dunia dakwah dan pendidikan pesantren. Pada 21 September 2024, Gus Lik berpulang ke rahmatullah, meninggalkan duka mendalam bagi umat Islam di Indonesia. Karya-karya dan dedikasinya akan terus dikenang dan menjadi teladan bagi generasi mendatang.
Artikel ini ditulis oleh Sri Rahayu, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Jelajah Mudik Ramadan Eps 13: Cita Rasa Pecel dan Tahu Kediri"
(auh/irb)