Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih mengatakan Indonesia Emas 2045 bisa dipercepat menjadi 2034. Sebab, selama 10 tahun ke depan ada beberapa aspek yang harus dicapai. Dia pun memaparkan strategi untuk mencapai itu.
Prof Nasih menjelaskan, Presiden Joko Widodo sering menyampaikan, jika Indonesia kehilangan momen 10 tahun ke depan, maka Indonesia Emas tidak bisa dicapai. Untuk bisa mencapai Indonesia Emas 2045, diperlukan banyak kesiapan pada generasi bangsa dengan memanfaatkan momen 10 tahun ke depan.
"Karena periode 10 tahun ke depan, jumlah penduduk produktif sangat besar. Begitu di sini lepas, maka jangan harap pertumbuhan ekonomi bisa dijaga dalam posisi sangat bagus," jelasnya di Gedung Rektorat Kampus C Unair, Sabtu (8/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu aspek ini lepas, SDM yang produktif, angkatan kerja khususnya, maka Indonesia Emas nggak bisa dicapai, karena landasan sudah lemah, pertumbuhan nggak bisa sampai di posisi yang diharapkan di tahun 2045," sambungnya.
Oleh karena itu, lanjut Prof Nasih, tahun 2024 hingga 2034 menjadi tahun yang penting sebagai landasan yang harus dimanfaatkan dengan baik. Apalagi, Ketua IKA Unair Khofifah Indar Parawansa pernah mengatakan, percepatan Indonesia Emas 2045 menjadi 2034 bisa dicapai dengan peningkatan kualitas pendidikan.
"Kita harus perbaiki di posisi saat ini, jangan menunggu 2045, nggak sampai trennya. Apalagi, kalau kemudian nggak ada perlakuan apapun. Itu yang dikatakan Bu Khofifah, bahwa 10 tahun ke depan menjadi momen penting untuk meletakkan pondasi dan melakukan banyak hal agar Indonesia Emas pada 100 tahun Indonesia merdeka itu bisa tercapai, itu filosofinya kenapa 2034," urai Prof Nasih.
Menurutnya, langkah yang dilakukan untuk menjadi negara maju memiliki banyak syarat, seperti pendapatan perkapita minimal 13 ribu US dolar. Saat ini Indonesia masih berada pada posisi 5 ribu lebih, sehingga masih panjang pertumbuhan yang diperlukan.
Pada pendapatan per kapita saja, kata Nasih, perlu pertumbuhan 8-9 persen untuk mencapai Indonesia Maju. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini rata-rata 5-6 persen. Artinya, harus ada tindakan tertentu agar pertumbuhan melompat lagi.
"Jadi perlu investasi besar, kita tahu investasi saja masih ada persoalan. Termasuk berkaitan birokrasi yang dipandang penghambat investasi dari luar. Birokrasi kita masih perlu dibenahi agar investasi masuk," tutur Nasih.
"Kedua, tenaga kerja produktif menjadi perhatian kita semuanya. Yang nggak kalah penting inivation based ekonomi jadi struktur ekonomi kita, nggak hanya sektor primer, skunder, tapi tersier juga," pungkasnya.
(irb/dte)