Jatim Sepekan: Serangan Balik Rombongan Prewedding Bromo-Siswi SD Buta Dicolok

Jatim Sepekan: Serangan Balik Rombongan Prewedding Bromo-Siswi SD Buta Dicolok

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Minggu, 17 Sep 2023 18:13 WIB
SAH, siswi SD di Gresik yang matanya dicolok tusuk bakso hingga buta oleh kakak kelasnya.
Siswi SD dicolok tusuk bakso (Foto file: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Surabaya -

Dalam sepekan berita-berita yang disajikan redaksi detikJatim banyak menarik perhatian pembaca. Salah satunya pengacara rombongan prewedding bawa flare memicu kebakaran Gunung Bromo salahkan angin.

Selain itu siswi SD kelas 2 di Gresik dicolok tusuk bakso dan bos media online tewas dibunuh tetangganya. Berikut detail beritanya yang dirangkum redaksi:

1. Pengacara Rombongan Prewedding Bawa Flare Salahkan Angin Kebakaran Bromo

Pengacara rombongan prewedding bawa flare yang memicu kebakaran Gunung Bromo membantah kliennya bersantai saat api mulai membakar Bukit Teletubbies. Ia justru seolah menyalakan angin yang membuat api cepat merembet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat kejadian, kuasa hukum seorang tersangka dan 5 saksi Mustaji mengatakan, kliennya saat itu berupaya memadamkan api. Hanya saja, karena saat kejadian angin sedang kencang, membuat air sebanyak 5 botol tidak cukup untuk memadamkan api.

"Tidak hanya (karena) angin kencang saja, karena juga kondisi rerumputan yang sudah sangat kering sehingga klien kami tidak bisa mengatasi," kata Mustaji saat ditemui di Polres Probolinggo, Kamis (14/9/2023).

ADVERTISEMENT

"Tidak benar, kalau klien kami hanya menyaksikan dan berdiam atau tidak berbuat apa-apa saat kebakaran terjadi di Gunung Bromo," tegasnya.

Menurut Mustaji, saat kejadian berlangsung, para kliennya melihat asap, sontak saja langsung mengambil air yang dibawanya di dalam mobil. Bahkan, persediaan air langsung dikeluarkan semua untuk memadamkan api dan agar tidak merembet.

"Mereka langsung mengambil botol berisi air yang memang bekalnya di dalam mobil. Kurang lebih ada 5 botol besar yang klien kami ini ambil saat melihat ada asap," ungkap Mustaji.

Namun, upaya mereka gagal hingga api merembet dan membakar lebih dari 500 hektare kawasan Bromo. Api yang berasal dari flare ini berdampak fatal kepada 6 kliennya tersebut.

Diketahui, polisi telah menetapkan Andrie Wibowo Eka Wardhana (41) asal Kabupaten Lumajang sebagai tersangka. Dia adalah manajer atau penanggung jawab Wedding Organizer yang disewa oleh calon pengantin asal Surabaya yang turut serta dalam rombongan itu.

Lima orang lainnya masih berstatus saksi, di antaranya pasangan pengantin berinisial HP (39) pengantin pria asal Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya dan pengantin wanita PMP (26) asal Kelurahan Lrorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat 1, Kota Palembang.

Lalu MGG (38) selaku crew pre wedding asal Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya, ET (27) crew pre wedding asal Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya dan ARVD (34) selaku juru rias asal Kelurahan/Kecamatan Tandes, Kota Surabaya.

Berita selengkapnya dapat dibaca di sini

2. Siswi SD Gresik Dicolok Tusuk Bakso Kakak Kelas

SAH (8), siswi warga Randupadangan, Menganti, Gresik ini menjadi korban kekerasan yang dilakukan sesama siswa SD di sekolahnya. Matanya dicolok dengan tusuk bakso oleh siswa lain yang diduga kakak kelasnya gegara menolak saat uang jajannya hendak dirampas.

Samsul Arif (36), ayah siswi menceritakan bahwa peristiwa itu terjadi 7 Agustus 2023. Saat itu di SD Negeri kawasan Menganti tempat anaknya bersekolah sedang digelar lomba Agustusan.

Ayah korban menyebutkan bahwa saat itu putrinya berada di halaman sekolah bersama teman-teman sekelasnya, murid dari kelas lain, termasuk kakak dan adik kelasnya mulai kelas 1 hingga kelas 6.

Tidak berselang lama, tiba-tiba SAH ditarik oleh seseorang yang diduga kakak kelasnya ke sebuah lorong yang ada di antara ruang guru dan pagar sekolah. Di lorong itulah korban dimintai uang jajan secara paksa.

"Karena nggak mau, wajah anak saya ditutupi tangan, kemudian tusuk bakso itu dicolok-colokan dari atas ke bawah di bagian mata kanan anak saya," kata Samsul saat ditemui detikJatim di rumahnya, Jumat (15/9/2023).

Dia menyebutkan bahwa putrinya sempat memberontak hingga akhirnya berhasil lepas dari cengkeraman dan lari ketakutan. Karena merasa kesakitan putrinya membasuh matanya dengan air kemudian mengusap matanya yang berdarah dengan seragam.

Saat itu matanya terluka. Selain itu, Samsul juga menemukan bekas darah di seragamnya yang kini sudah bersih karena seragam tersebut memang harus dicuci untuk dipakai lagi.

Pada saat pulang sekolah itulah putrinya mengeluhkan mata kanannya tidak bisa melihat. Samsul segera memeriksakan keluhan putrinya itu ke rumah sakit bahkan sempat dirujuk beberapa kali hingga akhirnya ditangani di RSUD Dr Soetomo, Surabaya.

Betapa pilu perasaannya ketika dokter menyatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan ditemukan adanya kerusakan pada syaraf mata kanan SAH. Hal itu membuat mata kanan putrinya sama sekali tidak bisa melihat.

"Karena mengalami buta permanen, saya nggak terima dan saya mendatangi ke sekolah untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya," ujar Samsul.

Samsul pun melaporkan hal itu ke Polsek Menganti untuk meminta pendampingan melihat CCTV. Samsul juga meminta bantuan ke Bhabinkamtibmas Polsek Menganti untuk meminta CCTV dan bermaksud melihatnya bersama-sama.

"Saya sudah minta bantuan pak Bhabin. Tapi Bhabinkamtibmas merespon 4 hari setelah saya meminta bantuan. Tahu-tahu, katanya pak Bhabin sudah melihat CCTV itu. Padahal saya minta agar dilihat sama-sama. Akhirnya saya lapor ke kepala desa dan Polres Gresik," kata Samsul.

Berita selengkapnya dapat dibaca di sini

Pesta sabu twin tower hotel surabayaPesta sabu twin tower hotel surabaya/ Foto: Dok. BNNK Surabaya

3. BNN Surabaya Gerebek Pesta Sabu di Twin Tower Surabaya

BNN Kota Surabaya menggerebek pesta sabu di Twin Tower Hotel and Residence di Jalan Kalisari, Kapasari, Kecamatan Genteng. Belasan orang terjaring dalam penggerebekan itu.

Humas BNN Kota Surabaya dr Singgih Windi Pratomo penggerebekan dilakukan setelah pihaknya menerima informasi dari masyarakat.

Tanpa menunggu lama, tim BNN Kota Surabaya berkomunikasi dengan Satpol PP Surabaya dan bergerak menuju lokasi.

"Sesampai di lokasi tim gabungan BNN Kota Surabaya bersama Tim Satpol PP Kota Surabaya menyampaikan maksud dan tujuannya ke pihak manajemen hotel," kata Singgih dalam keterangannya, Rabu (13/9/2023).

Setelah itu, pihaknya kemudian melakukan tes urine secara mendadak terhadap belasan pengunjung. Hasilnya 10 orang dinyatakan positif narkoba.

"Dan kemudian dilakukan tes urine terhadap 12 pengunjung hotel dan didapatkan hasil 10 orang positif Methamphetamine dan Amphetamine," ungkap Singgih.

Untuk 10 orang yang hasil tes urinenya positif kemudian diamankan ke Kantor BNN Kota Surabaya. Ini untuk pemeriksaan lanjutan.

Kasatpol PP Kota Surabaya M Fikser mengatakan penggerebekan pesa narkoba merupakan agenda BNN. Meski demikian, pihaknya memang selalu dilibatkan.

"Itu agendanya BNN, setiap agenda kami dilibatkan. Temuan di lapangan itu, kemudian nanti kami tindak lanjuti untuk melakukan pengecekan bersama OPD terkait. Dilakukan pengecekan di setiap OPD apakah izin-izin atau tidak," ujar Fikser.

Dengan temuan awal tersebut, kata Fikser, jika ada pelanggaran di sana akan menjadi pintu masuk untuk melakukan pengecekan perizinan.

"Dengan temuan awal bahwa ada pelanggaran di sana itu menjadi pintu masuk bagi kami untuk melakukan pengecekan dengan izin-izin yang dimiliki oleh hotel tersebut. Nanti akan kita periksa satu-satu," ungkap Fikser.

Fikser menambahkan pihaknya selalu menggelar rapat bersama OPD terkait jika ada temuan pelanggaran. Ia juga membenarkan adanya temuan ruang seperti karaoke di dalam hotel yang juga apartemen itu.

"Temuannya memang seperti itu. Semua hotel kalau mau bikin karaoke harus ada izin. Nanti kita lihat izinnya seperti apa," tandas Fikser.

Berita selengkapnya dapat dibaca di sini

TKP pembunuhan kabiro media online JombangTKP pembunuhan kabiro media online Jombang/ Foto: Enggran Eko Budianto

4. Bos Media Online Ditembak dan Dipukul Tetangganya

M Sapto Sugiyono (46) tewas gegara ditembak dan dipukul tetangganya menggunakan palu. Korban sempat meminta tolong kepada warga, tapi pelaku mengancam warga yang ingin menolong.

Korban, yang merupakan kepala biro Jombang media online kabaroposisi.net, dibunuh di rumahnya sendiri di Dusun Sambongduran, Desa Jombang, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Korban tewas setelah kepalanya ditembak dengan senapan angin dan dipukuli dengan palu.

"Dari informasi awal begitu (Kepala Sapto ditembak dan dipalu). Untuk memastikannya, perlu autopsi di rumah sakit," kata Kapolsek Jombang AKP Soesilo kepada wartawan di lokasi pembunuhan, dilansir detikJatim, Jumat (15/9/2023).

Salah seorang saksi mata, Septi Trias (42), mengatakan awalnya ia hanya mendengar suara tembakan senapan angin beberapa kali pada Kamis (14/9/2023) sekitar pukul 19.30 WIB sampai 20.00 WIB. Karena penasaran, ia, yang ketika itu mengajari anaknya di dalam rumah, memutuskan keluar.

Saat di depan rumahnya, ia tiba-tiba saja dihampiri korban Sapto. Bapak tiga anak itu jongkok sembari memegangi dadanya. Korban mengaku ditembak Daim (49), tetangga sebelah rumahnya. Sapto pun meminta dibawa ke rumah sakit.

"Mas Sapto minta dibawa ke rumah sakit dan melapor ke polisi. Saya sempat ragu. Kemudian dia muntah darah, baru saya teriak-teriak minta tolong," kata Septi kepada wartawan di rumahnya, Jumat (15/9/2023).

Rumah Septi persis di sebelah kanan Daim. Sedangkan rumah Sapto persis di sebelah kiri rumah Daim. Mereka tinggal di Dusun Sambongduran, RT 2 RW 3, Desa/Kecamatan Jombang.

Setelah menghampirinya, lanjut Septi, Sapto masih mampu berjalan kembali ke rumahnya. Sejurus kemudian, Daim keluar dari rumah sambil membawa palu. Pedagang kantong plastik di Pasar Citra Niaga, Jombang, itu memukuli kepala korban yang saat itu sudah tergeletak.

Sapto tergeletak di depan pintu samping rumahnya. Tanpa belas kasihan, Daim memukul kepala korban dengan palu beberapa kali. Melihat penganiayaan keji itu, Septi kembali berteriak-teriak meminta tolong, sehingga warga sekitar berdatangan ke lokasi.

"Warga datang malah diancam pelaku pakai palu, sehingga lari semua. Saya juga masuk rumah," terangnya.

Berita selengkapnya dapat dibaca di sini

Halaman 2 dari 4
(abq/fat)


Hide Ads