Pabrik lantai kayu (wood flooring) PT Layo Seng Fong di Jombang didemo ratusan warga sekitar. Warga menilai aktivitas produksi di pabrik tersebut menghasilkan debu kayu yang mencemari permukiman penduduk selama 3 bulan terakhir.
Aksi unjuk rasa ratusan warga Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang berlangsung pada pukul 10.45 WIB. Massa berorasi di depan pintu masuk pabrik sambil membentangkan poster berisi tuntutan.
Ratusan warga yang berkerumun di depan pintu gerbang pabrik untuk menyampaikan aspirasi dan protes itu praktis menutup akses keluar masuk truk bermuatan kayu maupun karyawan PT Layo Seng Fong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga RT 2, RW 2, Desa Tunggorono, Andrik Purwanto mengatakan bahwa PT Layo Seng Fong cukup dekat dengan permukiman penduduk. Debu kayu yang beterbangan di udara dari aktivitas produksi lantai kayu itu mencemari permukiman warga di malam hari hingga menjelang pagi.
"Dampaknya luas, paling parah RT 1, 2, dan 4 di RW 2. Setiap hari kami harus membersihkan rumah berulang kali. Dampaknya juga ke pernapasan, mulut rasanya pengar, tenggorokan serik," kata Andrik kepada wartawan di lokasi unjuk rasa, Rabu (4/9/2023).
Warga Desa Tunggorono lainnya Muhammad Sofwan menuturkan bahwa debu kayu pabrik itu mencemari permukiman penduduk sejak Juli 2023 atau 3 bulan lalu.
![]() |
Menurutnya, warga sudah melayangkan surat ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang pada 6 September lalu agar pencemaran dari pabrik itu bisa segera dihentikan.
Namun, perbaikan cerobong yang dijanjikan PT Layo Seng Fong tak kunjung terealisasi. Sehingga selama 3 bulan terakhir warga masih merasakan pencemaran debu kayu dari pabrik wood flooring itu.
"Sampai hari ini masih tetap tidak ada perbaikan. Kami harus terus menikmati udara yang tidak segar. Paling tidak sehari kami 5 kali membersihkan lantai. Rumah tanpa plafon, debunya langsung masuk ke dalam rumah. Belum jemur pakaian, aktivitas anak kecil juga terganggu," katanya.
Pada aksi demonstrasi kali ini, kata Sofwan, warga menuntut PT Layo Seng Fong menghentikan sementara proses produksi selama belum bisa menghentikan pencemaran debu kayu ke permukiman penduduk.
"Tuntutan utama kami perusahaan jangan berproduksi kalau tak ada jaminan debunya tidak akan mencemari lingkungan. Kalau tetap jalan berarti mengabaikan tuntutan kami. Juga harus memperbaiki kerusakan karena serbuk itu. Jika tidak, warga siap menutup pabrik," tegasnya.
Kades Tunggorono Didik Dwi Mulyawan turut terjun dalam aksi unjuk rasa bersama warganya. Dia menegaskan bahwa aksi demonstrasi akan terus digelar sampai manajemen PT Layo Seng Fong bersedia menemui perwakilan warga.
"Sampai detik ini jangankan saya kades, anggota DPRD Jombang saja tidak ditemui. Pimpinan perusahaan tidak bersedia menemui kami. Akan kami lanjutkan sampai ditemui," tandasnya.
(dpe/iwd)