Prima Rasa, warung Telaga Sarangan yang diviralkan menggetok harga nasi goreng (nasgor) Rp 225 ribu. Setelah ditelusuri, terkuak fakta baru berdasar pengakuan pemilik warung bernama Prima (56). Dia menegaskan bahwa kabar getok harga itu tidak benar.
Prima mengaku masih mengingat betul dua pemuda yang datang ke warungnya memesan tiga porsi nasi goreng, capcai, es jeruk, dan teh manis itu. Perkiraannya, anak muda itu tidak biasa makan di warung seperti miliknya.
"Mungkin anak muda itu terbiasa beli makan di angkringan, kalau selama ini pembeli yang sudah keluarga tidak ada yang protes dan kembali lagi," ungkap Prima ketika ditemui detikJatim di warungnya, Jumat (8/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia merasa difitnah. Pasalnya, Warung Prima Rasa telah memasang banner berukuran besar yang menunjukkan daftar menu lengkap dengan harganya. Jadi, tidak mungkin pelanggan tidak mengetahui harganya ketika memesan.
Prima pun menilai harga makanannya sudah sesuai harga makanan yang umum dijual di rumah makan, apalagi di area tempat wisata. "Daftar harga yang tertera sudah umum sebenarnya. Sudah ada daftar menu lengkap harga di tembok besar," ujar Prima.
Dalam deretan menu yang terpajang, warung ini menawarkan aneka kuliner mulai dari camilan hingga makanan berat. Ada sosis bakar, kentang goreng, nasi goreng, bakmi goreng, capcai, ayam penyet, soto, rawon, dan menu lainnya.
Harganya mulai Rp 20 ribu hingga Rp 35 ribu. Seporsi nasi goreng dihargai Rp 30 ribu. Sedangkan capcai seharga Rp 35 ribu dihidangkan dalam porsi cukup besar yang bisa dimakan untuk dua hingga tiga orang.
Menu capcai juga menggunakan bahan-bahan berkualitas, mulai dari sayuran lengkap dan segar hingga tambahan suwiran ayah kampung. Rasanya juga tidak mengecewakan, terasa gurih dan nikmat. Harga capcai Rp 35 ribu terbilang masih wajar, apalagi dijual di tempat wisata.
Meski kini warungnya viral dengan citra yang buruk, Prima mengaku tidak mau ambil pusing dan mempermasalahkannya. Ia hanya bisa memasrahkan rezekinya kepada sang pencipta.
"Kula mboten masalah, kersane (saya tidak masalah, terserah). Saya tidak reken (peduli) dan tidak ada pengaruhnya bagi saya. Semuanya ini ujian dan insyaallah akan menuai sendiri perbuatannya," paparnya.
Prima merasa konten tersebut tidak memberikan efek apapun. Ia percaya adanya hukum tabur tuai di dunia ini.
"Mboten masalah, sedaya niku Gusti Allah sing ngatur. Blas mboten ngefek, kersane. Wong ngonten niku tebar tuai mawon lo sedaya (Nggak masalah, semua itu Allah yang mengatur. Sedikit pun tidak ngefek, terserah. Ngonten seperti itu tebar tuai saja)," ungkap Prima.
Prima juga tidak berniat memperpanjang masalah ini dengan melaporkan ke polisi atas pencemaran nama baik. Menurutnya, hal itu tidak perlu. Ia memilih memasrahkan semuanya kepada Allah SWT dan mendoakan yang terbaik untuk yang memviralkannya.
"Biar saja, tidak mau ambil pusing saya. Itu tidak perlu, biar saya percaya sama Allah SWT, semoga hal ini bisa menggugurkan dosa saya atas fitnah ini," tandas Prima.
Sebelumnya, seorang wisatawan asal Blitar bernama Bagus Aldivo menggunggah konten di media sosial hingga viral tersebar ke sejumlah grup-grup WhatsApp. Dalam video tersebut, Bagus menceritakan pengalamannya makan di warung Telaga Sarangan.
Ia mengaku kena getok harga nasi goreng Rp 225 ribu. Saat itu, ia dan adiknya memesan tiga porsi nasi goreng, capcai, es jeruk, dan teh manis. Betapa terkejutnya Bagus Ketika membayar, dia digetok Rp 225 ribu untuk seluruh menu yang sudah dipesan.
"Nah, teman-teman semuanya, jadi aku mau sharing buat kalian semua yang mau liburan ke Telaga Sarangan Magetan, hati-hati. Kalau mau beli makan di warung sekitar Telaga sarangan aku saranin ya mending kalau pagi kalian beli sego (nasi) pecel keling yang digendong jarit ibu-ibu, kalau malam juga kalian beli sate kelinci sama lontong itu masuk akal (harga)," kata Bagus.
(irb/dte)