Setiap orang yang kehilangan barang miliknya, apalagi barang dagangan, pasti akan sedih. Itulah yang dialami Rena (bukan nama sebenarnya) ketika menyadari 3 tabung elpiji di tokonya amblas. Tapi ujung peristiwa itu justru membuat Rena tertawa bersama warga di kampungnya.
Peristiwa yang dialami Rena ini terjadi di Kecamatan Tulangan, Sidoarjo pada Rabu 29 Mei 2024. Rena diminta menggantikan orang tuanya menjaga toko kelontong di garasi rumah mereka. Kedua orang tuanya pergi sebentar untuk menjenguk tetangga yang sakit.
Sambil menyelam minum air, Rena duduk di tempat yang agak tersembunyi dengan niat melanjutkan nonton drakor sambil menjaga toko. Daripada mati gaya menunggu pelanggan yang mungkin tak kunjung datang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiba-tiba datang seorang pria ke tokonya. Karena tidak melihat ada penjaga, pria itu berteriak mau beli beras. Rena segera menunda drakor yang sedang seru-serunya. Dia layani pembeli itu tapi beras di tokonya ternyata sedang kosong. Rena pun menunjukkan toko lain di sekitar sana.
"Di sini kebetulan kosong, mas. Kalau mau di blok belakang ada yang jual," kata Rena menceritakan kembali peristiwa pada hari itu kepada detikJatim, Selasa (4/6/2024).
Pria itu meminta agar Rena menunjukkan jalan menuju toko kelontong yang dia maksud. Kepada Rena pria itu mengaku merupakan orang baru di kompleks perumahan itu.
"Wah mbak, boleh nggak kalau diantar ke sana? Saya orang baru soalnya," kata Rena menirukan permintaan pria itu kepada dirinya.
Sebagai anak yang baik dan suka membantu sesama, Rena pun menuruti permintaan pria itu tanpa menaruh kecurigaan apapun. Dia selalu ingat pesan kedua orang tuanya agar tidak berburuk sangka terhadap orang lain. Tapi ternyata pria itu memang berniat jahat.
Rena menitipkan rumah dan toko kepada adiknya. Rena mengaku sudah mempertimbangkan situasi di sekitar. Suasana di perumahan siang itu cukup ramai. Sejumlah tetangga sedang beraktivitas di luar rumah.
"Di dalam hatiku bilang kalau 'kayaknya nggak bakal ada apa-apa deh. Toh banyak tetangga di luar, pasti adikku bakal aman aja'. Aku juga pergi cuma sebentar," kata Rena.
Segera saja Rena mengajak pria berjalan kaki menuju ke toko kelontong yang menjual beras. Namun, lama kelamaan Rena merasa ada yang tidak beres dengan gelagat pria yang dia antarkan. Seperti berupaya mengulur waktu agar Lena meninggalkan rumah lebih lama.
Seperti buah simalakama, Rena segera teringat adiknya yang sedang sendirian di rumah. Dia khawatir kedua orang tuanya belum pulang. Sebaliknya, dia juga khawatir kedua orang tuanya marah ketika pulang tapi Rena tidak ada di toko dan meninggalkan adiknya sendirian. Tidak amanah.
Rena pun bergegas pulang usai menunjukkan toko yang dia maksud. Dia tidak menggubris lagi ketika pria itu menanyakan hal lain yang menurutnya sudah tidak penting untuk dia jawab.
Langkah kakinya sudah semakin dekat dengan rumah. Rena berpapasan dengan pemotor membawa 3 tabung gas elpiji melon. Bukan pemandangan yang aneh, Rena pun tidak curiga. Dari jauh dia tahu kedua orang tuanya belum pulang. Tapi begitu sampai rumah Rena kaget saat adiknya tampak panik.
"Kak, kak, kayaknya tadi ada yang ambil elpiji 3 nggak bayar deh," kata adik Rena begitu melihatnya masuk ke rumah.
Rena langsung teringat pria naik motor bebek membawa 3 tabung elpiji yang berpapasan dengannya. Ingatannya juga kembali pada pria yang hendak membeli beras dan memintanya mengantar ke toko kelontong blok belakang. Dia yakin keduanya berkomplot!
