Warga Tanggulangin Resah Debit Air Tanggul Penahan Lumpur Sidoarjo Naik

Warga Tanggulangin Resah Debit Air Tanggul Penahan Lumpur Sidoarjo Naik

Suparno - detikJatim
Kamis, 14 Mar 2024 16:30 WIB
Tanggul penahan lumpur Sidoarjo
Tanggul penahan lumpur Sidoarjo (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Warga Desa Gempolsari, Tanggulangin, Sidoarjo resah. Warga resah lantaran debit air di pond (kolam) penampungan lumpur Sidoarjo terus naik. Warga takut tanggul penahan lumpur itu jebol.

Pantauan detikJatim di atas tanggul, jarak permukaan air dengan bibir tanggul masih sekitar 100 centimeter. Namun, tanggul lumpur di titik 68 itu pernah ambles pada 5 Oktober 2018.

Padahal Desa Gempolsari berada di bawah tanggul penahan lumpur. Warga yang menempati desa tersebut ada 6 RT yang terdiri dari ratusan warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sukardi (53), warga Desa Gempolsari mengatakan saat musim hujan seperti ini, ratusan warga yang masih tinggal di sana merasa resah. Mereka takut apabila tanggul penahan lumpur itu jebol.

"Warga yang tinggal di RT 11 hingga RT 16 ini resah dan khawatir apabila tanggul penahan lumpur itu jebol," kata Sukardi kepada detikJatim di depan rumahnya, Kamis (14/3/2024).

ADVERTISEMENT
Tanggul penahan lumpur SidoarjoKondisi rumah warga di bawah tanggul penahan lumpur Sidoarjo Foto: Suparno/detikJatim

"Bahkan semua warga di 6 RT ini setiap malamnya tidak bisa tidur nyenyak, lantaran kepikiran seandainya tanggul penahan lumpur itu jebol, jadi apa warga yang rumahnya di bawah tanggul ini," imbuh Sukardi.

Hal yang sama disampaikan oleh Wasita (56). Ia mengaku bahwa seluruh keluarganya masih menempati rumah yang posisinya masih di bawah tanggul penahan lumpur. Ketinggian tanggul tersebut sekitar 11 meter. Sementara saat ini, debit air yang berada di pond tersebut setiap hari terus bertambah dengan air hujan.

"Hampir setiap hari hujan, warga merasa resah dengan kondisi tanggul tersebut, apabila sewaktu-waktu tanggul tersebut jebol," kata Wasita.

Menurut Wasita, warga di enam RT ini sudah lama merasa hidup tidak nyaman. Terhitung sejak adanya tanggul penahan lumpur. Sejak saat ini, banyak rumah warga yang rusak karena terdampak.

"Selain itu warga juga kesulitan dengan air bersih, setiap hari untuk kebutuhan sehari-hari harus membeli air bersih," jelas Wasita.

Sementara itu, Suhar (32) mengaku keresahan yang dirasakan oleh warga Desa Gempolsari ini sudah lama sejak dibentuknya Pelaksana Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (PPLS) yang membuat tanggul penahan lumpur.

"Tanggul penahan lumpur itu pernah ambles pada bulan Oktober 2018, dikhawatirkan warga pada saat debit air tinggi seperti ini tanggulnya ambles," kata Suhar.

"Warga Desa Gempolsari berharap, PPLS untuk segera mengurangi debit air yang berada di pond titik 67 untuk dialirkan ke Sungai Porong, agar warga tidak resah," tandas Suhar.




(hil/iwd)


Hide Ads