4 Penyebab Seseorang Bisa Ingin Bunuh Diri

4 Penyebab Seseorang Bisa Ingin Bunuh Diri

Savira Oktavia - detikJatim
Kamis, 14 Des 2023 21:59 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bunuh diri/Foto: Dok.Detikcom
Surabaya -

Aksi bunuh diri sering terjadi di Indonesia, termasuk di Jawa Timur. Fenomena tersebut lebih dikenal dengan istilah suicide obsession atau kecenderungan seseorang ingin bunuh diri.

Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO) dan International Association of Suicide Prevention (IASP), lebih dari satu juta orang meninggal dunia karena bunuh diri setiap tahunnya. Pada 2020, diperkirakan ada satu orang meninggal dunia karena bunuh diri setiap 20 detik.

Permasalahan ini banyak terjadi pada kalangan anak muda. Mulai dari anak-anak hingga remaja. Untuk itu, perlu diketahui penyebab seseorang dapat mengakhiri hidupnya, agar dapat dilakukan tindakan pencegahan ke depannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sederet penyebab seseorang bisa ingin bunuh diri seperti dikutip situs resmi Kemenag. Yuk disimak!

Penyebab Seseorang Bisa Ingin Bunuh Diri:

1. Hilang Harapan

Kehilangan harapan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong pemikiran dan perilaku bunuh diri. Kondisi ini seringkali berhubungan dengan perasaan putus asa yang memunculkan keyakinan bahwa tidak adanya kebahagiaan dalam kehidupan seseorang.

ADVERTISEMENT

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kehilangan harapan, di antaranya seseorang dengan gangguan mental yang seringkali merasakan kesulitan melihat masa depan yang lebih baik, krisis pribadi seperti krisis keuangan, kehilangan pekerjaan atau kegagalan dalam hubungan, hingga perilaku seseorang menjauhi kehidupan sosial.

Orang-orang yang memikirkan perihal bunuh diri akan merasa terjebak atau tidak mempunyai harapan terhadap suatu kondisi yang menimpanya. Maka dari itu, seseorang dengan perasaan ini akan merasa putus asa, dan berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya.

2. Gangguan Mood yang Ekstrem

Banyak yang pada akhirnya mengakhiri hidup karena permasalahan asmara. Misalnya perdebatan yang berujung pada tindakan mengakhiri hubungan, hingga kondisi hamil di luar nikah.

Kondisi ini memunculkan perasaan sedih yang cukup mendalam dalam waktu yang lebih lama Sehingga memicu gangguan psikis lainnya, seperti stres yang berkembang menjadi depresi, kemudian melahirkan pola pikir untuk mengakhiri kehidupannya.

3. Gangguan Tidur

Tidur menjadi salah satu media otak untuk memperbaiki adanya kerusakan dan melancarkan fungsi. Orang dengan gangguan tidur berkepanjangan dapat menderita cedera otak yang cukup serius, bahkan tidak dapat diperbaiki.

Maka dari itu, gangguan tidur merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi kesehatan mental yang dapat menimbulkan pola pikir dan perilaku bunuh diri.

4. Perasaan Terisolasi

Seseorang yang selalu menjauhkan diri dari kehidupan sosial atau mengalami isolasi sosial, memungkinkan mempunyai resiko lebih besar terhadap pemikiran dan tindakan bunuh diri. Hal itu dikarenakan isolasi sosial dapat meningkatkan perasaan kesepian, putus asa, dan kehilangan harapan.

Rasa kesepian mendalam ini menjadikan seseorang merasakan kesulitan dalam menemukan dukungan emosional dan koneksi sosial, yang dapat membantu mereka mengatasi kesulitan hidup. Selain itu, ketika seseorang menjauhkan diri dari kehidupan sosial, lebih rentan terhadap pemikiran negatif mengenai diri mereka sendiri dan masa depan.

Penyebab yang paling dominan atas keinginan bunuh diri adalah sikap hopeless dan putus asa dalam menghadapi persoalan hidup. Kedua perasaan tersebut lebih karena minimnya pegangan hidup atas kebermaknaan hidup. Baik nilai-nilai sosial maupun agama.


Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/iwd)


Hide Ads