Upaya Lamongan Antisipasi Banjir dengan Bangun Kolam dan Keruk Lumpur

Upaya Lamongan Antisipasi Banjir dengan Bangun Kolam dan Keruk Lumpur

Eko Sudjarwo - detikJatim
Rabu, 11 Okt 2023 01:00 WIB
Pengerukan lumpur di Lamongan
Pengerukan lumpur di Lamongan antisipasi banjir saat musim hujan (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Berbagai upaya mencegah terjadinya banjir di kawasan perkotaan di Lamongan terus dilakukan. Berbagai cara tersebut di antaranya adalah membangun kolam retensi drainase dan memaksimalkan program gerakan bersih lumpur saluran dalam kota (Gempur Saloka).

Kepala Dinas PU SDA Lamongan Gunadi mengatakan Pemkab Lamongan melalui Dinas PU Sumber Daya Air membuat Kolam Retensi Drainase di wilayah Kota Lamongan yang dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar. Kolam retensi ini diperkirakan mampu menampung volume air sekitar 25.000 meter kubik air untuk menampung resapan air di wilayah kota.

"Pembangunan kolam retensi difungsikan untuk menampung air, khususnya di wilayah yang masuk di kanal pembuang Sidokumpul mulai dari Jalan Sumargo di kelurahan Tlogoanyar ke utara jalan nasional di Kelurahan Sidokumpul," kata Gunadi kepada wartawan, Selasa (10/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kolam retensi ini, kata Gunadi, diharapkan mampu menjadi solusi mengatasi genangan air hujan dan banjir dalam Kota Lamongan. Teknisnya, banjir dari kota yang ditampung dalam kolam retensi tersebut akan dibuang ke Kali Otik dimana pembuangan ke kali dilakukan dengan dua cara, yakni dengan dipompa dan dikeluarkan lewat dua pintu di bibir jalan barat dan di sisi timur jalan.

"Untuk itu nanti kita buatkan rumah pompa kapasitas 600 liter per detik. Jadi ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, maka pembuangannya dengan cara dipompa," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Gunadi menambahkan pembangunan kolam retensi untuk solusi genangan dalam kota saat ini sedang dikebut sebelah musim penghujan tiba. Meski demikian, tetap memperhatikan detail konstruksi agar bisa dimanfaatkan secara maksimal.

"Deadline awal Desember, karena menurut BMKG Bulan November ini sudah mulai hujan, jadi kita berupaya semaksimal mungkin," imbuhnya.

Selain membangun kolam retensi, Lamongan juga tengah memaksimalkan program gerakan bersih lumpur saluran dalam kota (Gempur Saloka). Tujuannya, kata Gunadi, agar saat musim hujan tiba, saluran sudah bisa berfungsi optimal.

"Gempur Saloka sudah aktif sejak tahun 2022, yang mana memang sudah terjadwal. Biasanya kita mulai aksi pada pertengahan musim kemarau sampai awal musim hujan," tutur Gunadi.

Hingga Oktober 2023, program pembersihan dan normalisasi kanal-kanal banjir di kawasaan perkotaan ini sudah berlangsung di 5 titik, seperti kanal banjir Desa Sogo Kecamatan Babat, Bedahan, Plaosan- RS Muhamadiyah sepanjang 3 Km, di Kecamatan Lamongan telah berlangsung di ruas Kelurahan Jetis-Mlaten sampai dengan Balai Kelurahan Sidokumpul sepanjang 500 meter.

Lalu di ruas Tlogo Peno Kinameng sampai dengan stasiun pompa Sidokumpul sepanjangan 1000 M, kemudian di ruas pos Polisi Dapur sampai dengan kanal Sidokumpul sepanjang 500 meter, dan di ruas RSUD Sugiri sampai saluran Sukorejo sepanjang 1000 meter.

"Sampai Oktober ini sudah dilaksanakan di 2 Kecamatan yakni Babat dan Lamongan dengan menjangkau 5 titik kanal banjir," terang Gunadi.

Menurut Gunadi, hadirnya Gempur Saloka mampu membawa perubahan cukup signifikan, yakni penurunan muka air di saluran dan mempercepat surutnya air saat terjadi genangan. Gunadi menjelaskan sampai saat ini akan fokus menuntaskan permasalahan saluran di 2 Kecamatan. Namun tidak menutup kemungkinan program Gempur Saloka bisa diperluas cakupannya.

"Sampai saat ini masih menyelesaikan di 2 Kecamatan dan tidak menutup kemungkinan akan menyebar ke kecamatan-kecamatan lain. Kita juga sedang mengatasi kendala kita di lapangan, yakni susahnya akses masuk menuju saluran akibat padatnya permukiman, serta banyaknya bangunan liar yang berada di atas saluran," pungkas Gunadi.




(abq/iwd)


Hide Ads