Indonesia Negara ke-3 Tingkat Kematian Ibu-Bayi di ASEAN, Ini Langkah Unair

Indonesia Negara ke-3 Tingkat Kematian Ibu-Bayi di ASEAN, Ini Langkah Unair

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 28 Feb 2024 02:00 WIB
FK Unair menunjukkan model boneka sedang pendarahan saat melahirkan untuk pembelajaran Prodi Kebidanan.
FK Unair menunjukkan model boneka sedang pendarahan saat melahirkan untuk pembelajaran Prodi Kebidanan. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Indonesia menempati urutan ke-3 di ASEAN dengan kasus kematian ibu dan bayi terbanyak. Kasus ini pun menjadi PR bagi pemerintah dan tenaga kesehatan.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Prof Dr dr Budi Santoso mengatakan, harus ada langkah konkret menekan kematian ibu dan bayi di Indonesia. Khususnya di Surabaya dan Jawa Timur.

Salah satu cara yang dilakukan Unair dengan mengirim 4 dokter atau dosen untuk belajar ke Kanada. Dokter yang dikirim akan belajar pertolongan ibu dan bayi saat melahirkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kolaborasi kami terkait pembelajaran, bagaimana mengajari calon bidan untuk memaksimalkan fasilitas sederhana tapi berdampak besar, khususnya dalam proses persalinan," kata Prof Bus sapaan akrabnya saat ditemui detikJatim di Kampus A Unair, Selasa (27/2/2024).

Menurut Prof. Bus, penerapan dan penanganan proses persalinan di Kanada bisa dicontoh, dipelajari kemudian diimplementasikan di tanah air. Sebab, kasus kematian ibu dan bayi di Kanada disebut sangat rendah.

ADVERTISEMENT

"Angka kematian ibu dan bayi di Kanada 8,4 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan di Indonesia masih di angka 180 per 100 ribu kelahiran hidup," ujarnya.

Sementara Dubes Kanada di Indonesia Jess Dutton mengatakan bahwa pihaknya memang berniat menggandeng FK Unair mengembangkan maternal program.

"Bagaimana mewujudkan kesehatan reproduksi hingga bagaimana penanganan kedaruratan saat akan melahirkan akan kami kolaborasikan bersama dalam bentuk training," kata Jess.

Sejauh ini, pendarahan masih menjadi penyebab utama dan terbanyak kasus kematian ibu dan bayi di Indonesia. Oleh karena itu, pertolongan pertama menjadi hal penting yang harus diketahui seorang bidan.

Kepala Prodi Kebidanan FK Unair Dr dr Budi Prasetyo SpOG mengatakan kampus memberikan pembelajaran dengan suasana semirip mungkin dengan asli kepada mahasiswa.

Seperti model hingga darah buatan dibuat sama dengan asli, agar psikologi mahasiswa terbentuk dan melatih melawan kepanikan dalam menangani pasien pendarahan ketika hamil.

"Pertolongan pertama penting. Bidan harus bisa stabil sampai dirujuk, dirujuk dengan kondisi stabil. Belajar ke pasien langsung tidak etis. Kompeten dengan model dengan suasana mirip. Model simulasi ini biasanya mahal, kita ciptakan model yang lebih murah, kalau hanya boneka persalinan lebih kayak guyon, akhirnya dibuat darah buatan dengan warna dan kekentalan yang mirip asli. Kalau mahasiswa cemas menolong persalinan ini kita kembangkan dengan bahan alami di indonesia. Diharapkan sama-sama berkembang kebidanan Indonesia," jelasnya.

Menurutnya, pendarahan pada ibu hamil tidak bisa diprediksi sepenuhnya. Meskipun sudah dilakukan skrining sebelum melahirkan.

"50% tidak bisa diprediksi, itu yang disayangkan pendarahan. Tetap skirining dan rujuk. Meski skrining, tapi ga bisa diprediksi pendarahan," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads