Dalam sepekan beberapa berita di Jawa menyedot khalayak umum. Berita-berita di Jawa Timur yang banyak menyita perhatian di antaranya, salah satu warung Telaga Sarangan getok harga nasi goreng (Nasgor).
Selain itu kasus siswi SMP Kota Probolinggo Diperkosa 3 Pemuda juga menyedot perhatian pembaca. Bahkan jelang weekend, peristiwa seorang polwan bakar suaminya di Jombang juga memantik perhatian warga Jawa Timur.
Berikut detail kisah 3 kasus tersebut:
1. Warung di Telaga Sarangan Getok Harga Nasgor
Sebelumnya, keresahan dialami salah satu wisatawan Telaga Sarangan, Magetan. Dia mengaku kena getok harga saat membayar nasi goreng seharga Rp 225 ribu di salah satu warung yang ada di objek wisata Telaga Sarangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisatawan asal Blitar bernama Bagus Aldivo itu berbagi pengalaman buruknya di media sosial. Curhatnya soal nasi goreng harga selangit itu viral dalam video berdurasi 3 menit. Video itu tersebar ke sejumlah grup-grup WhatsApp.
Bagus mengaku dia dan adiknya terkejut dengan harga makanan di warung itu. Saat itu, dia memesan tiga porsi nasi goreng, capcai, es jeruk, dan teh manis. Betapa terkejutnya Bagus ketika membayar, dia digetok Rp 225 ribu untuk seluruh menu yang sudah dipesan.
"Nah, teman-teman semuanya, jadi aku mau sharing buat kalian semua yang mau liburan ke Telaga Sarangan Magetan, hati-hati. Kalau mau beli makan di warung sekitar Telaga sarangan aku saranin ya mending kalau pagi kalian beli sego (nasi) pecel keling yang digendong jarit ibu-ibu, kalau malam juga kalian beli sate kelinci sama lontong itu masuk akal (harga)," kata Bagus.
detikJatim mendatangi warung makan tersebut. Begini pengakuan sang pemilik warung. Warung tersebut bernama warung Prima Rasa. Pemilik warung, Prima mengaku harga makanannya sudah sesuai dengan harga makanan umumnya di rumah makan. Apalagi, warungnya berada di area tempat wisata.
"Daftar harga yang tertera sudah umum sebenarnya," ujar Prima, Jumat (7/6/2024).
Dilihat dari menu yang disediakan, warung ini menawarkan aneka macam kuliner, mulai dari camilan hingga makanan berat. Seperti sosis bakar, kentang goreng, nasi goreng, bakmi goreng, capcai, ayam penyet, soto, rawon dan menu lainnya.
Menu-menu ini terpajang dalam banner berukuran besar. Tampak setiap menu juga dilengkapi dengan harga. Harganya mulai Rp 20 ribu hingga Rp 35 ribu. Untuk menu seporsi nasi goreng, dihargai Rp 30 ribu. Sedangkan capcai harganya seporsi Rp 35 ribu.
Prima (56) pemilik warung makan di Telaga Sarangan, Magetan mengaku pasrah warungnya diviralkan getok harga nasi goreng (nasgor) dan capcai Rp 225 ribu. Wanita 56 tahun itu tidak merasa dendam atas perbuatan wisatawan yang memviralkan dirinya.
"Saya tidak reken (peduli) dan tidak ada pengaruhnya bagi saya. Semuanya ini ujian dan Insyaallah akan menuai sendiri perbuatannya," kata Prima kepada detikJatim di warungnya, Jumat (7/6/2024).
Saat ditanya apakah dia akan menempuh jalur hukum atas pencemaran nama baik? Menurutnya hal itu sangat tidak perlu. Dirinya memilih pasrah kepada Tuhan dan mendoakan yang terbak bagi yang memviralkan warungnya.
"Itu tidak perlu biar saya percaya sama Allah SWT, semoga hal ini bisa menggugurkan dosa saya atas fitnah ini," tandas Prima.
Berita selengkapnya dapat dibaca di sini
2. Siswi SMP di Kota Probolinggo Diperkosa 3 Pemuda Bergiliran
Seorang siswi SMP di Kota Probolinggo diperkosa 3 pemuda secara bergiliran. Ironisnya, satu pelaku masih di bawah umur.
Ketiga pelaku adalah Sahrul Nuril Anwar (20), Fendi Kurniawan (20) dan WMM (14) yang masih berstatus pelajar SMP. Ketiganya diketahui berasal dari Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo.
Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota AKP Didik Riyanto mengatakan, pemerkosaan itu terjadi pada Kamis (30/5/2024) sekitar pukul 19.30 WIB.
Saat itu korban bersama pacarnya tengah berwisata ke Sumber Mata Air Mutiara, Kecamatan Kedopok. Tiba-tiba, korban dan pacarnya didatangi ketiga pelaku.
Salah satu pelaku saat itu membawa celurit yang diperlihatkan untuk mengancam korban dan pacarnya. Lantaran hal itu, pacar korban kemudian kabur.
"Pacar korban ketakutan dan melarikan diri. Karena pacar korban lari, pelaku sempat mengejar, tapi tidak kedapatan lalu para pelaku kembali ke tempat korban berada," kata Didik, Sabtu (8/6/2024).
Saat kembali itulah ketiga pelaku memerkosa korban yang masih berusia 14 tahun itu secara bergiliran.
"Pertama yang melakukan itu pelaku bernama Sahrul, kemudian pelaku berinisial WMM yang juga masih di bawah umur sekaligus pelajar dan yang terakhir itu pelaku bernama Fendi Kurniawan," ungkapnya.
Pemerkosaan itu selanjutnya dilaporkan. Tak lama, petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Probolinggo Kota menangkap ketiga pelaku pada Jumat (7/6/2024) malam.
"Pelaku pertama kami amankan di pinggir jalan, kemudian kami kembangkan lagi dan berhasil menangkap pelaku Ferdi Kurniawan, dan terakhir pelaku Sahrul yang sekaligus membawa sajam," pungkasnya.
Salah satu tersangka, Sahrul Nuril Anwar (20) berdalih tak berniat memerkosa korban. Sebab, saat itu ia dan kedua temannya awalnya ingin memancing di sekitar kawasan wisata.
Namun, niat memancing itu sirna ketika dalam perjalanan mereka bertemu dengan korban dan pacaranya. Korban dan pacarnya itu lalu ditanya apa yang akan dilakukan di wisata Sumber Mata Air Mutiara tersebut. Namun, sang pacar korban malah memberi jawaban tak mengenakkan.
"Pas tak samperin saya tanyakan apa yang mau dilakuin di sini (Wisata Sumber Mata Air Mutiara). Tapi yang laki-laki (pacar korban) malah nyolot," kata Sahrul di Mapolres Probolinggo, Sabtu (8/6/2024).
Tak terima dengan perkataan itu, Sahrul mengeluarkan celurit yang dibawanya. Pacar korban lantas lari ketakutan. Para pelaku kemudian memerkosa korban.
"Yang pertama saya (memerkosa korban), lalu teman saya (pelaku yang masih berumur 14 tahun) dan yang terakhir itu Fendi. Korban sempat lari, tapi jatuh, makanya sampek luka-luka," tutur Sahrul.
Berita selengkapnya dapat dibaca di sini
3. Polwan Bakar Suami hingga Akhirnya Tewas Dalam Perawatan
Briptu Rian Dwi Wicaksono (27) yang dibakar istri di rumah dinasnya. Insiden terbakarnya Briptu Rian terjadi di garasi rumah dinasnya pada Sabtu (8/6) sekitar pukul 10.30 WIB.
Korban sempat dirawat di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo karena menderita luka bakar sekitar 90 persen.
Anggota Satsamapta Polres Jombang ini sempat dirawat di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto. Namun akhirnya korban meninggal dunia.
"Korban RDW (Rian Dwi Wicaksono) secara medis meninggal dunia pukul 12.55 WIB. Akan dimakamkan secara kedinasan di Jombang, di daerah asalnya," terang Kapolres Mojokerto Kota AKBP Daniel S Marunduri kepada wartawan, Minggu (9/6/2024).
Briptu Rian merupakan warga Desa Sumberjo, Plandaan, Jombang. Istrinya juga anggota Polri, yakni Briptu Fadhilatun Nikmah, anggota SPKT Polres Mojokerto Kota. Mereka tinggal di rumah dinas Aspol nomor J1, Jalan Pahlawan, Kelurahan Miji, Kranggan, Kota Mojokerto.
Jenazah Briptu Rian Dwi Wicaksono (27) dimakamkan di kampung halamannya di Jombang. Pemakaman jenazah Briptu Rian dilakukan secara kedinasan sekitar pukul 16.30 WIB. Tempat peristirahatan terakhirnya di Makam Umum Dusun Sambong, Desa Sumberejo, Plandaan, Jombang.
"Kami dari Polres Jombang sore ini melaksanakan upacara pemakaman secara dinas," terang Kasi Humas Polres Jombang Iptu Kasnasin di lokasi pemakaman, Minggu (9/6/2024).
Polda Jatim telah menetapkan Briptu Fadhilatun Nikmah jadi tersangka yang diduga membakar suaminya sendiri, Briptu Rian di Asrama Polisi (Aspol) Kota Mojokerto. Penanganan kasus ini telah diambil alih dari Polres Mojokerto Kota.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto mengatakan pihaknya prihatin dengan kejadian itu. Dia tegaskan penyidik telah menetapkan Briptu Fadhilatun Nikmah sebagai tersangka dan ditahan.
"Pak Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto menyampaikan turut berduka cita yang mendalam pada keluarga korban. Untuk Briptu Fadhilatun Nikmah berdasarkan hasil gelar perkara dan olah TKP sudah ditetapkan tersangka," ujar Dirmanto ditemui awak media di Ditreskrimum Polda Jatim, Minggu (9/6/2024).
Sementara pelaku menjalani pemeriksaan di Subdit 4 Renakta Polda Jatim didampingi psikiater.
"Masih trauma yang mendalam dan sekarang sedang ditangani dan difasilitasi oleh Polda Jatim untuk trauma healing," ujar Dirmanto ditemui di Polda Jatim.
Dia memastikan pihaknya melibatkan psikiater untuk mendampingi tersangka. Seluruh proses pemeriksaan hingga kesehatan dilakukan Polda Jatim dan Polres Mojokerto Kota.
"Kami juga libatkan psikiatri untuk menangani kasus ini, ini kami prihatin betul atas kejadian ini," ujarnya.
Berita selengkapnya dapat dibaca di sini