Peristiwa yang justru bikin Rena tertawa. Baca di halaman berikutnya.
Rena dan adiknya segera berteriak-teriak memberi tahu tetangganya mereka baru saja kemalingan. Dia juga berinisiatif menelpon satpam yang berjaga di pos gerbang perumahan agar menghentikan pria yang membawa 3 tabung elpiji.
Tetangga Rena yang menyadari teriakan maling segera beranjak menuju gerbang perumahan. Pria yang membawa kabur 3 elpiji itu ternyata masih di dalam perumahan. Warga mulai meneriakinya agar berhenti, hingga sejurus kemudian terdengar suara 'brukkk!'.
Saking paniknya pria itu, dia tak sadar ada tiang listrik di hadapannya yang kemudian dia tabrak begitu saja. Pria itu terjatuh bersama motor bebeknya hingga 3 tabung gas elpiji yang dia bawa bergelimpangan di atas paving kampung.
Khawatir kena amuk warga, maling itu segera bangkit bermaksud segera menancap gas motornya. Karena panik dan khawatir menjadi bulan-bulanan warga hingga diserahkan ke polisi, seketika dia geber motor bebek itu tanpa berpikir panjang.
"Tapi kayaknya maling itu lupa kalau motor dia bebek manual. Dia nggak pindah gigi motornya, jadi sempet tersendat dan jatuh lagi," kata Rena sambil menahan tawa.
Rena menceritakan, dia yang mulanya panik setelah tahu 3 tabung elpijinya raib tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia sampai tak mampu menahan tawa saat menceritakan kembali kejadian itu.
"Jadi dia jatuh dua kali, bayangin. Dan itu posisinya dia udah dikepung warga, di belakang warga ketawa-ketawa lihat dia jatuh, di depan ada satpam yang sudah menjaga akses keluar masuk perumahan. Satpam juga sudah infokan ke polisi kalau ada pencurian," ujarnya.
Warga tetap menghampiri ke lokasi pria yang jatuh bersama motornya itu. Bukannya menjadi bulan-bulanan, warga setempat justru menjadikan pria itu sebagai bahan olok-olok yang mengundang tawa layaknya melihat sirkus.
"Oalah mas, apese kamu. Mau kabur kok berkali-kali jatuh, ditinggal lagi sama temanmu. Wes lain kali nggak usah maling lagi ya mas," ujar salah satu warga lalu tertawa.
"Tak kiro sampean iki wes pinter maling. Tibake gampang panik ngene. Mau ngegas sepeda motor aja nggak bisa," kata warga lainnya.
Seketika wajah pria itu berubah kecut. Dia tak sanggup berkata apa-apa karena malu bukan kepalang sudah gagal mencuri, jatuh dua kali pula gegara kepanikannya. Pria itu juga celingukan seperti mencari-cari temannya yang tak kunjung datang menolongnya.
Tak berselang lama polisi datang. Pria itu sampai tak sempat dimassa karena warga setempat dibuat puas tertawa. Petugas kepolisian segera membawa pria itu ke kantor polsek untuk mempertanggungjawabkan 'niatnya' yang mau membawa kabur 3 tabung gas elpiji.
"Tapi aku bersyukur sih gara-gara dia jatuh terus jadi gagal deh aksi pencuriannya," kata Rena.
Setelah mengalami kejadian mendebarkan tapi berakhir mengocok perutnya itu, Rena tetap berpesan kepada masyarakat, terutama warga di kawasan Tulangan, Sidoarjo agar lebih berhati-hati dan waspada saat menemukan orang tak dikenal. Toh waspada bukan berarti berburuk sangka.
"Harus tetap waspada juga ya. Walaupun kalau kejadian ini contohnya cukup lucu, tapi kayaknya sekarang juga banyak aksi pencurian yang ngeri. Semoga nggak ada lagi sih orang-orang jahat kayak gitu, harusnya semua paham kalau perbuatan buruk pasti ada balasannya," ujar Rena.