UB Akan Kunjungi Pesarean Gunung Kawi Akhiri Polemik Riset Pesugihan

UB Akan Kunjungi Pesarean Gunung Kawi Akhiri Polemik Riset Pesugihan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 18 Okt 2023 22:53 WIB
Jubir Yayasan Ngesti Gondo Alie Zainal Abidin (kanan) bersama Kadiv Hukum UB Haru Permadi.
Jubir Yayasan Ngesti Gondo Alie Zainal Abidin (kanan) bersama Kadiv Hukum UB Haru Permadi. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Universitas Brawijaya (UB) merespons cepat dan segera menyikapi keberatan pengelola pesarean Gunung Kawi soal penelitian 5 orang mahasiswa soal pesugihan di Gunung Kawi. Dalam waktu dekat UB akan datang ke pesarean Gunung Kawi untuk bertabayun.

Pihak UB merespons keberatan pengelola pesarean Gunung Kawi itu dengan mendelegasikan bagian hukum untuk menemui perwakilan Yayasan Ngesti Gondo selaku pengelola pesarean dan menjawab surat keberatan yang sebelumnya dilayangkan.

"Kami merespons cepat dan menanggapi surat ini dengan sebaik-baiknya dan kami menjawab dengan menawarkan bertemu. Dan tentunya kami akan melakukan tabayyun dalam persoalan ini," ujar Kepala Divisi Hukum Universitas Brawijaya Haru Permadi kepada detikJatim, Rabu (18/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan Haru Permadi dengan Jubir Yayasan Ngesti Gondo Alie Zainal berlangsung pada Selasa (17/10). Keduanya kemudian bersepakat untuk menyelesaikan polemik itu secara baik-baik.

Gunung Kawi adalah ikon Malang Raya yang harus dijaga, begitu juga dengan Universitas Brawijaya di mana merupakan lembaga pendidikan yang besar di Malang.

ADVERTISEMENT

"Universitas Brawijaya beriktikad baik untuk menyelesaikan surat keberatan dari Yayasan Ngesti Gondo. Dan kami memiliki semangat yang sama, seperti disampaikan oleh jubir yayasan untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Yang kedua, Gunung Kawi icon-nya Malang yang harus kita jaga bersama, Universitas Brawijaya merupakan lembaga besar yang harus kita jaga bersama juga," terang Haru.

Menurut Heru, persoalan yang terjadi dinilai merupakan sebuah kesalahpahaman. Baik itu dari penyebaran informasi yang belum utuh dan menyeluruh, karena hasil penelitian sendiri belum final.

"Ini mungkin yang terjadi adalah kesalahpahaman, apakah itu mungkin dalam pemberitaan atau kemudian pemberian informasi yang belum maksimal oleh mahasiswa. Karena penelitian itu belum di-publish secara resmi, sehingga belum komprehensif hasil penelitian dan kesimpulannya," kata Haru.

Haru pun mengakui bahwa semangat mahasiswa dalam melakukan penelitian patut dihargai. Namun tentunya penelitian dan hasilnya harus sesuai dengan koridor yang ditentukan.

Koreksi pun akan dilakukan, apabila penelitian yang dilakukan ternyata membawa dampak bagi pihak yang dirugikan. Meskipun pihaknya menyakini bahwa penelitian dilakukan dengan tujuan baik.

"Dan tentunya semangat penelitian mahasiswa ini juga perlu kita hargai, dan tentunya harus sesuai dengan koridor-koridornya. Sehingga bila ada yang mungkin dianggap merugikan, itu akan menjadi bagian dari koreksi kami. Tetapi kami meyakini penelitian ini dilakukan dengan tujuan baik, entah ada penyampaian yang kurang tepat sehingga timbul kegaduhan sekarang ini," papar Haru.

Haru menegaskan bahwa UB memiliki komitmen untuk menyelesaikan polemik yang terjadi, dan berencana akan berkunjung dan bertemu ke pesarean Gunung Kawi dalam rangka penyelesaian masalah tersebut, pekan depan.

"Insyaallah, tanggal 24 nanti (Oktober) kami akan bertemu. Dan kami memilih untuk tabayyun untuk menyelesaikan masalah ini," tegasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads