7 Peringatan Penting di Akhir Tahun 31 Desember

7 Peringatan Penting di Akhir Tahun 31 Desember

Firtian Ramadhani - detikJatim
Selasa, 31 Des 2024 10:50 WIB
Ilustrasi tanggal 31 dalam Kalender
Ilustrasi kalender. Cek daftar hari besar 31 Desember. Foto: Freepik/juicy_fish
Surabaya -

Tanggal 31 Desember jatuh pada hari Selasa dalam kalender Masehi. Pada hari ini, ada sejumlah peringatan penting. Peringatan hari besar ini mengajak untuk mengenang peristiwa bersejarah hingga perayaan tradisi. Apa Saja?

Pada tanggal ini, ada sejumlah peringatan penting baik dalam skala nasional maupun internasional. Berikut daftar peringatan penting yang dirayakan pada tanggal 31 Desember, serta berbagai maknanya bagi setiap masyarakat.

Hari Besar 31 Desember

Peringatan hari besar 31 Desember, di antaranya Malam Tahun Baru 2025, Hari Peristiwa Ledakan Bom Tahun Baru 2002 dan 2005, Hari Pembubaran VOC Setelah Bangkrut, Hari Pemutaran Perdana Film Produksi Indonesia, Hari Sampanye Nasional, dan masih banyak lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Malam Tahun Baru 2025

Dilansir dari laman National Today, malam tahun baru datang setahun sekali pada 31 Desember, yang entah bagaimana berlalu begitu cepat. Banyak di antara kita yang tidak benar-benar memikirkan alasan di balik tradisi mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang lama dan menyambut tahun baru pada malam itu.

Bahkan, bagi sebagian orang, malam tahun baru tidak memiliki perayaan khusus. Namun, momen tengah malam pada 31 Desember tetap menjadi saat untuk mengenang perjalanan tahun yang telah berlalu dan berharap pada harapan baru di tahun yang akan datang.

ADVERTISEMENT

Malam tahun baru, yang jatuh pada 31 Desember, adalah hari terakhir dari tahun ini, yang penuh dengan perasaan campur aduk. Ini adalah waktu merenungkan suka duka sepanjang tahun yang telah berlalu, sambil bersiap merayakan kedatangan tahun baru dengan harapan baru dan awal yang segar.

31 Desember juga menandai akhir tahun kalender Gregorian, yang saat ini digunakan di hampir seluruh dunia. Sebelumnya, peradaban kuno memakai berbagai sistem kalender untuk melacak waktu. Kalender Gregorian, yang diperkenalkan pada 1582 oleh Paus Gregorius XIII, menggantikan sistem kalender Romawi kuno yang berlandaskan siklus bulan.

Kalender ini adalah modifikasi dari kalender Julian yang diperkenalkan Julius Caesar pada 44 SM. Perubahan besar terjadi pada 4 Oktober 1582, ketika kalender baru diterapkan, mengharuskan penghilangan beberapa hari untuk menyesuaikan transisi dari kalender lunar ke solar.

Selain itu, Paus Gregorius XIII juga menetapkan setiap tahun akan dimulai pada 1 Januari, bukan 1 April, sebagai bagian dari upaya merayakan Dewa Romawi Janus, dewa awal dan pintu. Meski keputusan ini tidak memiliki dasar astronomi, menjadikan tanggal 1 Januari sebagai titik awal yang sempurna untuk kalender baru.

Hari ini adalah saat yang tepat untuk merenungkan perjalanan tahun lalu, dengan segala suka dan dukanya. Namun, di sisi lain, malam ini juga menjadi momen bagi banyak orang untuk merayakan dan menyambut tahun baru dengan semangat yang penuh keceriaan.

Perayaan malam tahun baru sendiri hadir dengan beragam cara di seluruh dunia. Ada yang merayakannya dengan kemeriahan kembang api, mengadakan acara makan malam bersama keluarga, atau bahkan cukup di rumah sambil mengirimkan ucapan selamat tahun baru kepada orang-orang terdekat.

2. Hari Peristiwa Ledakan Bom Tahun Baru 2002 dan 2005

Pada tahun 2002, Indonesia diguncang serangkaian peristiwa ledakan bom yang mengejutkan. Di Jakarta, sebuah bom granat meledak di depan rumah makan di Jakarta Selatan pada pukul 03.30 WIB. Ledakan tersebut mengakibatkan dua orang mengalami luka berat dan merusak dua mobil.

Sementara itu, di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di gereja-gereja pada hari yang sama, salah satunya sekitar pukul 09.30 Wita. Salah seorang anggota polisi, Baratu Yani Afianto, tewas saat berusaha menjinakkan bom, dan keempat gereja yang menjadi sasaran mengalami kerusakan.

Ledakan-ledakan ini didalangi dua gembong teroris asal Malaysia, Dr Azahari dan Noordin M Top, yang juga terlibat dalam sejumlah aksi teror lainnya, seperti bom Bursa Efek Jakarta dan bom Malam Natal 2000.

Tiga tahun setelah serangan tersebut, pada 31 Desember 2005, ledakan bom kembali terjadi di Palu, Sulawesi Tengah. Sebuah alat peledak improvisasi yang diyakini berupa bom paku meledak sekitar pukul 07.00 pagi di pasar daging Palu, yang ramai dikunjungi masyarakat Kristen yang berbelanja untuk perayaan tahun baru.

Peristiwa tragis ini menewaskan delapan orang dan melukai 53 orang lainnya. Serangan tersebut didalangi jaringan teroris Jemaah Islamiyah, yang terhubung dengan tewasnya Dr Azahari dalam sebuah penyergapan di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005.

Seperti diketahui, adanya kedua serangan bom ini mencerminkan kekejaman terorisme yang merusak kedamaian dan keamanan negara, serta menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat luas.

3. Hari Pembubaran VOC Setelah Bangkrut

Pada tanggal 20 Maret 1602, Persatuan Perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan sebagai persekutuan dagang asal Belanda yang diberi hak monopoli atas perdagangan di Asia.

VOC dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia dan yang pertama kali memperkenalkan sistem pembagian saham. Selama lebih dari 200 tahun, perusahaan ini menguasai perdagangan di nusantara.

Namun, pada 31 Desember 1799, VOC menghadapi keruntuhan akibat korupsi yang melibatkan banyak pejabatnya, serta semakin menumpuknya utang yang sulit dilunasi. Kondisi ini menyebabkan VOC bangkrut dan akhirnya dibubarkan Gubernur Jenderal VOC Van Overstraten.

Akibatnya, seluruh aset beserta utang perusahaan tersebut diambil alih pemerintah Belanda. Dengan ini, peristiwa pembubaran VOC tersebut menandai akhir dari persatuan perusahaan itu, khususnya di kawasan Asia.

4. Hari Pemutaran Perdana Film Produksi Indonesia

Loetoeng Kasaroeng adalah film pertama yang diproduksi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang dirilis tahun 1926 oleh NV Java Film Company. Disutradarai dan diproduseri L Heuveldorp, dengan sinematografer G Krugers, film ini menampilkan para pemeran pribumi, menjadikannya film pertama yang melibatkan penduduk asli sebagai bintang utama.

Pada tanggal 31 Desember 1926, Loetoeng Kasaroeng diputar perdana di Bioskop Oriental dan Elita di Bandung. Sebagai film fitur pertama yang diproduksi di Indonesia, Loetoeng Kasaroeng juga menjadi karya sinematik pertama yang menampilkan pemeran pribumi.

Iklan-ikannya dimuat dalam publikasi berbahasa Belanda dan Melayu, memperkenalkan film ini kepada masyarakat luas. Film tersebut hanya tayang selama seminggu, dengan pertunjukan gamelan Sunda yang disajikan secara langsung sebagai musik pengiring.

Setelah penayangan film perdana, Loetoeng Kasaroeng kembali diputar di bioskop Mignon di Cirebon pada 14-17 Februari 1927, pemutaran ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai tonggak penting dalam sejarah perfilman Indonesia.

5. Hari Sampanye Nasional

Hari Sampanye Nasional yang dirayakan secara informal setiap tanggal 31 Desember adalah momen menikmati minuman bersoda yang elegan. Bertepatan dengan malam tahun baru, hari ini memberikan kesempatan sempurna bagi para penggemar sampanye.

Hari ini pertama kali disebutkan dalam buku pada pertengahan 2000-an, dirayakan setiap 31 Desember sebagai momen menikmati minuman ikonik ini. Meskipun tidak memiliki tanggal resmi yang terdaftar, perayaan ini sering kali bertepatan malam tahun baru, menjadikannya tradisi merayakan pergantian tahun dengan sampanye.

Pada 2007, buku Practically Useless Information on Food dan Drink Wine Enthusiast mencatat adanya hari libur ini, yang semakin populer setelah tagar #NationalChampagneDay muncul di Twitter pada 2010, terutama selama bulan Desember dan Januari.

Restoran dan penyedia minuman memanfaatkan kesempatan ini untuk mengadakan acara spesial bertema sampanye guna menarik pelanggan. Sampanye, yang kini identik dengan perayaan mewah, berasal dari wilayah timur laut Prancis.

Sejarahnya dimulai pada abad ke-5, ketika bangsa Romawi pertama kali menanam kebun anggur untuk membuat sampanye. Versi bersoda dari anggur ini mulai dikenal pada abad ke-18, setelah Louis XIV wafat dan istana Duke of OrlΓ©ans menjadikannya minuman pilihan bangsawan.

Pada abad ke-19, industri sampanye modern mulai berkembang, melahirkan beberapa merek terkenal seperti Krug, Pommery, dan Bollinger. Namun, dua Perang Dunia menghambat pertumbuhannya, dan pasar internasionalnya, termasuk Rusia dan Amerika, terpengaruh Revolusi Rusia dan Larangan.

Di era modern, popularitas sampanye kembali melonjak, dengan penjualannya meningkat pesat sejak 1950. Saat ini, wilayah Champagne di Prancis memproduksi lebih dari 200 juta botol sampanye setiap tahunnya, dengan pasar global yang luas.

Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, otoritas Prancis bahkan berencana memperluas wilayah produksi yang kini mencakup lebih dari 86.000 hektar. Sampanye kini tidak hanya dikenal sebagai simbol kemewahan, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari perayaan-perayaan besar di seluruh dunia.

6. Hari Pahlawan Nasional (Timor Leste)

Hari Pahlawan Nasional diperingati setiap 31 Desember menjadi waktu bagi masyarakat Timor Timur untuk merenungkan perjalanan sejarah yang penuh darah dan perjuangan menuju kemerdekaan. Terutama di bawah kepemimpinan Nicolau Lobato.

Rakyat Timor Timur berjuang melawan pendudukan Indonesia dengan semangat yang tak tergoyahkan. Meskipun Lobato akhirnya ditangkap dan dibunuh tentara penjajah, ia tetap dikenang sebagai pahlawan nasional dan menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan asing.

Pada hari ini, seluruh masyarakat juga diajak untuk menghormati perjuangan para pahlawan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memajukan masa depan, sambil menghargai nilai-nilai yang diwariskan bangsa mereka.

Hari Pahlawan Nasional di Timor Timur untuk mengenang pengorbanan besar Nicolau Lobato, perdana menteri pertama negara tersebut. Hari ini menjadi momen penting untuk menghormati keberanian dan kepahlawanan Lobato yang memainkan peran vital dalam perjuangan kemerdekaan Timor Timur.

Negara yang sebelumnya bagian dari Portugis ini meraih kemerdekaan pada 1975, namun segera dijajah Indonesia. Lobato berjuang keras untuk membebaskan tanah airnya, hingga akhirnya tewas setelah tertembak pasukan Indonesia di dekat Gunung Mindelo.

Jenazahnya hilang hingga kini, dan pemerintah Timor Timur masih berusaha mencari sisa-sisa pengorbanannya. Sebagai bentuk penghormatan, Bandara Internasional Timor Timur dinamai Lobato, mengabadikan jasa-jasanya yang tak ternilai bagi bangsa.

7. Hari Meditasi Perdamaian Dunia

Setiap tanggal 31 Desember, sehari sebelum memasuki tahun baru, diperingati sebagai Hari Meditasi Perdamaian Dunia. Hari ini bertujuan mempromosikan keberagaman dan perdamaian melalui praktik meditasi.

Tujuan ini didukung penelitian yang dilakukan para ilmuwan untuk mengungkap penyebab perang dan mengembangkan langkah-langkah pencegahannya. Salah satu eksperimen penting dilakukan pada 1980-an di Yerusalem, yang menguji apakah meditasi dapat meningkatkan perdamaian.

Bahkan, lebih dari seribu peserta mengikuti eksperimen tersebut, di mana mereka diminta berlatih meditasi bersama dalam kelompok. Hasil eksperimen ini menunjukkan peningkatan perdamaian dan toleransi, yang terlihat dari berkurangnya kejahatan dan kekerasan di kota-kota besar Lebanon.

Selain itu, peneliti juga mengamati bahwa kelompok meditasi tetap tenang dan rileks. Oleh karena itu, merayakan Hari Meditasi Perdamaian Dunia dengan bermeditasi dapat membantu masyarakat untuk tetap berpikir positif dan mendukung terciptanya perdamaian.

Nah itu dia sederet peringatan penting pada hari terakhir di bulan Desember. Ada peringatan malam tahun baru, hingga peristiwa ledakan bom tahun baru yang terjadi puluhan tahun silam. Semoga informasi ini bermanfaat detikers!

Artikel ini ditulis oleh Firtian Ramadhani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/irb)


Hide Ads