Video 3 gadis diduga murid di salah satu Madrasah Diniyah di Pasuruan goyang ngebor di acara Haflatul Imtihan atau wisuda mendapat cercaan dari warganet. Ketiga anak yang tampil di panggung dengan berjoget memperagakan goyang 'ngebor' itu dianggap tak patut.
Segera saja video berdurasi 29 detik di mana terlihat 3 anak memakai hot pants putih dan baju warna biru langit joget di atas panggung itu dibagikan banyak akun media sosial. Apalagi di dalam video itu para penonton terdengar berteriak seakan memberikan semangat kepada ketiga anak itu.
Terdengar samar di tengah joget dan musik itu suara seorang pria dari speaker mengiringi dengan seruan "ah... ah... ah..." saat penampil goyang 'ngebor'. Terlihat banner yang tertulis Haflah Imtihan Madrasah Diniyah Roudlotul Ulum yang berada di Desa Tundosoro, Kecamatan Kejayan, Pasuruan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penghakiman oleh warganet pun dimulai. Banyak warganet yang menghujat dan menyebutkan bahwa aksi joget di acara Haflatul Imtihan itu tidak seharusnya diadakan dan tidak pantas diadakan.
Warga Pasuruan yang kental dengan tradisi keagamaan pun turut menyampaikan kekecewaan. Menurut warga, aksi joget ngebor itu dianggap melanggar nilai-nilai keagamaan dan norma di masyarakat.
"Kenapa bisa panitia membiarkan hal yang tidak pantas itu terjadi. Semoga tidak terulang kembali," kata Reza, salah satu warga Pasuruan.
Tifatul, warga lain menyalahkan panitia atas aksi itu. Menurutnya apa yang terjadi di madrasah tersebut harus segera ditindak oleh pemerintah maupun pihak berwajib.
"Panitanya yang nggak bisa itu. Seharusnya pemerintah juga segera memberi tindakan atau pembinaan pada madrasah tersebut," ujarnya.
Polsek Kejayan, Polres Pasuruan segera mengambil langkah. Polisi berniat memfasilitasi pertemuan antara pihak madrasah dengan tokoh agama dan organisasi keagamaan setempat.
"Kami sudah matur (ngomong) ke pihak madrasah, minta waktu dilakukan pertemuan dengan para tokoh agama. Tadi sudah setuju," kata Kapolsek Kejayan AKP Marti.
Lewat pertemuan itu, diharapkan ada komunikasi antara pihak madrasah, tokoh agama, dan organisasi keagamaan berkaitan dengan heboh 3 gadis goyang 'ngebor' di acara Haflatul Imtihan.
Pada akhirnya pihak Madrasah Diniyah (Madin) Roudlotul Ulum menyampaikan klarifikasi. Mereka mengaku kecolongan dengan penampilan goyang 'ngebor' di acara Haflatul Imtihan. Menurut pengurus Madin, penampilan itu jelas melanggar aturan madin, terlebih norma agama.
"Memang kegiatan hiburan dalam rangkaian imtihan sudah ada sejak dulu. Kami terus anjurkan kegiatan hiburan yang Islami. Dua tahun sempat tidak ada kegiatan hiburan, baru-baru ini banyak permintaan wali murid diadakan hiburan lagi dalam rangkaian Imtihan," ujar Kepala Madin Roudlotul Ulum, Ustaz Ahmad Khusairi.
Khusairi menyampaikan itu setelah menyampaikan klarifikasi kepada pihak MWC NU Kejayan. Menurutnya, tahun ini acara hiburan dalam rangkaian imtihan di Madin akhirnya diadakan lagi dengan syarat harus penampilan Islami.
"Saya sebagai kepala madrasah tetap mengharuskan yang Islami," jelas Ustaz Khusairi. "Karena zaman sekarang zaman HP, mereka belajar sendiri di rumah untuk tampil di Imtihan. Kami tidak tahu tiba-tiba ada penampilan seperti itu, apalagi pakaian seperti itu," ujarnya.
Permintaan maaf Madin, baca di halaman selanjutnya.
Pada akhirnya pihak Madrasah Diniyah (Madin) Roudlotul Ulum, Desa Tundosoro, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan meminta maaf atas penampilan goyang 'ngebor' di acara imtihan. Pihak Madin berjanji tidak akan membiarkan kejadian itu terulang kembali.
"Saya, Ahmad Khusairi kepala Madrasah Diniyah Roudlotul Ulum Dusun Krajan, Desa Tundosoro, Kecamatan Kejayan, menyampaikan permohonan maaf kepada para guru, kiai dan juga masyarakat luas, atas hal yang tidak pantas dan ramai di medsos yakni penampilan anak-anak dalam rangka haflatul imtihan pada Senin 4 Maret 2024," kata Kepala Madin Roudlotul Ulum, Ustaz Ahmad Khusairi, Jumat (8/3/2024).
Khusairi menyampaikan itu setelah mengikuti pertemuan dengan tokoh agama dan perwakilan NU di Kantor MWC NU Kejayan. Dalam pertemuan yang difasilitasi Polsek Kejayan itulah dia sampaikan permintaan maaf.
"Kami mohon maaf juga kepala seluruh lembaga yang namanya sama dengan Roudlotul Ulum Desa Tundosoro," imbuhnya.
Ustaz Khusairi berjanji tidak akan membiarkan penampilan yang tidak sesuai syariat Islam kembali menodai acara imtihan. Pihak Madin siap diberi sanksi sesuai ketentuan yang berlaku jika penampilan yang tidak sesuai norma agama itu terulang.
"Kami tidak akan mengulangi penampilan-penampilan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Apabila di kemudian hari terjadi lagi, kami siap menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku," pungkasnya.
Ketua PAC GP Ansor Kejayan, M Miqdad Ufair, berharap peristiwa di Madin Roudlotul Ulum tidak terulang lagi. Ia berharap kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi semua lembaga agama.
"Dari NU, Banom Ansor, menyayangkan hal ini ya. Imtihan ini kan syukuran, tasyakuran madrasah yang mana harusnya sesuai dengan aturan norma agama," jelasnya.
"Tapi peristiwa ini jadi pelajaran bagi kita semua, bahwa seluruh lembaga agama, diharapkan, dimohon tidak melaksanakan imtihan dengan acara yang keluar dari norma agama," pungkasnya.
Bukan hanya kali ini saja, aksi panggung yang dianggap tidak pantas pernah viral di Pasuruan pada Maret 2022. Bahkan pada saat itu ada 2 peristiwa yang viral dan sama-sama mendapatkan cercaan dari warganet.
Peristiwa pertama yakni video memperlihatkan 3 orang gadis berjoget di atas panggung Haflah Akhirussanah di salah satu Madin di Desa Pulokerto, Kecamatan Kraton.
Sedangkan peristiwa kedua terjadi pada pekan berikutnya, yakni video viral 4 perempuan berjoget gaya serupa di acara imtihan sebuah pesantren yang berada di Desa Wates, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan.