Sekelompok pemuda di Surabaya Selatan pelan tapi pasti saat melihat pria bercelana coklat masuk ke dalam warung. Sebab, mereka mengira lelaki itu adalah polisi yang sedang menyamar.
Seorang pria bernama Ical mengatakan hal itu terjadi pada Januari 2008 silam. Tepatnya ketika ia masih duduk di bangku SMP. Saat itu, dia bersama sejumlah tetangga dan kerabatnya berkumpul di sebuah warung asyik bermain kartu dan karambol secara bergiliran.
Sebagaimana kebiasaan mereka, setiap kali ngumpul dan main kartu dan karambol itu selalu ada uang taruhan supaya permainan menjadi lebih asyik. Setidaknya menurut mereka begitu. Tapi tidak bagi polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu sama om saya. Yang main om saya sama teman-teman kampungnya. Setiap bermain itu pasti ada judinya, ya, nominalnya (taruhan) kecil," kata Ical kepada detikJatim, Selasa (19/3/2024).
Permainan pun berlangsung seru hingga larut malam. Usai bermain, mereka nonton bareng liga Inggris. Kemudian, melanjutkan taruhan bola mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 10 ribu.
Pada dini hari itulah seorang pria datang ke warkop tersebut. Dia mengenakan sepatu pantofel hitam yang mengkilat, dirangkai dengan celana kain warna cokelat dan jaket kulit.
"Ada cowok datang pakai pakaian rapi banget, harum, pakai sepatu pantofel hitam kinclong. Semua orang di warung yang lagi asyik judi itu langsung lihat ke arah celana dan sepatunya. Kok kayak nggak asing," papar pria yang saat ini sudah berusia 31 tahun itu.
Seketika, belasan orang di lokasi itu terdiam. Pandangan tertuju pada lelaki itu. Merasa tak ada yang aneh, lelaki itu justru menghampiri. Bahkan, dirinya turut nobar pertandingan bola kala itu.
Perlahan, semua orang mulai memasukkan uang, kartu, dan mengemas semua barang pribadi. Suara sorakan dan guyonan yang sebelumnya begitu riuh, langsung berubah senyap. Hanya suara komentator dan suasana pertandingan TV yang mendominasi.
Paman Ical pun langsung berbisik kepada dirinya. Kemudian sang paman mengajaknya untuk segera pergi dari warung itu dengan cara mengendap-endap, jangan sampai bikin gerakan yang mencurigakan.
"Saya dibisiki om saya, 'ayo ndang ngalih, onok polisi, tapi nggak usah mlayu, mlakue biasa ae' (Ayo buruan pergi, ada polisi, tapi tidak perlu lari, jalannya biasa saja)," ujarnya.
Ical pun enggan menuruti keinginan pamannya. Sebab, pertandingan babak kedua baru saja dimulai. Tidak berselang lama Ical melihat orang-orang di sekitarnya sudah tidak ada di tempat masing-masing, begitu juga pamannya yang sudah lebih dulu meninggalkan dirinya.
Ternyata... baca di halaman selanjutnya.
Lelaki itu bertanya kepada Ical dan ibu pedagang di warung itu. Ke mana perginya semua orang? Hingga pria itu menyampaikan pengakuan yang membuat Ical tertawa terbahak-bahak.
"Orangnya sempat tanya ke saya sama bulik (pedagang warung), 'Loh, wong-wong kok buyar kabeh le, bal-balane durung buyar loh!' (Loh, orang-orang kok bubar semua, dek, padahal sepakbolanya belum selesai loh)," jelasnya.
Ical pun menyampaikan kepada pria itu bahwa orang-orang itu takut kepadanya. Ical menyampaikan bahwa orang-orang mengira pria itu adalah polisi.
Sontak, lelaki itu membuka jaket dan menyatakan padanya bahwa dirinya bukan polisi. Melainkan seorang pembina pramuka yang sedang melakukan Persami di sekitar lokasi.
"Dia bilang 'aku duduk polisi, aku ngajar Pramuka. Iku loh onok Persami (perkemahan sabtu malam minggu), mrene golek rokok karo ate ndelok bal-balan, lah lapo wedi karo aku!' (Aku bukan polisi, aku mengajar pramuka, itu loh ada Persami, saya ke sini cari rokok sama mau lihat pertandingan bola, lah kenapa orang-orang kok takut dengan saya)," tuturnya.
Mengetahui hal itu, Ical pun tertawa. Dia bergegas pulang ketika pertandingan usai. Kemudian, Ical pun menyampaikan kepada pamannya bahwa lelaki itu bukan lah seorang polisi dan tidak bermaksud menggerebek para penjudi di warkop.
"Paman saya ya ketawa, tapi dia kesal karena ada duitnya yang dibawa temannya gara-gara buru-buru pulang ketakutan itu," tutupnya.
Kemekel merupakan salah satu rubrik khas detikJatim yang mengisahkan tentang sisi lucu dan kisah menggelitik sebuah peristiwa. Kemekel tayang setiap Selasa. Baca Kemekel di sini dan tetap setia membaca konten-konten menarik detikJatim!