Erupsi tersebut berupa letusan yang membentuk kolom letusan setinggi 500 meter di atas puncak kawah.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan.
Erupsi terekam di seismograf Pos Pengamatan Gunung Semeru dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik. Hingga kini, status Gunung Semeru masih berada di level 2 atau waspada.
"Erupsi Gunung Semeru terjadi dengan tinggi kolom letusan 500 meter. Status gunung Semeru masih waspada " ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi dalam laporan tertulisnya, Senin (2/9/2024).
Petugas merekomendasikan kepada warga agar tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak dan 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Sungai Besuk Kobokan.
Selain itu juga mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat.
"Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas sejauh 8 kilometer dari puncak serta mewaspadai potensi APG, guguran lava dan lahar," pungkas Yandi.
(irb/hil)