Hari Anti Bullying dan Melawan Kekerasan Sedunia 4 Mei, Berikut Sejarahnya

Hari Anti Bullying dan Melawan Kekerasan Sedunia 4 Mei, Berikut Sejarahnya

Alifia Kamila - detikJatim
Jumat, 03 Mei 2024 08:33 WIB
sad young boy sitting on the floor with text stop bullying written with chalk on chalkboard. social problems of humanity
Foto: Getty Images/iStockphoto/asiandelight
Surabaya -

Hari Anti Bullying Sedunia atau World Anti Bullying Day diperingati 4 Mei tiap tahun. Peringatan ini bertujuan untuk mendukung lingkungan yang bebas dari bullying.

Maraknya kasus bullying yang viral di media sosial semakin meningkatkan pentingnya memiliki kesadaran tentang bahaya bullying. Terlebih, tindakan kekerasan ini biasa terjadi di lingkungan sekolah.

Bagaimana awal peringatan ini? Yuk, simak serba-serbi Hari Anti Bullying Sedunia berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Hari Anti Bullying Sedunia

Hari Anti Bullying Sedunia yang diperingati setiap 4 Mei menjadi bentuk komitmen untuk mengakhiri segala perundungan, terutama di sekolah. Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi sebagai korban bullying. Sebab, para pelaku cenderung memangsa target yang dinilainya lebih lemah.

Meski tanda-tandanya terlihat jelas, bullying juga dapat terjadi dengan tidak terduga karena bisa terjadi di mana pun. Pelaku melakukan bullying untuk memberikan validasi atas dominasinya terhadap ras, jenis kelamin, seksualitas, atau agama yang dianggapnya lebih remeh.

ADVERTISEMENT

Selain itu, adanya teknologi berupa internet membuat bullying semakin merajalela. Tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, saat ini media sosial maupun situs web turut menjadi sarang bullying.

Padahal, setiap anak memiliki hak untuk tumbuh tanpa mengalami penindasan dan kekerasan, terutama di lingkungan pendidikan yang dirancang sebagai ruang yang aman. Melalui Hari Anti Bullying sedunia, masyarakat diharapkan semakin sadar terhadap bahaya bullying.


Sejarah Hari Anti Bullying Sedunia

Dilansir situs National Day, Hari Anti Bullying Sedunia bermula dari David Shepherd dan Travis Price di Nova Scotia, Kanada pada tahun 2007. Kala itu, keduanya membeli dan membagikan 50 kaos berwarna merah muda untuk untuk menunjukkan dukungan kepada Jadrien Cota.

Jadrien Cota adalah siswa laki-laki yang diintimidasi secara kejam pada hari pertamanya sekolah karena mengenakan kemeja berwarna merah muda. Sejak saat itu, orang-orang mulai mengenakan kemeja berwarna merah muda, ungu, atau biru untuk melawan perundungan.

Kemudian, PBB menetapkan tanggal 4 Mei sebagai Hari Anti Bullying sedunia. Peringatan ini mengingatkan masyarakat global untuk membela siapa pun yang menjadi korban tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau usia.

Cara Menghentikan Bullying

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengentikan perundungan. Adapun berikut ini langkah-langkah untuk menghentikan bullying seperti dikutip dari detikNews.

Belajar dan mengajarkan empati serta membangun budaya untuk menghormati hak-hak anak serta tidak menoleransi intimidasi atau perundungan.

Orang tua, pengasuh, dan guru membutuhkan pelatihan untuk mengenali tanda-tanda pembullyan dan cara menanggapinya.

Anak-anak perlu mendapat penyuluhan dan wadah diskusi untuk menghormati orang lain untuk mencegah dan mengatasi bullying.

Pentingnya pendekatan kepada seluruh sekolah dan lapisan masyarakat untuk mengajak menghentikan bullying.

Hak dan perlindungan anak di setiap negara perlu ditingkatkan untuk mencegah risiko bahaya dari tindakan bullying kepada anak-anak.


Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)


Hide Ads