Mereka akan bertolak ke kampung halaman masing-masing baik di Madura maupun di kepulauan sekitarnya naik kapal fery dari Pelabuhan Jangkar, Asembagus.
Salah satu koordinator kepulangan santri, Ahmad Rozikin mengatakan para santri itu berasal dari Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, dan sejumlah ponpes lain di sekitarnya.
"Dari Ponpes Sukorejo sekitar 700 santri. Ditambah beberapa lainnya dari Asembagus dan sekitarnya," katanya ditemui detikJatim di Pelabuhan Antarpulau, Jangkar, Sabtu (2/3/2024).
Sesuai dengan tradisi para santri asal Madura selalu pulang lebih awal menjelang Ramadhan sehingga bisa mengawali Bulan Puasa bersama keluarga di rumah masing-masing.
"Memang sudah jadi tradisi para santri di pondok. Puasa awal Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri bersama keluarga masing-masing. Momen ini pasti ditunggu-tunggu para santri luar daerah," ujarnya.
Ya, para santri itu akan menikmati libur panjang. Pulang ke rumah sebelum Ramadhan dan baru akan kembali ke pondok sekitar 10 hari atau 2 minggu setelah Lebaran Idul Fitri.
Baca juga: 5 Manfaat Ziarah Kubur Menjelang Ramadan |
Meski demikian, libur panjang itu bukan berarti santri bisa sepenuhnya menikmati waktu santai di kampung halaman. Mereka tetap diberi tugas mengamalkan ilmu ke masyarakat.
"Mereka tetap harus berbaur dengan masyarakat. Ilmu yang sudah diberikan dari pondok harus diamalkan. Mereka tetap harus membuat laporan," tandas Rozikin.
Salah seorang santri yang hendak pulang kampung bernama Samsudi mengakui momen pulang kampung itu memang ditunggu para santri. Karena momen itu datang hanya setahun sekali.
"Momentum itu yang ditunggu. Karena kami bisa sebulan penuh dan khusyuk menjalankan ibadah Ramadhan di rumah," kata Samsudi.
(dpe/fat)