Berita yang disajikan detikJatim dalam sepekan banyak menyita khalayak umum. Di antaranya ulah Masriah yang tidak ada kapoknya membuat tetangganya Wiwik Winarti kembali resah.
Selain itu kisah Jumangin, guru honorer di Bojonegoro yang dekat dengan para siswanya gegara memviralkan anak didiknya bawa bekal lauk ulat jati. Dan motif Ronald, anak anggota DPR RI Fraksi PKB yang aniaya pacarnya Dini hingga tewas.
Berikut detail berita-berita yang menyedot pembaca:
1. Tak Kunjung Kapok Masriah Kembali Berulah
Setelah menyiram tinja dan air kencing serta menghalangi akses mobil material, kini Masriah berulah dengan membuang sampah di akses jalan menuju rumah Wiwik Winarti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampah ini dibuang di jalanan depan rumah Wiwik. Sampah dibuang di sudut rumahnya hingga menjorok ke jalan, yang bersebelahan dengan rumah Wiwik. Jalan ini merupakan akses satu-satunya menuju rumah Wiwik yang berada di gang buntu.
Apa yang dilakukan oleh Masriah tertangkap kamera CCTV milik Wiwik. Kelakuan Masriah membuang sampah limbah dapur itu hampir setiap pagi dia lakukan.
"Kalau membuang sampah limbah dapur itu hampir setiap pagi antara pukul 05.00 WIB hingga 05.30 WIB," kata Wiwik saat ditemui detikJatim di rumahnya, Selasa (11/10/2023).
Wiwik menjelaskan, Masriah membuang sampah limbah dapur rumah tangga itu di akses jalan. Tepatnya, di sudut rumah Masriah yang bersebelahan dengan rumah Wiwik.
"Namun karena yang dibuang itu limbah dapur, jadi menimbulkan bau tidak sedap saat melewati jalan tersebut," jelas Wiwik.
Unik dan lucunya lagi, setelah membuang sampah, Masriah seolah mengejek dengan berjoget goyang pinggul. Dia sempat joget memamerkan pantat hingga meludah di depan kamera.
"Lucu juga aneh, setelah buang sampah dia meluangkan waktu untuk joget-joget dan meludah tiga kali di jalan. Tapi apa makaudnya dia itu, saya tidak paham," kata Wiwik.
Wiwik pun resmi melaporkan aksi Masriah ke Satpol PP Sidoarjo. Ia didampingi menantunya Nur Mas'ud bersama dua pengacaranya, Julian Kusnandar dan Triyatmoko Andi Purwanto.
Kasi Pembinaan, Pengawasan, dan Penyuluhan Satpol PP Anas Ali Akbar, mengaku sudah menerima laporan dari Wiwik ini. Ia menyayangkan aksi Masriah yang kembali membuang sampah sembarangan itu.
"Kami akan langsung menindaklanjuti atas pelaporan itu, namun kami penegak Perda akan secara intens untuk melakukan pendalaman lagi terkait posisi pembuangan sampah tersebut, jalan dan tanah itu milik siapa," kata Anas di Kantor Satpol PP Sidoarjo, Jumat (13/10/2023).
Anas menambahkan, rencana pihaknya akan menerapkan Perda Nomor 10 tahun 2013 Pasal 8 dan pasal 27 tentang Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan. Rencananya, sanksi yang akan dikenakan hukuman 3 bulan dan denda Rp 50 juta.
"Nanti kami akan menekankan ke pihak hakim agar sanksinya lebih kearah maksimal. Yaitu dengan sanksi 3 bulan penjara, karena yang bersangkutan mengulangi perbuatannya lagi, padahal sebelum pernah mendapatkan kurungan 1 bulan," tandas Anas.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
![]() |
2. Motif Ronald Bunuh Dini Diungkap Polisi
Motif Gregorius Ronald Tannur (31) membunuh Dini Sera Afrianti (29) warga Sukabumi akhirnya diungkap polisi. Polisi menyebut penganiayaan Dini hingga tewas bermotif sakit hati.
Polisi menyebut sakit hati Ronald dikarenakan cekcok yang terjadi sebelum adanya penganiayaan. Namun polisi tak menjelaskan pemicu cekcok tersebut.
"Motif sakit hati. Karena ada cekcok," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono kepada wartawan, Rabu (11/10/2023).
Hendro menyebut cekcok memang terjadi antara Ronald dan Dini. Dan cekcok itu semakin parah karena adanya pengaruh alkohol yang mereka konsumsi.
"Cekcoknya biasa. Tapi yang bersangkutan terkontaminasi dengan alkohol," ungkap Hendro.
Menurut Hendro, Ronald juga sudah menjalankan tes urine untuk mengetahui apakah Ronald mengonsumsi narkoba atau tidak. Hendro menyebut hasil tes urine akan disampaikan jika sudah keluar.
Polisi juga mengungkap sejumlah fakta baru yang ditemukan. Selain kekerasan di dalam lift, fakta baru lain yang terungkap, lanjut Hendro, adalah saat adegan melindas Dini, Ronald ternyata tak mengucapkan kata 'awas'. Padahal sebelumnya, Ronald mengaku mengatakan kata 'awas' saat Dini duduk di samping mobil saat hendak diajak pulang.
"Fakta baru bahwasannya memang ada tindakan kekerasan di dalam lift," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono kepada wartawan di Polrestabes Surabaya, Rabu (11/9/2023).
Selain kekerasan di dalam lift, fakta baru lain yang terungkap, lanjut Hendro, adalah saat adegan melindas Dini, Ronald ternyata tak mengucapkan kata 'awas'. Padahal sebelumnya, Ronald mengaku mengatakan kata 'awas' saat Dini duduk di samping mobil saat hendak diajak pulang.
