Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur memprediksi musim hujan di sebagian besar wilayah Jatim akan berlangsung lebih lambat atau mundur. Awal musim hujan diperkirakan baru terjadi November 2023. Padahal, di 2022, awal musim hujan terjadi pada bulan Oktober.
"Jika dibandingkan dengan data normal klimatologisnya, justru hanya sebagian kecil wilayah yang normal, sisanya ternyata sebagian besar wilayah jatim secara merata mengalami kemunduran atau datang lebih lambat dari normal klimatologis," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, saat Konferensi Rilis Prakiraan Musim Hujan Jatim 2022, Rabu (13/9/2023)
Anung memaparkan, prakiraan ini berdasarkan perkembangan kondisi dinamika atmosfer lautan menggunakan indeks ENSO, Dipole Mode, Monsun, dan Suhu Muka Laut Perairan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangannya, Anung menjelaskan, wilayah Jatim terbagi menjadi 74 ZOM atau Zona Musim. Saat ini, rata-rata wilayah Jatim masih memasuki puncak musim kemarau. Namun, sejumlah wilayah akan memasuki musim hujan pada 20 hari pertama bulan November.
"Awal musim hujan secara umum diprediksi terjadi pada awal bulan November 2023. Namun tingginya keragaman iklim di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi serentak, itu juga berdampak di sebagian besar wilayah Jatim," kata Anung
Anung juga menyebut, sebanyak 41 ZOM atau 55,4 persen daerah di Jatim akan mengalami kemunduran dan memasuki awal musim hujan pada bulan Desember.
Daerah Jatim yang memasuki musim hujan paling awal atau November dasarian II, terjadi di ZOM 282 dan 310. Antara lain bagian utara Trenggalek-Tulungagung, bagian timur Ponorogo, dan bagian barat Kabupaten Kediri. Sedangkan paling akhir atau pada Januari dasarian I, diprakirakan terjadi di ZOM 330, yaitu bagian timur Situbondo.
Pada kesempatan ini, Anung memaparkan, puncak musim hujan 2023/2024 diprakirakan akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2024.
Selain itu, ia juga menegaskan, sifat hujan pada musim hujan 2023/2024 ini diprakirakan normal meliputi 55 ZOM (74,3 persen), lalu bawah normal meliputi 17 ZOM (23 persen), dan atas normal meliputi 2 ZOM (2,7 persen). Lalu, curah hujan selama musim hujan 2023/2024 diprakirakan berkisar antara 500 hingga 2000 mm.
"Meskipun awal musimnya datang terlambat kami memprakirakan curah hujan juga akan normal, tidak terlalu basah dan kering," ujarnya
Ia mengimbau masyarakat Jatim dan institusi terkait agar tetap mewaspadai dan lebih antisipatif terhadap kemungkinan adanya dampak musim hujan atau potensi bencana hidrometeorologi selama musim hujan. Terutaman, di wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan lebih tinggi dibandingkan rata klimatologisnya.
"Mohon agar tetap mewaspadai dinamika cuaca sekarang terjadi secara dinamis, kadang puncak musim hujan juga akan terjadi diluar bulan ini jadi mohon dicermati skala cuaca dan mingguan," pesannya.
Artikel ini ditulis oleh Aujana Mahalia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hil/dte)