Ada harga ada rupa, istilah ini memang menggambarkan bahwa barang bagus memang harganya tidak selalu murah. Sebagai seorang fotografer, Afif pun benar-benar membuktikan istilah itu usai membeli sebuah kamera spek bagus dengan harga miring.
Afif adalah salah satu mahasiswa di Surabaya yang memang hobi fotografi. Dia sampai rela mengorbankan tabungan demi bisa upgrade kamera dan mendapatkan foto terbaik.
Butuh waktu beberapa bulan bagi Afif untuk menabung. Uang yang telah dia tabung itu kebanyakan dia dapatkan dari hasil lomba foto yang telah diikuti hingga jumlahnya sudah mencukupi untuk membeli kamera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya ikut lomba-lomba foto yang diadain sama mahasiswa atau kampus gitu sih. Lumayan kalau menang rata-rata dapat Rp 500 ribu ke atas, aku tabung memang buat beli kamera," ujarnya kepada detikJatim, Selasa (28/5/2024).
Afif pun membeli kamera yang diinginkan melalui salah satu marketplace. Ia senang karena harga yang dia dapatkan cukup murah dibandingkan dengan yang dia lihat di toko online lainnya.
"Lumayan dapat harga miring, proses pengiriman barangnya juga cukup cepat. Walaupun aku beli bekas, masih mulus. Nggak ada goresan-goresan di body kamera,"katanya.
Dia bahkan sempat membanggakan kamera hasil jerih payahnya sendiri itu kepada teman-temannya. Dia banggakan juga bahwa dia dapatkan barang tangan kedua dengan kondisi mirip baru dengan harga yang miring.
Afif pun segera melesat ke sejumlah tempat untuk hunting foto-foto ciamik. Tiba di salah satu lokasi yang cukup ikonik di Kota Surabaya, yakni di Jalan Tunjungan, Afif mengeluarkan kamera. Dengan yakin dia bidik salah satu objek dengan angle terbaik.
Tapi yang aneh. Kameranya tidak bisa menjepret objek yang sudah susah payah dia ambil dengan angle yang unik hampir dengan posisi ngangkang. Berulang kali ia tekan tombol shutter kamera tapi hasilnya nihil. Tak ada foto dihasilkan kamera harga miring itu.
"Pas aku coba-coba jepret kok gak bisa, padahal awalnya aku cek kondisinya normal. 'Asem nasib beli kamera bekas', batinku saat itu," keluhnya.
Kebetulan saat itu Afif pergi hunting ditemani salah satu temannya, Evi. Evi tak menyangka temannya membeli kamera rusak. Sambil tertawa, Evi menyarankan agar Afif menghubungi penjual kamera itu.
"Hahaha, protes aja ke penjualnya, kok bisa dikirim kamera rusak. Minta refund aja," katanya.
Afif menuruti saran Evi. Dia hubungi penjual kamera di marketplace tempat dia membelinya. Namun Afif tak mendapatkan balasan apapun. Sungguh sedih dirinya. Afif tak menyangka dia menjadi korban marketplace. Dia juga menyadari bahwa pepatah 'Ada Harga Ada Rupa' pun benar adanya.
Kamera itu saat ini mangkrak di sudut lemari kosnya. Dia hanya bisa pasrah dan berharap kameranya masih bisa diperbaiki kelak bila tabungannya sudah kembali terkumpul untuk biaya servis.
"Emang nasib apes gak ada yang tahu. Niat bisa jepret-jepret foto bagus malah gagal, percuma beli kamera rusak. Sekarang kameranya mangkrak, mau servis juga belum punya uang. Rugi jadinya," pungkasnya.
Kemekel merupakan salah satu rubrik khas detikJatim yang mengisahkan tentang sisi lucu dan kisah menggelitik sebuah peristiwa. Kemekel tayang setiap Selasa. Baca Kemekel di sini dan tetap setia membaca konten-konten menarik detikJatim!
(dpe/iwd)