Nelayan Gresik Tertimpa Kontainer Pernah Janji Tak Dekati Anjungan Lagi

Denza Perdana - detikJatim
Kamis, 13 Jun 2024 16:04 WIB
Lokasi rig tempat rumah kontainer menimpa 2 perahu berisi 16 orang. (Foto: Dok. Istimewa)
Bangkalan -

Dua perahu memuat 16 nelayan tertimpa rumah kontainer di salah satu anjungan atau rig pengeboran milik Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) yang ada di perairan Klampis, Madura. Beberapa dari nelayan itu sebenarnya sudah pernah diperingatkan untuk tidak mendekati rig.

Hal itu dinyatakan oleh seorang warga yang menjadi waker atau penjaga rig anggota Community Based Security PHE WMO bernama Rahmad Mubaroq. Menurutnya, 2 orang dari sejumlah nelayan yang belum ditemukan saat ini pernah dia bawa ke Polsek Sepulu, Bangkalan.

Mubaroq menceritakan, dia menjumpai kedua nelayan asal Gresik itu pada Sabtu (8/6) sore sekitar pukul 17.00 WIB. Dua nelayan yang mengenalkan diri bernama Khotib dan Gopek itu terlihat mondar-mandir naik ke Rig Taurus atau anjungan Kodeco Energy (KE 2).

"Saya melihat mereka dari jarak sekitar 500 meter, karena curiga dan khawatir keselamatan mereka, saya mendekat dan merayu agar mereka mau turun dari atas rig," katanya saat dihubungi detikJatim, Kamis (13/6/2024).

Saat itu kedua nelayan itu datang ke rig bersama 2 orang rekannya bernama Iqbal dan Koko naik 1 perahu. Setelah keempatnya turun dari rig, Mubaroq membawa mereka ke Polsek Sepulu untuk diperiksa. Ini karena rig tersebut termasuk objek vital nasional.

"Setelah dilakukan pemeriksaan mereka berjanji tidak akan mendekati lagi rig Taurus. Perjanjian itu di atas materai, saya juga ikut tanda tangan karena menjadi pelapor," kata Mubaroq.

Dalam proses pemeriksaan itu keempatnya mengaku sebagai warga Bangkalan. Namun mereka tidak membawa KTP. Setelah didesak untuk menyampaikan yang sebenarnya, mereka akhirnya mengaku sebagai warga Gresik.

"Alasannya waktu itu hanya memancing. Mereka juga mengaku warga Bangkalan. Ternyata mereka semua warga Gresik," ujar Mubaroq.

Lantaran tidak ada barang yang diambil di wilayah laut yang menjadi yuridiksi Satpolair, keempat orang itu lantas dilepas usai berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan mereka mendekat Rig Taurus.

Tidak hanya sekali itu saja, Mubaroq mengaku bahwa sebelum Sabtu, 8 Juni 2024 itu dia juga sempat menjumpai nelayan yang sama mendekati rig dan mondar-mandir di sana. Dia juga sempat menegur mereka.

"Sekitar tanggal 29 Mei, orang yang sama tapi temannya beda-beda. Waktu itu cuma saya peringatkan untuk tidak terlalu dekat di sana. Sebenarnya banyak nelayan yang mondar-mandir cari ikan di sekitar rig, tapi ada larangan tidak boleh terlalu dekat," katanya.

Hingga akhirnya kabar 2 kapal tertimpa rumah kontainer mereka dengar dan 2 dari 8 nama korban yang hilang dia kenali sebagai orang yang sama yang pernah dia tegur dan dibawa ke Polsek Sepulu.

"Informasinya ini simpang siur, saya sendiri tidak tahu ada berapa kapal yang datang ke rig. Tapi yang ketemu satu, sudah saya bawa ke Polsek Sepuluh. Ada yang bilang 2 kapal, 16 orang. Delapan sudah ketemu, berarti yang belum ketemu ada 7 orang karena satu ditemukan mengapung, tadi," ujarnya.

Mubaroq sendiri mengaku tidak tahu pasti apa alasan para korban itu mendekati rig. Nyatanya, kepada polisi mereka mengaku hanya berteduh setelah memancing di sekitar rig. Sekarang, informasi yang beredar mereka mencari besi tua.

"Memang alasan berteduh agak janggal. Karena di antara para korban itu ada yang sudah mondar-mandir di atas Rig Taurus (sebelumnya)," katanya.

Satu dari 8 nelayan yang hilang ditemukan meninggal. Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork