Warga Korban Lumpur Sidoarjo Ziarah Kubur di Atas Tanggul

Warga Korban Lumpur Sidoarjo Ziarah Kubur di Atas Tanggul

Suparno - detikJatim
Minggu, 10 Mar 2024 20:11 WIB
Warga korban lumpur Sidoarjo berziarah kubur di atas tanggul.
Warga korban lumpur Sidoarjo berziarah kubur di atas tanggul (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Jelang bulan suci Ramadan warga Kecamatan Porong masih memegang teguh tradisi ziarah kubur ke makam keluarga yang sudah meninggal. Tradisi itu dilakukan warga korban lumpur Sidoarjo yang melakukan ziarah kubur di atas tanggul Lumpur Sidoarjo.

Mereka berziarah kubur di atas tanggul penahan lumpur karena tempat pemakaman umum (TPU) warga korban lumpur sudah terendam oleh lumpur sejak 2008.

Pantauan detikJatim di atas tanggul penahan lumpur di titik 21, bekas lokasi Kelurahan Siring di Kecamatan Porong, tampak sejumlah warga korban lumpur asal Kelurahan Siring naik tanggul bersama keluarga sembari membawa bunga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya ziarah kubur itu dilakukan bersama-sama atau berjemaah, kali ini dilakukan secara pribadi bersama keluarga masing-masing. Seperti yang dilakukan Suwaji (59), mantan warga Kelurahan Siring yang saat ini sudah pindah ke wilayah Kejapanan, Pasuruan.

"Setiap tahun menjelang bulan suci Ramadan, kami sekeluarga rutin melakukan ziarah kubur di atas tanggul penahan lumpur," kata Suwaji di atas tanggul, Minggu (10/3/2024).

ADVERTISEMENT
Warga korban lumpur Sidoarjo berziarah kubur di atas tanggul.Warga korban lumpur Sidoarjo berziarah kubur di atas tanggul. (Foto: Suparno/detikJatim)

"Karena ahli waris kubur kedua orang tua saya, terendam oleh Lumpur Lapindo sejak 2008. Saat mau kirim doa kepada orang tua ya terpaksa di atas tanggul ini," imbuh Suwaji.

Hal yang sama disampaikan oleh Erwin (42), mantan warga Kelurahan Siring, RT 5, RW 1 yang saat ini pindah di Desa Jati, Kecamatan Kota, Sidoarjo, mengaku bahwa setiap menjelang bulan Ramadan dirinya bersama keluarga selalu ziarah kubur di atas tanggul.

"Ini rutin dilakukan setiap menjelang bulan Ramadan, meski sekarang hanya tampak tanggul penahan lumpur. Namun di lokasi ini kedua orang tua kami dimakamkan," kata Erwin.

Ucapan serupa juga disampaikan oleh Rizal (29) mantan warga Kelurahan Siring RT 4, RW 1, mengaku bahwa pada saat terjadi semburan lumpur tahun 2006 yang silam dirinya masih belum beristri. Saat ini sudah mempunyai anak dua, meski begitu dia bersama keluarga tetap melakukan tradisi leluhurnya.

"Ziarah kubur ini merupakan warisan tradisi leluhur. Karena kakek dan neneknya dimakamkan di Siring, kami berkewajiban ziarah kubur di sini meski sekarang menjadi tanggul penahan lumpur," kata Rizal.




(dpe/iwd)


Hide Ads