Kemekel

Geng Taruhan Karambol Bubar Saat Pembina Pramuka Ngopi Dikira Polisi

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 19 Mar 2024 22:19 WIB
Ilustrasi. (Foto: Marlinda Oktavia Erwanti/detikcom)
Surabaya -

Sekelompok pemuda di Surabaya Selatan pelan tapi pasti saat melihat pria bercelana coklat masuk ke dalam warung. Sebab, mereka mengira lelaki itu adalah polisi yang sedang menyamar.

Seorang pria bernama Ical mengatakan hal itu terjadi pada Januari 2008 silam. Tepatnya ketika ia masih duduk di bangku SMP. Saat itu, dia bersama sejumlah tetangga dan kerabatnya berkumpul di sebuah warung asyik bermain kartu dan karambol secara bergiliran.

Sebagaimana kebiasaan mereka, setiap kali ngumpul dan main kartu dan karambol itu selalu ada uang taruhan supaya permainan menjadi lebih asyik. Setidaknya menurut mereka begitu. Tapi tidak bagi polisi.

"Saat itu sama om saya. Yang main om saya sama teman-teman kampungnya. Setiap bermain itu pasti ada judinya, ya, nominalnya (taruhan) kecil," kata Ical kepada detikJatim, Selasa (19/3/2024).

Permainan pun berlangsung seru hingga larut malam. Usai bermain, mereka nonton bareng liga Inggris. Kemudian, melanjutkan taruhan bola mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 10 ribu.

Pada dini hari itulah seorang pria datang ke warkop tersebut. Dia mengenakan sepatu pantofel hitam yang mengkilat, dirangkai dengan celana kain warna cokelat dan jaket kulit.

"Ada cowok datang pakai pakaian rapi banget, harum, pakai sepatu pantofel hitam kinclong. Semua orang di warung yang lagi asyik judi itu langsung lihat ke arah celana dan sepatunya. Kok kayak nggak asing," papar pria yang saat ini sudah berusia 31 tahun itu.

Seketika, belasan orang di lokasi itu terdiam. Pandangan tertuju pada lelaki itu. Merasa tak ada yang aneh, lelaki itu justru menghampiri. Bahkan, dirinya turut nobar pertandingan bola kala itu.

Perlahan, semua orang mulai memasukkan uang, kartu, dan mengemas semua barang pribadi. Suara sorakan dan guyonan yang sebelumnya begitu riuh, langsung berubah senyap. Hanya suara komentator dan suasana pertandingan TV yang mendominasi.

Paman Ical pun langsung berbisik kepada dirinya. Kemudian sang paman mengajaknya untuk segera pergi dari warung itu dengan cara mengendap-endap, jangan sampai bikin gerakan yang mencurigakan.

"Saya dibisiki om saya, 'ayo ndang ngalih, onok polisi, tapi nggak usah mlayu, mlakue biasa ae' (Ayo buruan pergi, ada polisi, tapi tidak perlu lari, jalannya biasa saja)," ujarnya.

Ical pun enggan menuruti keinginan pamannya. Sebab, pertandingan babak kedua baru saja dimulai. Tidak berselang lama Ical melihat orang-orang di sekitarnya sudah tidak ada di tempat masing-masing, begitu juga pamannya yang sudah lebih dulu meninggalkan dirinya.

Ternyata... baca di halaman selanjutnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork