Satu per satu warga Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi memasuki plataran pendopo Dam Koperan di Dusun Yudomulyo. Sejumlah pria tampak membawa hidangan menyerupai tumpeng yang diletakkan di pendopo sekitar DAM
Ada yang membawa ember berisi masakan tradisional ada pula yang membawa buah-buahan berupa pisang dan jeruk. Tampak pula petugas berseragam dinas kepolisian dan TNI bersila di antara puluhan warga yang mengenakan pakaian adat umat Hindu dan Muslim.
Mereka pun menunduk khusyuk, tenggelam dalam doa memohon keberkahan turunnya hujan di musim kemarau yang mengancam lahan persawahan sejumlah desa di Banyuwangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator Doa Bersama Sugiono mengungkapkan, gelar doa bersama tersebut dilakukan oleh masyarakat lintas iman di Banyuwangi. Pada hari itu, dimulai sejak pukul 8 pagi, doa bersama diawali oleh umat Hindu kemudian dilanjutkan oleh umat Muslim.
"Kegiatan ini kita lakukan mulai pagi, umat Hindu dan Islam berdoa secara bergantian, tahun lalu ada umat Kristiani juga, tapi tahun ini hanya diikuti umat Muslim dan Hindu,"Kata Kordinator doa bersama Sugiono, Jumat (20/9/2023)
Menurut Sugiono, doa bersama tersebut bagian dari ikhtiar baik dengan jalan spiritual. Upaya lain untuk mencukupkan kebutuhan air di lahan pertanian adalah dengan cara membagi jadwal gilir air pengairan sawah. Namun, ia akui kondisi debit air di DAM Koperan.
"Selama ini kami lakukan gilir air, jadi masih bisa teratasi. Kemarau panjang sejak Agustus 2023 sangat dirasakan oleh para petni dan warga. Pertumbuhan tanaman padi dan palawija milik petani terganggu. Doa bersama ini kita lakukan sebagai antisipasi agar tidak berdampak lebih parah lagi," ungkapnya.
"Kami tidak mengatakan gagal panen tapi memang menurun drastis dibanding sebelumnya," imbuh Sugiono.
Saat ini debit air di wilayah irigasi DAM Karangdoro, Kecamatan Tegalsari turun menjadi 7.000 meter kubik per detik, padahal sebelumnya debit air mencapai 10.000 hingga 12.000 meter per kubik.
"Debit air itu tidak akan cukup mengaliri sawah yang bakunya seluas 16.165 hektare," tegasnya
Sugiono berharap, ikhtiar doa bersama tersebut membuahkan hasil baik. "Kami berharap hujan yang datang itu hujan yang baik, yang berkah dan cukup, bukan hujan yang membawa malapetaka," harapnya
Ikhtiar tersebut disambut baik oleh sekretaris kecamatan Bangorejo Abdur Rachman, sebagaimana yang diharapkan Sugiono, Abdur Rachman memiliki pengharapan serupa.
"Semoga ikhtiar baik ini membuahkan hasil, agar segera turun hujan sehingga memudahkan petani dalam menggarap sawahnya," katanya.
Doa bersama ditutup dengan guyup dalam bincang dan diskusi bersama Forkompinda Kecamatan Bangorejo, G-Hippa, KorSDa Pesanggaran, KorSDa Bangorejo, KorSDa Cluring, KorSDa Tegaldlimo sembari menikmati hidangan tumbeng yang sudah dibawa warga pagi itu.
(erm/fat)