"Kemudian basement memang ada, si pelaku ini melihat korban berada di sisi kendaraan yang sedang duduk, mengajak. Namun kemudian memasuki dalam kemudi kendaraan mengajak korban untuk pulang. Namun tidak ada kata 'awas' dari si pelaku, yang mana adanya kemungkinan kalau dia gerakkan itu kendaraan, ada kemungkinan dapat melukai korban," jelas Hendro.
Hendro menyampaikan dari temuan fakta tersebut, Ronald dinilai dengan sengaja membunuh Dini. Dalam rekonstruksi ini polisi juga melibatkan saksi ahli pidana dan ahli forensik serta ahli komputer forensik, serta labfor.
"Dari hasil gelar perkara tersebut dapat disimpulkan adanya keyakinan penyidik adanya peristiwa, tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain dan atau penganiayaan," terangnya.
"Sehingga disepakati terhadap GR, kami terapkan Pasal Premier 338 KUHP subsider 351 ayat 3 KUHP. Selanjutnya penyidik akan segera melengkapi berkas perkara untuk dilimpahkan ke JPU," tandas Hendro.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
![]() |
3. Jumangin, Cerita Pilu Guru Honorer Usai Anak Didiknya Viral Bawa Bekal Lauk Ulat
cerita yang bikin orang terenyuh di balik viralnya siswa SD Bojonegoro pembawa bekal ulat turi ke sekolah. Siswa bernama Andik Febrianto itu ternyata begitu dekat dengan Jumangin, sang guru yang merekam momen bekal ulat tersebut.
Makanya, Jumangin begitu menyesal video yang viral itu dinarasikan negatif. Dia sama sekali tak bermaksud mem-bully anak didiknya.
Jumangin sendiri sudah mengabadikan diri jadi guru honorer selama 20 tahun di SDN Meduri V Bojonegoro. Dia pertama kali melamar sebagai guru sukwan pada tahun 2004. Saat itu ia baru lulus dari bangku SMA.
Dengan dedikasi dan kesabaran yang luar biasa, Jumangin setiap hari harus menempuh perjalanan dari rumahnya di Cepu, Kabupaten Blora naik motor. Jaraknya sekitar 35 km ke sekolah tempatnya mengajar.
"Dengan rezeki yang aku dapat setiap bulannya sekitar Rp 75 ribu dan aku jalani hingga sekitar tahun 2017. Perjalanan dari rumah ke sekolah 35 kilometer, kalau PP ya 70 kilometer, tapi alhamdulillah aku telateni," cerita Jumangin kepada detikJatim, Sabtu (14/10/2023).
Pengabdian yang sangat lama ini ternyata ada rezeki yang didapat. Saat pemerintah daerah Bojonegoro memberikan tunjangan Guru Tidak Tetap (GTT), Jumangin kecipratan berkah. Sejak 2017 ia mendapatkan tambahan uang setiap bulan sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Jumalah tersebut bisa dicairkan setiap 3 atau 6 bulan sekali hingga 2021.
"Alhamdulillah setelah aku menikah, tinggal di rumah istri di Ngraho, jadi jarak sekolah hanya sekitar 11 kilometer. Jadi sangat terbantu juga," imbuh ayah dua orang anak itu.
Pada tahun 2021, dia mencoba mengadu nasib ikut tes PPPK. Dia lulus dan tetap mengajar di SDN Meduri V.
"Ikut tes PPPK itu pada tahun 2021/2022 kemarin. Jalur umum dan alhamdulillah diterima dan ditempatkan di Meduri juga," bebernya.
Bekal Andik, siswa SDN Meduri V Bojonegoro dengan lauk ulat turi. Foto: dok pribadi Guru SD Meduri V Bojonegoro. Kesabaran guru Jumangin mengabdi selama belasan tahun ternyata juga diperhatikan kepala sekolah dan guru lainnya di SDN V Meduri.
Jumangin lantas dipercaya menjadi wali kelas 3. Saat itulah dia mengenal Andik. Begitu Andik naik ke kelas 4 SD, Jumangin tetap jadi wali kelasnya. Saking dekat dan lamanya berinteraksi, Jumangin akhirnya begitu dekat dengan Andik dan keluarganya.
"Andik itu sangat dekat dan nyaman. Ia pernah aku tanya, tak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang bapak dan tidak tahu di mana bapaknya hingga saat ini," cerita guru berusia 36 tahun tersebut.
Jumangin juga mengaku mendapat mandat khusus dari kepala sekolah untuk selalu memberikan perhatian kepada siswa Andik dengan salah satunya menjadi wali kelas.
"Saya ini jadi wali kelas dia sejak duduk di kelas tiga dan saat ini Andik duduk di kelas 4. Saya ditunjuk kembali jadi wali kelas, 'kayake hanya Pak Jumangin yang bisa ngerti Andik," ungkap Jumangin menceritakan pesan dari kepala sekolah.Andik mendadak viral karena membawa bekal nasi putih lengkap dengan 4 ekor ulat turi. Video itu direkam oleh sang guru, Jumangin. Video sempat menuai kontroversi lantaran Jumangin dinilai menghina anak didiknya.
Belakangan, video itu diunggah oleh salah satu alumnus sekolah tersebut. Sang pengunggah video itu juga kaget dengan komentar negatif warganet, bahkan dia juga telah menemui Jumangin untuk minta maaf. Gegara video itu pula, Jumangin dipanggil Dinas Pendidikan. Jumangin menegaskan tidak berniat merendahkan Andik. Jumangin juga sudah minta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan video itu.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
Simak Video "Video: Detik-detik Pria Misterius Lempar Kayu Membara ke Gedung Grahadi"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/fat)