Kasus HIV/AIDS di Tulungagung terus bertambah. Dari data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) tercatat ribuan jiwa yang terpapar. Sebagian besar dialami usia produktif.
Sekretaris 1 KPA Tulungagung, Ifada Nurrohmania, mengatakan sejak pertama kali ditemukan, kasus HIV/AIDS telah menjangkiti 3.708 orang. Dinas kesehatan bersama KPA dan elemen terkait terus berupaya melakukan penanggulangan, dengan intensif melalukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang berisiko tinggi.
"Angkanya terus naik, artinya ketika angka naik itu ya kita memang bergerak lebih cepat ya. Teman-teman di wilayah, puskesmas kemudian di rumah sakit ini kan sudah terlatih sehingga dia bisa menemukan kondisi-kondisi orang yang memang itu perlu dites untuk HIV. Tahun ini kami menemukan 327 kasus baru," ujar Ifada, Jumat (1/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari temuan tersebut, orang Dengan HIV/AIDS (Odha) di Tulungagung didominasi oleh usia produktif, antara 15-49 tahun. Bahkan yang mencengangkan, pihkanya juga ditemukan remaja yang positif HIV/AIDS.
"Usia-usia produktif cukup banyak," jelasnya.
Untuk menekan angka penyebaran HIV/AIDS pihaknya terus berupaya mendorong berbagai pihak untuk meningkatkan kepedulian. Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan pendampingan terhadap ribuan Odha Tulungagung agar aktif minum ARV serta menghindari perilaku yang berpotensi menyebarkan HIV-AIDS.
"Dari 3.708 orang itu separuh lebih masih hidup. Kemudian yang mengakses obat ARV ada sekitar 1.000 orang. Kami terus mendorong mereka aktif minum ARV agar survive," kata Ifada.
Ifada mengapresiasi ratusan Odha Tulungagung yang saat ini mulai membuka status diri dan aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh KPA maupun dinas kesehatan.
"Yang sudah terbuka ada sekitar 500-an, terbuka ini bukan di medsos ya, tapi ketika ada forum, ada meeting ada even mereka bersedia buka status," jelasnya.
KPA menilai, Odha yang membuka status justru akan mendapatkan keuntungan, salah satunya dapat menghilangkan kecemasan dan ketakutan terhadap serangan HIV/AIDS.
"Ketakutan dan kecemasan itu akan runtuh, mereka juga bisa lebih mengontrol diri," imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung dr Kasil Rokhmat mengatakan program penanggulangan HIV/AIDS terus dilakukan, bahkan saat ini proses skrining semakin meluas.
"Sekarang kalau mau menikah juga harus tes HIV/AIDS, sehingga bisa mendeteksi lebih dini," kata Kasil.
Pihaknya mengakui temuan dari tim kesehatan, angka Odha di Tulungagung masih tinggi. Namun pihaknya meyakini angka penyebarannya mulai menurun. "Penularan yang paling banyak masih melalui transaksi seksual," imbuhnya.
Pihkanya berharap momen peringatan Hari AIDS sedunia hari ini dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran seluruh masyarakat.
"Ini adalah momentum kita bersama untuk peduli. Peduli bagi yang sudah kena agar kita bisa merawat dengan baik melayani dengan baik tidak ada stigma. Peduli yang kedua adalah peduli yang belum kenal supaya tidak terkena," jelas Kasil.
(hil/fat)