Kendala Izin, Produksi Bata dan Genteng Berbahan Lumpur Lapindo Tak Jelas

Kabar Nasional

Kendala Izin, Produksi Bata dan Genteng Berbahan Lumpur Lapindo Tak Jelas

Dana Aditiasari - detikJatim
Senin, 19 Feb 2024 06:30 WIB
Genteng dari Lumpur Lapindo
Penampakan genteng berbahan lumpur Lapindo di Sidoarjo (Foto: Michael Agustinus/detikcom)
Sidoarjo -

Lumpur Sidoarjo atau yang dikenal lumpur Lapindo ternyata punya nilai ekonomis. Lumpur yang menyembur pada 29 Mei 2006 hingga kini itu pernah dimanfaatkan sebagai material genteng dan bata.

Upaya memanfaatkan lumpur tersebut dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pemukiman dan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan menciptakan batu bata dan genteng dari Lumpur Lapindo.

detikcom pernah berkesempatan menyambangi stan Puslitbang Pemukiman dan Perumahan Kementerian PUPR, di Hall B JCC Senayan, dalam acara Indonesia Infrastructure Week pada 2015 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Batu bata dari Lumpur Lapindo yang dipamerkan dalam acara tersebut terpantau sedikit lebih berat dan lebih padat dibanding batu bata pada umumnya. Warnanya oranye kehitam-hitaman, tidak semulus batu bata biasa.

Sedangkan genteng dari Lumpur Lapindo nyaris tak berbeda dengan genteng pada umumnya. Permukaannya halus, padat, dan ringan seperti genteng tanah liat.

ADVERTISEMENT

Staf Puslitbang Pemukiman dan Perumahan Kementerian PUPR, Nurul menjelaskan pembuatan batu bata dan genteng dari Lumpur Lapindo ini tak sulit.

"Untuk pembuatan batu bata ini, lumpurnya dicampur fliyash dari limbah batubara yang mengandung silica," kata Nurul dalam sebuah wawancara yang pernah dipublikasikan di detikFinance, Rabu (4/11/2015) silam.

Nurul mengungkapkan saat ini produksi batu bata dan genteng dari Lumpur Lapindo masih pilot project, belum sampai tahap produksi massal. Program pembuatan genteng dan bata dari lumpur ini akan dilanjutkan oleh pemerintah daerah setempat.

Namun, pembuatan genteng dan bata dari Lumpur Lapindo ini terkendala oleh perizinan untuk mengambil lumpur yang tidak jelas. Padahal, limbah lumpur bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam produk, bahkan bisa untuk bahan baku semen.

Bila lumpur Lapindo ini bisa diperoleh dengan harga murah atau bahkan gratis, otomatis harga genteng dan batu bata yang dihasilkan bisa murah.

"Daripada limbah lumpur tidak dimanfaatkan, buat semen juga bisa. Tapi sekarang izin ambil lumpurnya masih sulit," tutup Nurul.

Peristiwa semburan lumpur Sidoarjo ini sendiri masih menyisakan kesedihan. Pasalnya semburan lumpur berdampak pada belasan desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin. Warga yang terdampak pun terpaksa terpaksa harus mengungsi karena desa-desa mereka telah tenggelam oleh lumpur hingga kini.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads