Tim mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA) Unair Banyuwangi membuat Sopimeal Gummy. Yakni Dian Wahyu Wardani, Syahrul Novenda Ramadhanny, Dwi Nanda Rachman, Anzilika Avia Syafitri dan Siti Nur Anisatul Khariroh.
Syahrul Novenda Ramadhanny mengatakan Sopimeal Gummy ini merupakan permen gummy sehat. Permen gummy sendiri banyak disukai oleh anak-anak, karena memiliki tekstur yang lembut dan kenyal.
Namun, Sopimeal Gummy dibuat dengan bahan-bahan sehat. Sebab inovasi berbasis camilan tersebut tujuannya unguk mencegah stunting balita dengan peningkatan angka kecukupan gizi.
"Gummy ini banyak disukai anak balita karena mudah untuk dikonsumsi bagi anak-anak," kata Syahrul, Rabu (5/6/2024).
Ada tiga bahan utama permen gummy, yaitu bayam, kedelai dan oatmeal. Bayam dipilih karena memilimi kandungan gizi yang baik untuk pencegahan stunting seperti energi, protein, lemak dan karbohidrat serta dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.
"Bayam hijau memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Kebutuhan zat besi pada balita digunakan untuk memproses oksigen dalam darah dan membentuk sel darah merah di sumsum tulang," jelasnya.
Kemudian ada kedelai, kaena salah satu sumber protein nabati ada pada kacang-kacangan itu. Lalu, kadar protein yang tinggi dalam kedelai dapat menjadi upaya untuk mengatasi stunting pada anak serta memperbaiki dan menggantikan sel yang rusak jika diperlukan.
Selanjutnya ada oatmeal, terdapat kandungan protein, karbohidrat, serat, mineral, serta lemak sehat yang dapat membantu tumbuh kembang balita. Kandungan serat yang terdapat pada oatmeal juga dapat memperlancar sistem pencernaan balita.
"Memberikan oatmeal pada balita juga dapat membatasi asupan gula tambahan yang dapat menyebabkan obesitas pada anak. Dengan kandungan zat gizi yang banyak pada oatmeal, maka oatmeal juga dapat dipercaya untuk dapat mencegah stunting," ujarnya.
Syahrul berharap, inovasi timnya membuay produk Sopimeal Gummy membantu dan berkontribusi dalam pemenuhan angka kecukupan gizi guna mencegah stunting.
"Harapannya dapat mencapai penurunan angka kejadian stunting di Indonesia hingga sebesar 14%," harapnya.
(esw/iwd)