Sebanyak 500 orang massa dari berbagai elemen yang tergabung dalam ormas Madura Asli (Madas) berencana menggelar aksi untuk rasa disertai penutupan akses Jembatan Suramadu. Pihak kepolisian berupaya negosiasi agar aksi yang akan digelar besok siang itu batal dilakukan.
Kasat Lantas Polres Bangkalan AKP Grandika Indera Waspada membenarkan bahwa ada rencana dari Ormas Madas demo menutup Jembatan Suramadu. Dia mengatakan, pihaknya masih berusaha melakukan negosiasi agar aksi penutupan jembatan itu batal dilakukan.
"Saat ini kami berupaya supaya aksinya dibatalkan, mudah-mudahan bisa batal," ujarnya kepada detikJatim, Minggu (24/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan bahwa upaya pembatalan itu dilakukan karena salah satu dari tuntutan massa saat ini telah dipenuhi. Sehingga, pembatalan aksi seharusnya bisa dilakukan.
"Karena kan salah satu tuntutannya supaya jembatan timbang beroperasi lagi 24 jam, nah ini tuntutan yang sudah dipenuhi. Jadi semestinya ya aksi ini dibatalkan," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua DPC Madura Asli (Madas) H Muhammad Nurul Huda mengatakan demo yang digelar besok melibatkan massa gabungan dari berbagai kelompok.
Aksi unjuk rasa ini dilakukan untuk memprotes banyaknya air garam yang menetes di sepanjang Jalan Blega hingga Kecamatan Galis yang telah menyebabkan puluhan kejadian kecelakaan hingga beberapa dari korban meninggal.
"Kami melakukan aksi itu karena hingga saat ini belum ada solusi terhadap maraknya truk garam yang melintas dengan membawa tetesan air garam yang membahayakan pengendara," jelasnya.
Ia menegaskan, setidaknya ada sebanyak 500 orang massa akan turun ke akses pintu masuk Suramadu dari sisi Madura arah Surabaya. Ini dilakukan agar Gubernur Jawa Timur dan Kapolda Jatim segera merespon keluhan masyarakat Bangkalan terkait air garam penyebab kecelakaan.
(dpe/iwd)