Hari Crohn dan Kolitis Sedunia 23 Mei, Pengertian hingga Sejarahnya

Hari Crohn dan Kolitis Sedunia 23 Mei, Pengertian hingga Sejarahnya

Hilda - detikJatim
Jumat, 23 Mei 2025 02:00 WIB
Ilustrasi radang usus buntu
Ilustrasi radang usus/Foto: Shutterstock
Surabaya -

Setiap tanggal 23 Mei, dunia memperingati Hari Crohn dan Kolitis Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang penyakit radang usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang hingga kini masih belum memiliki obat dan penyebab pasti.

Yuk kenali apa itu penyakit Crohn dan Kolitis hingga sejarah perayaan Hari Crohn dan Kolitis.

Apa Itu Crohn dan Kolitis?

Crohn dan Kolitis Ulserativa merupakan dua jenis penyakit IBD yang paling sering ditemui. Meski tergolong bukan penyakit umum, data menyebutkan bahwa dalam 20 tahun terakhir jumlah penderita IBD terus mengalami peningkatan. Saat ini, diperkirakan sekitar 7 juta orang di seluruh dunia hidup dengan kondisi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IBD adalah penyakit pencernaan kronis yang dapat menyebabkan berbagai gejala seperti sakit perut, diare, demam, hingga penurunan berat badan drastis. Sayangnya, meskipun berdampak besar terhadap kualitas hidup pasien, masih banyak masyarakat yang belum memahami betapa seriusnya penyakit ini.

Sejarah Hari Crohn dan Kolitis Sedunia

Penyakit kolitis ulserativa pertama kali dibedakan dari diare menular pada tahun 1875 oleh dua dokter asal Inggris, Wilks dan Moxon. Sebelumnya, gangguan dengan gejala serupa memang sudah pernah dilaporkan, namun belum diklasifikasikan sebagai penyakit khusus.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, penyakit Crohn baru dijelaskan secara medis pada tahun 1932 oleh tiga dokter Amerika, yakni Burrill Crohn, Leon Ginzberg, dan Gordon D. Oppenheimer. Mereka melakukan penelitian terhadap 14 pasien dengan keluhan kram perut, diare berkepanjangan, demam, dan berat badan turun.

Hasilnya, ditemukan kondisi peradangan usus yang berbeda dengan tuberkulosis usus yang saat itu umum terjadi. Penyakit tersebut semula dikenal sebagai ileitis regional sebelum kemudian disebut penyakit Crohn.

Upaya Kesadaran dan Penelitian

Kasus IBD sempat lama diabaikan hingga kisah Suzanne Rosenthal di tahun 1956 yang mengalami gangguan pencernaan parah tanpa diagnosis pasti. Pengalaman pribadi itu mendorong keluarga Rosenthal untuk mendanai riset IBD di era 1960-an.

Akhirnya, pada 12 September 1967, National Foundation for Ileitis and Colitis didirikan oleh keluarga Rosenthal, Model, dan Dr. Henry Janowitz. Yayasan ini fokus mendukung penelitian dan kampanye kesadaran tentang Crohn dan Kolitis di masyarakat.

Pentingnya Hari Crohn dan Kolitis Sedunia

Hari Crohn dan Kolitis Sedunia hadir sebagai momentum penting untuk mengenalkan lebih luas tentang penyakit pencernaan kronis ini, sekaligus mengedukasi masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan dukungan moral bagi para penyintas IBD.

Tanpa kesadaran yang cukup, penderita IBD berpotensi mengalami keterlambatan diagnosis yang berdampak pada kondisi kesehatannya.

Itu tadi detikers, penjelasan tentang Hari Crohn dan Kolitis sedunia yang diperingati setiap tanggal 23 Mei. Semoga menambah wawasanmu!




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads