Tak hanya menjadi tempat wisata, pesisir Surabaya juga dimanfaatkan warga sekitar untuk mencari pundi-pundi rupiah. Banyak yang bekerja sebagai nelayan, pengelola jasa wisata, hingga pedagang. Semuanya turut menggali potensi pesisir untuk mengais rezeki demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Meskipun demikian, geliat ekonomi masyarakat pesisir ini tidak selalu berjalan mulus sesuai apa yang dikehendaki. Tingkat kesejahteraan para nelayan Kenjeran hingga penunggu wahana di Romokalisari masih belum stabil.
Untuk menjawab permasalahan yang dialami warga pesisir ini, detikJatim menemui Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Eri mengaku, ia sudah membahas sejumlah persoalan warga pesisir, salah satunya soal lumpur.
Sebelumnya, para nelayan sempat sambat soal lumpur. Mereka mengaku akses jalan untuk mencari ikan sulit akibat laut yang dipenuhi lumpur. Tumpukan lumpur ini semakin tinggi sehingga menghambat kerja nelayan untuk menangkap ikan.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Surabaya bersama kementerian telah memiliki dua rancangan untuk mengatasi masalah lumpur di laut yakni dengan melakukan pengerukan dan pembuatan jalur.
"Jadi yang terkait lumpur sudah kita sampaikan kepada kementerian dan juga ada juga kajian dari kementerian dan sudah turun Insyaallah segera dilakukan pengerukan ya. Ada dua alternatif, yang pertama melakukan pengerukan. Yang kedua itu membuat jalur," kata Eri kepada detikJatim di Arief Rahman Hakim Convention Hall, Kamis (21/12/2023).
Lain halnya yang dialami warga pesisir Romokalisari. Warga pesisir Romokalisari yang terdata sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MPR), yang semula mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, kini sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pengelola wisata Romokalisari Adventure Land.
Sebanyak 50 warga MBR mengemban tugas sebagai pengelola wisata. Tak hanya sebagai pengelola, mereka pun turut mengais rezeki dari wisata Romokalisari Adventure Land.
Meskipun kiprah wisata Romokalisari Adventure Land ini terbilang masih baru, tetapi wisata pesisir satu ini dapat menyabet penghargaan Tourism Awards 2023. Kendati demikian, penghargaan yang diraih wisata satu ini tidak sejalan dengan kesejahteraan ekonomi para warga pesisir.
Di mana, pendapatan yang mereka terima jauh di bawah UMR Kota Surabaya, yakni hanya 1 juta dalam sebulan.
Keluhan yang dirasakan warga Romokalisari ini juga dijawab langsung oleh Eri. Kepada detikJatim, Eri menegaskan, tujuan didirikannya wisata Romokalisari Adventure Land ini ialah untuk menambah penghasilan para warga, bukan untuk menggantikan mata pencaharian mereka yang semula sebagai nelayan.
"Sebenarnya yang di Romokalisari itu tambahan (penghasilan). Jadi, nelayan tetap sebagai nelayan. Untuk menambah pendapatan nelayan, kita berikan wisata. Sehingga pendapatan nelayan seperti dulu, kita tambahkan wisata. Bukan berarti kesempatan untuk wisata menggantikan sebagai nelayan," tegas Eri.
Lebih lanjut, didirikannya wisata Romokalisari Adventure Land ini untuk membantu menambah penghasilan mereka sebagai nelayan. Eri menuturkan, penghasilan yang mereka dapatkan seharusnya malah bertambah.
"Kita buatkan wisata, kita berikan perahu. Itu adalah untuk menambah pendapatan sebagai nelayan, tetapi tidak berhenti sebagai nelayan loh, sehingga apa seharusnya nambah lah (pendapatan bertambah). Kalau nelayan kan tetap nelayan, tapi ada kita berikan perahu untuk wisata itu sebagai tambahannya. Itu yang kita lakukan," jelasnya.
(hil/fat)