UB Datangi Pesarean Gunung Kawi Akhiri Polemik Riset Pesugihan

UB Datangi Pesarean Gunung Kawi Akhiri Polemik Riset Pesugihan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Selasa, 24 Okt 2023 22:01 WIB
Pertemuan UB dengan Yayasan Ngesti Gondo selaku pengelola pesarean Gunung Kawi.
Pertemuan UB dengan Yayasan Ngesti Gondo selaku pengelola pesarean Gunung Kawi. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Kota Malang -

Universitas Brawijaya (UB) datang berkunjung ke Yayasan Ngesti Gondo selaku pengelola pesarean Gunung Kawi di Desa/Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Pertemuan itu berkaitan dengan riset 5 mahasiswa UB terkait dugaan praktik pesugihan di pesarean Gunung Kawi.

Pertemuan itu digelar di Yayasan Ngesti Gondo pada Selasa (24/10/2023) sore. Kedua pihak membahas riset yang tentang praktik pesugihan yang diduga berdampak terhadap kejiwaan dari pelaku ritual.

Dalam pertemuan itu perwakilan UB sekaligus menyampaikan klarifikasi secara langsung di hadapan Ketua Yayasan Ngesti Gondo HR Tjandra Jana, penasehat yayasan R Roro Yuswarini, Muspika Wonosari, Pemdes, serta tokoh masyarakat di Desa Wonosari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua belah pihak pun bersepakat untuk mengakhiri polemik. Ada sejumlah persyaratan yang diberikan oleh pihak yayasan di mana sebelumnya mereka membantah secara tegas jika Gunung Kawi, khususnya pesarean, adalah tempat ritual dengan permintaan tumbal tertentu.

Kepala Divisi Hukum UB Haru Permadi mengatakan bahwa kehadirannya bersama mahasiswa yang terlibat dalam penelitian yang dimaksud merupakan bagian dari komitmen UB untuk menyelesaikan persoalan ini secara baik dan diikuti dengan niat tabayyun.

ADVERTISEMENT

Pihaknya pun akan merespons harapan Yayasan Ngesti Gondo dengan melakukan perbaikan informasi yang dinilai telah menimbulkan kegaduhan baik di media sosial maupun di media massa.

"Kalau kesepakatannya tadi, terkait unggahan di media sosial dari teman-teman peneliti yang dinilai membuat kegaduhan akan dilakukan penataan bahasa dan kalimat supaya tidak menimbulkan kegaduhan," ujar Haru saat ditemui detikJatim usai pertemuan, Selasa (24/10/2023).

Haru melanjutkan bahwa mahasiswa yang sedang melakukan penelitian telah bersepakat dan berkomitmen apabila ditemukan kesalahan dalam penelitian maka mereka akan melakukan perbaikan.

"Terkait dengan kualitas penelitian tentu itu menjadi kewenangan dari mahasiswa dan mahasiswa tadi komitmen bila ada keliru akan diperbaiki," tuturnya. "Misalkan ada data yang diambil tidak valid dan tidak benar akan direvisi. Tadi juga ada permintaan untuk pemfokusan lokasi yang diteliti."

Sementara itu juru bicara Yayasan Ngesti Gondo Alie Zainal Abidin menegaskan bahwa keberatan yang disampaikan oleh Yayasan Ngesti Gondo tentang riset soal pesarean Gunung Kawi dinilai membawa dampak signifikan terhadap pesarean dan masyarakat setempat.

Sebelumnya. Baca di halaman selanjutnya.

Di dalam penelitian itu kelompok mahasiswa yang menamakan diri mereka Artha Kawi menggunakan diksi Gunung Kawi yang identik dengan keberadaan pesarean. Selain itu, adanya penggunaan tumbal dalam proses ritual dan gangguan kejiwaan terhadap pelaku ritual.

"Tadi sudah disampaikan bahwa apa yang terjadi di fokusnya yayasan adalah pada penulisan Gunung Kawi tadi. Kemudian tumbal, dan kemudian pesugihan dan serta hubungannya dengan gangguan kejiwaan," tegasnya ditemui terpisah.

"Tadi sudah disampaikan oleh yayasan sesungguhnya berkeberatan dengan penggunaan kata-kata itu. Sehingga harapannya nanti ke depan dikoreksi oleh para peneliti," sambungnya.

Menurut Alie, semestinya mahasiswa menjelaskan secara gamblang lokasi dimana penelitian itu dilakukan. Karena jika yang menggunakan nama Gunung Kawi, hal itu bersifat general dan abstrak.

"Karena sudah terlanjur disebutkan Gunung Kawi dan itu kalau secara luas obyeknya jadinya abstrak. Orang bisa menuding siapapun, bisa pesarean, bisa warga bisa siapapun. Tapi kalau disebutkan secara spesifisik Keraton Gunung Kawi ya silakan. Itu haknya peneliti, kami tidak dalam posisi mengomentari apa yang di luar pesarean," pungkasnya.

Sekedar diketahui pesarean Gunung Kawi merupakan obyek wisata religi dan budaya yang terletak di Desa/Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Pengelola obyek wisata dilakukan oleh Yayasan Ngesti Gondo.

Sebelumnya 5 mahasiswa UB yang menamakan kelompoknya Artha Kawi melakukan ekspedisi dan penelitian mendalam terkait mistisisme dalam ritual pesugihan di Gunung Kawi dan kaitannya dengan mental disorder.

Para mahasiswa itu mengklaim fokus penelitian ada di Keraton Gunung Kawi yang lokasi ada di Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.

Proses penelitian untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini pun masih berjalan, dan proses analisis data terus dilakukan terkait segala temuan selama penelitian.




(dpe/iwd)


Hide Ads