"Jemaah haji diminta untuk mengenakan kain ihram semenjak keluar kamar di Embarkasi Surabaya, mengingat tidak tersedianya waktu yang cukup dan menghindari penumpukan jemaah saat kedatangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah," kata Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya Abdul Haris kepada wartawan di Asrama Haji, Sabtu (25/5/2024).
Sementara pelaksanaan niat ihram, dilakukan jemaah di pesawat saat melewati wilayah Yalamlam. Tepatnya berada di Bandara King Abdul Aziz Jeddah menjelang keberangkatan ke Makkah.
Haris menyebut, imbauan tersebut untuk memberikan kemudahan ke jemaah haji saat perjalanan menuju hotel pemondokan bisa berjalan lancar. Bila calon jemaah haji tidak memakai baju ihram dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), maka harus berganti ihram di bandara.
"Harus bongkar tas dan lain-lain yang membutuhkan waktu lama, yang akibatnya akan terjadi penumpukan jemaah di bandara Jeddah, dan juga berdampak pada keterlambatan pergerakan ke pemondokan," jelasnya.
Berbeda dengan gelombang I yang mendarat di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, para jemaah haji gelombang II mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah dan melanjutkan perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah umrah wajib.
"Jemaah haji Indonesia gelombang kedua ini akan tinggal di Makkah sampai dengan pelaksanaan puncak haji yang akan dimulai dengan Wukuf di Arafah yang diperkirakan jatuh pada Sabtu (15/6/2024) yang akan datang. Selesai berhaji, mereka akan diberangkatkan menuju Madinah untuk melaksanakan ibadah Arbain," pungkasnya.
Pemberangkatan gelombang kedua akan mulai pada 23 Mei-10 Juni 2024. Jemaah haji akan terbang dari Embarkasi di Tanah Air menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
(irb/fat)