Dampak musim kemarau mulai dirasakan warga Kota Blitar. Debit sumur warga di dua kelurahan mengering, sehingga mereka meminta dropping air bersih setiap hari.
BPBD Kota Blitar mencatat, permintaan dropping air bersih diterima sejak 2 November 2023. Tepatnya di Kelurahan Sentul, Lingkungan Jatimalang RT 2 RW 7 dan RT 1,2 dan 3 RW 9. Awalnya hanya 20 kepala keluarga (KK) meminta droping air bersih sehari dua kali.
Namun belakangan, sumur warga yang kekeringan mulai meluas, hingga sebanyak 55 KK meminta kiriman air bersih untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Kekurangan air ini tidak hanya dialami sumur warga, namun juga sebuah fasilitas umum berupa sebuah musala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah sehari kami bisa kirim sampai 3 kali karena sekitar 214 jiwa terdampak kekeringan itu ya. Kapasitas per tangki itu sebanyak 4.000 liter. Kalau normalnya sehari dua kali. Tapi sering juga kami kirim sampai 12.000 liter sehari," ungkap Kalaksaalaksa BPBD Kota Blitar, Agus Suherli kepada detikJatim, Selasa (7/11/2023).
Selain di Kelurahan Sentul, sebanyak 5 KK dari Kelurahan Ngadirejo juga meminta dropping air bersih sejak tanggal 4 Nopember lalu. Area sumur yang menyusut airnya itu berlokasi di RT 1 dan 2 RW 3, serta di RT 3 RW 1.
"Teknisnya kami letakkan tandon air kapasitas 1.200 liter di beberapa titik. Pagi dan sore, petugas kami mengisi air di tandon itu," imbuhnya.
BPBD Kota Blitar juga memegang kontak ketua RT setempat atau warga yang lokasinya berdekatan dengan lokasi penempatan tandon. Sehingga tidak perlu menunggu pasokan air tandon habis. Yang penting, tambah dia, stok berkurang, mereka bisa menelpon untuk dikirim air.
Agus memastikan pihaknya selalu siap jika ada warga yang meminta kiriman air bersih. Walaupun dua hari belakangan hujan sudah turun di Kota Blitar, namun hanya sebentar dengan intensitas sangat rendah.
Sementara untuk wilayah Kabupaten Blitar, kekeringan berdampak di empat Kecamatan Blitar Selatan. Yakni Kecamatan Wates, Binangun, Panggungrejo dan Wonotirto.
(dpe/fat)