Seorang ayah di Jember kerap memboncengkan anak perempuannya yang mengalami keterbelakangan mental atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan sepeda kayuh. Setiap kali dibonceng sang anak selalu memakai pakaian seksi dengan riasan wajah yang mencolok.
Momen ayah membonceng anak berpakaian seksi inilah yang viral usai seorang konten kreator merekam mereka danmengunggahnya di media sosial. Narasinya, sang ayah menjual anaknya sebagai PSK ke pria hidung belang.
Dalam video yang viral, terlihat ayah dan anak ini keluar dari sebuah gang dengan berboncengan sepeda. Berdasarkan penelusuran detikJatim, mereka adalah warga Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Jember.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 3 orang saksi yang menyatakan sama, jika perempuan itu dijual bapaknya," kata salah seorang warga yang enggan namanya disebutkan, Jumat (3/5/2024).
Ayah dan anak ini merupakan keluarga yang kurang mampu. Mereka tinggal berdua dalam satu rumah berukuran kurang lebih 5x6 meter dengan kondisi bangunan rumah yang sudah tidak layak. Ibu anak itu telah meninggal pada 2020.
"Kira-kira ibunya meninggal sekitar tahun 2020," ujarnya.
Camat Jenggawah Endro Lukito mengaku telah melakukan peninjauan ke rumah mereka. Hingga saat ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda eksploitasi anak oleh sang ayah seperti yang dituduhkan di media sosial.
"Nah terkait rumor yang ada di masyarakat, kami mengimbau untuk jangan sampai dikembangkan, karena khawatir hal ini jadi fitnah. Butuh pembuktian lebih lanjut terkait hal ini," ujar Lukito.
Kabar eksploitasi anak ODGJ oleh sang ayah ini terdengar juga oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jember. Tim Dinsos Jember turun ke lokasi untuk memastikan kebenaran kabar itu. Mereka juga belum menemukan tanda-tanda eksploitasi yang dimaksud.
"Dinsos kemarin bersama pak camat, kades, pak kampung dan lainnya melakukan penelusuran dan datang ke lokasi. Dan hasilnya memang kami tidak atau belum menemukan bahwa tuduhan itu benar," ujar Kepala Dinsos Kabupaten Jember Akhmad Helmi Luqman.
"Kita juga tanyakan ke sejumlah tetangga yang informasi awal katanya tahu. Tapi setelah kita tanya ke para tetangga itu, mereka juga tidak tahu pasti. Mereka hanya bilang 'katanya-katanya'. Jadi kami juga belum bisa memastikan," imbuh Helmi.
Sejauh ini tidak ada bukti yang menguatkan bahwa sang bapak telah mengkomersialkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental karena tidak ada saksi yang melihat langsung atas apa yang dituduhkan.
"Jadi, kami dari Dinsos, yang bisa kami lakukan adalah pendampingan, karena kondisi si anak perempuan ini mengalami keterbelakangan mental," ujarnya.
Kapolsek Ambulu AKP Suhartanto juga menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan pengumpulan bahan dan keterangan terkait kabar itu. Dia juga belum menemukan ada bukti yang menguatkan soal kabar bapak yang mengkomersialkan anaknya.
"Bahkan sudah ada yang mengikuti selama 4 hari, tapi tidak mendapatkan bukti," tandasnya.
Fakta pilu di balik kabar bohong Ayah jual anak ODGJ jadi PSK, baca di halaman selanjutnya.
Dinsos Jember telah mendatangi rumah ayah dan anaknya yang ODGJ, yang disebut melakukan eksploitasi dengan menjualnya ke pria hidung belang sebagai PSK. Faktanya, bukti yang mengarah pada tuduhan itu tidak ditemukan. Justru dinsos menemukan sesuatu yang memilukan.
Kepala Dinsos Kabupaten Jember Akhmad Helmi Luqman memaparkan temuan yang dia dapatkan. Anak ODGJ itu sering diolok-olok jelek oleh tetangganya. Hal ini yang diduga mendorong si anak berhias dan mengenakan pakaian seksi saat diajak ayahnya jalan-jalan.
"Dia itu sering diolok-olok sama beberapa warga sekitar. Dibilang jelek. Jadi mungkin itu yang membuat dia akhirnya berpenampilan seperti itu. Ingin menunjukkan kalau tidak jelek. Ya maklum, kan memang dia mengalami keterbelakangan mental. Mungkin juga bapaknya ingin menunjukkan bahwa putrinya itu tidak jelek," kata Helmi.
Helmi mengatakan bapak dan anak itu selama ini memang tinggal berdua di rumah. Ibu dari si anak telah meninggal dunia sedangkan sang bapak sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
"Mereka biasanya jalan-jalan naik sepeda ke arah selatan atau Kecamatan Ambulu. Tujuannya adalah alun-alun Ambulu," kata Helmi.
Video yang viral di medsos ini ternyata sampai juga ke keluarga ayah dan anak ODGJ di Jember tersebut. Salah satu keluarga berinisial MS telah melakukan pelaporan ke polisi. Yang dilaporkan adalah pembuat dan penyebar video di medsos.
"Karena data tidak akurat dari si pemberi informasi. Maka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata MS, paman perempuan ODGJ tersebut. "Seandainya informasi itu akurat, silakan (pelaku) dibawa (ditangkap). Saya selaku Kasun dan juga familinya mempersilahkan kok."
Menurut MS, informasi yang keliru itu telah berdampak negatif terhadap keluarga, terutama kepada keponakannya. Oleh karenanya, laporan polisi perlu dia lakukan. Bahkan akibat informasi yang tidak benar itu keponakannya sampai sakit.
"Karena akibat dari informasi tidak benar itu, keponakan saya jadi korban. Bahkan ini keponakan saya sampai sakit. Tadi kami mendapat kunjungan dari aparat pemerintah, dari Bu Kades, Pak Camat, juga Dinsos lewat Liposos. Kasihan keponakan saya dan bapaknya," kata Ms.
"Saya akan melaporkan orang-orang yang menyebarkan informasi itu. Bahkan saya tidak terima saat ada informasi, keponakan saya dipakai orang tiga bahkan empat, hanya dibayar Rp 30 ribu. Kalau memang benar memang siapa pelakunya?" tandasnya.
MS menegaskan dirinya pernah membuntuti dari belakang ketika keponakannya itu dibawa jalan-jalan naik sepeda oleh sang ayah. Dan mereka memang hanya jalan-jalan saja.
"Yang benar dan saya pernah mengikuti saat membonceng anaknya bersepeda itu. Hanya mengantar si anak atas permintaannya, misalnya ke Ambulu. Itu diantar bersepeda, kalau capek berhenti di tengah jalan," ungkapnya.
"Bahkan pernah saya tahu, saat berhenti anaknya marah-marah. Ya bagaimana lagi, namanya keterbelakangan mental, terus lanjut perjalanan bersepeda lagi. Saya tahu juga, setelah itu sampai berhenti di alun-alun (Kecamatan Ambulu). Kemudian pulang kembali lagi, begitu. Jadi yang dilakukan hanya jalan-jalan saja," pungkas MS.