Toleransi bukan hanya teori. Untuk benar-benar bisa memahami makna toleransi seseorang harus terjun untuk mengalami dan menerima perbedaan-perbedaan yang ada secara langsung.
Bagaimanakah yang dimaksud dengan mengalami toleransi?
Daniel Adipranata, Koordinator Program Alumni Literasi Keagamaan Lintas Budaya Institut Leimena memberikan penjelasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daniel mengatakan bahwa untuk bisa benar-benar menerapkan toleransi, seorang individu harus mengalami keadaan yang menunjukkan berbagai perbedaan, kemudian menerimanya dengan lapang.
"Pengalaman-pengalaman untuk menerima perbedaan itu sangat dibutuhkan. Kita tidak bisa hanya menghafalkan definisi dari toleransi dan keberagaman saja tanpa benar-benar mengalaminya," ujar Daniel saat Workshop Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Hotel Dafam Pacific, Jumat (6/10/2023).
Apalagi, kata dia, Indonesia adalah negara yang majemuk. Negara yang terdiri dari berbagai suku, bangsa, agama, ras, maupun golongan.
Karena itu, lanjutnya, sudah sepatutnya seluruh elemen bangsa ini bisa benar-benar mengalami dan menerapkan nilai-nilai toleransi.
Contohnya sebagai umat beragama, sudah sewajarnya bangsa Indonesia menerima berbagai perbedaan dari agama-agama yang ada.
"Isu agama ini sangat mudah dimainkan. Oleh karena itu kita harus menghargai kebebasan beragama dan supremasi hukum di Indonesia," imbuh Daniel.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga toleransi beragama ini di antaranya dengan mengenali dan memahami betul agama yang dianut.
Selain itu, Daniel juga menekankan tentang pengenalan dan menghargai agama yang dianut oleh orang lain, dan bisa tetap saling berkolaborasi di tengah perbedaan tersebut.
"Karena untuk bisa menjadi satu bangsa yang kuat, nilai-nilai toleransi juga harus senantiasa dipegang dengan erat," ujarnya.
(dpe/iwd)