Dinas Kesehatan Sumenep akan melakukan langkah antisipasi ibu hamil yang melahirkan selama dalam perjalanan. Ini setelah Sitti Nur Kumala (27), seorang ibu hamil asal Desa Pancor, Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, Sumenep melahirkan di atas kapal saat hendak dirujuk ke RS.
Peristiwa ini terjadi karena minimnya fasilitas kesehatan yang memadai di wilayah kepulauan. Padahal Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsujudo tahun ini menggelontorkan dana sekitar 10 miliar untuk menambah fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Abuya Kecamatan Arjada di Pulau Kangean.
Selain penambahan anggaran tersebut, Dinkes Sumenep juga terus menekankan pentingnya kemampuan atau skill bagi petugas kesehatan di kepulauan. Sehingga saat ada penanganan darurat seperti ibu hamil tiba-tiba melahirkan di kapal saat dilakukan rujukan ke daratan Sumenep, bisa dilakukan penanganan segera di atas kapal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penekanan kami adalah terhadap skill atau kemampuan petugas, jadi resiko memang saat melakukan rujukan daerah kepulauan, jadi ini memang harus menjadi atensi semua pihak karena memang daerah kabupaten Sumenep ini terdiri dari beberapa kepulauan ada jarak yang harus dilalui menggunakan kapal laut," kata Desi Febriana, kepala bidang kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan Sumenep, Senin (8/7/2024).
Menurut Desi, kasus rujukan persalinan dari Kepulauan Sumenep cukup tinggi, namun untuk kasus ibu hamil yang melahirkan di perjalanan atau di atas kapal masih sedikit dan masih bisa tertolong karena setiap rujukan pasti kebutuhannya dipersiapkan semaksimal mungkin seperti obat-obatan dan tenaga yang mendampingi harus professional,
"Kalau untuk persalinan rujukan lumayan banyak tapi kalau yang lahir di jalan kemarin itu dan waktu malam hari raya juga ada sebenarnya rujukan melahirkan di perjalanan," katanya.
Untuk meminimalisir resiko bagi ibu hamil terutama dari wilayah kepulauan, Dinas kesehatan menyarankan agar dilakukan rujukan dini apabila ada gejala yang bersangkutan berisiko tinggi, pihaknya juga sudah menyediakan rumah tunggu kelahiran yang biasa ditempati secara gratis oleh pasien ibu hamil dari kepulauan.
"Kami sudah punya rumah tunggu kelahiran di Sumenep, jadi bagi ibu-ibu yang berisiko tinggi itu bisa termobilisasi terlebih dahulu ke rumah tunggu kelahiran sehingga kasus melahirkan di jalan itu tidak terjadi artinya dipersiapkan lebih dulu," tandasnya.
Sebelumnya, Sitti Nur Kumala (27), seorang ibu hamil asal Desa Pancor, Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, Sumenep melahirkan di atas kapal saat hendak dirujuk ke RS yang ada di daratan utama Sumenep. Usai mengalami kejadian tak terduga itu, ia berharap fasilitas kesehatan di wilayah kepulauan ditingkatkan.
Sitti melahirkan anak keduanya dalam perjalanan laut saat hendak menuju rumah sakit di wilayah daratan menggunakan kapal Dwi Citra Dharma 1. "Saya tidak menyangka sama sekali akan melahirkan di atas kapal," katanya.
(abq/fat)