Apa Itu El Nino dan Negara Mana yang Jadi Langganan Fenomena Ini?

Warga memegang ember saat mengantre untuk mendapatkan bantuan air bersih di Makassar, Sulawesi Selatan. ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU — Kekeringan dampak El Nino (Foto: ANTARA/ARNAS PADDA)

Surabaya - Secara garis besar El Nino merupakan peristiwa perubahan suhu dampak dari pemanasan global dan ketidakseimbangan iklim yang terjadi akibat kerusakan atas faktor alam maupun manusia. Dalam jurnal Oxford The Climate Event of The Century, El Nino dikaitkan dengan sekelompok air laut bersuhu hangat yang berkembang di pusat dan timur tengah pasifik khatulistiwa.

El Nino disertai dengan tekanan udara tinggi di pasifik barat dan tekanan udara rendah di pasifik timur. El Nino biasa terjadi antara 2-7 tahun sekali namun hal ini bergantung perkembangan bumi.

El Nino di Indonesia

Fenomena alam yang tengah melanda Indonesia ini tengah menjadi perbincangan yang kian ramai di sosial media. Dilansir situs BMKG, El Nino adalah fenomena di mana permukaan laut mengalami kenaikan suhu di atas batas normal yang terjadi di samudra pasifik. Fenomena El Nino merupakan bagian dari integral dari siklus iklim yang dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO).

Fenomena ini biasa melanda negara-negara yang berbatasan langsung dengan samudera pasifik. Air laut bersuhu panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah samudera pasifik menyusuri garis khatulistiwa sampai ke arah barat pantai benua Amerika.

Lalu air laut bersuhu panas dari pantai benua Amerika bergerak ke arah selatan sampai pada titik Pantai Equador sehingga terjadilah pertemuan air laut bersuhu panas. Pertemuan ini mengumpulkan air laut bersuhu panas dengan massa yang besar. Permukaan air laut yang panas ini akhirnya menyumbang panas ke udara.

Udara ini ini bergerak menuju ke Indonesia dengan kadar uap air yang rendah maka terjadilah kelangkaan curah hujan yang menyebabkan kemarau lebih panjang.

Dampaknya bagi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa adalah musim kemarau dengan panas yang ekstrem. Selain menyebabkan panas ekstrem, El Nino juga berdampak menimbulkan kebakaran hutan akibat terik matahari yang tinggi. Akibat dari kebakaran hutan inilah yang menimbulkan banyak dampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

Menurut BMKG, puncak El Nino akan terjadi sepanjang awal bulan September sampai akhir awal tahun 2024. Hal ini didasari data grafik indeks anomali suhu muka air laut yang menunjukkan akan melemah di awal bulan Maret hingga akhir bulan Mei 2023.

Grafik suhu permukaan air laut tersebut tidak akan naik menjadi El Nino dan akan semakin menurun. Menyimpulkan bahwa Indonesia akan mengalami musim hujan dengan curah tinggi di awal pertengahan tahun 2024.

Berikut adalah daftar negara yang juga menjadi langganan fenomena El Nino

Kamboja
Fiji
Indonesia
Laos
Malaysia
Myanmar
Thailand
Vietnam