"Kita di sini (Kabupaten Madiun) hanya ketempatan (pemberontakan PKI) saja dan yang melakukan pemberontakan itu bukan masyarakat Kabupaten Madiun, tapi PKI," ujar Tontro dalam sambutannya, Minggu (1/10/2023).
Untuk menyosialisasikan itu, kata Tontro, Pemkab Madiun melalui Dinas Pendidikan memberikan pelajaran muatan lokal, baik SD maupun SMP agar tidak keliru. Pemberontakan PKI, lanjut Tontro, merupakan sejarah yang sangat pahit di Kabupaten Madiun.
"Dengan upacara ini, kiranya dapat menjadikan sebuah peringatan bagi seluruh masyarakat agar gerakan yang dilakukan PKI tidak boleh tumbuh lagi, karena dapat mengancam keutuhan NKRI. Melalui Dinas Pendidikan kita berikan muatan lokal sosialisasi bahwa Madiun bukan basis orang PKI," kata Tontro.
"Jadi PKI ingin menguasai Madiun," imbuhnya.
Tontro menambahkan, peringatan upacara setiap 1 Oktober di Monumen Kresek sebagai bentuk pengingat bagi semua utamanya generasi muda. Yakni bahwa pada 75 tahun silam di monumen ini terjadi tragedi kelam yang dilakukan oleh PKI.
"Di mana saat itu para tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun aparat pemerintah menjadi korban kebiadaban partai terlarang itu (PKI)," tandas Tontro.
(abq/dte)