"Setiap harinya terdapat ratusan unggas yang mati mendadak," kata M Supaat (45) salah satu peternak warga RT 2, RW 1 kepada detikJatim, Sabtu (9/9/2023).
Supaat menjelaskan sampai saat ini para peternak belum mengetahui penyebab matinya unggas tersebut. Mereka juga tidak bisa berbuat banyak untuk mengantisipasi kematian unggas.
"Kami sudah memberitahukan perihal ini kepada mantri hewan di kantor kecamatan. Kemudian unggas yang mati dilakukan pemeriksaan namun para peternak belum mengetahui hasilnya seperti apa," jelas Supaat.
Hal yang sama disampaikan oleh Tantowi (40), ia mengaku dirinya tidak terlalu banyak memelihara unggas. Hanya berjumlah puluhan, namun unggas tersebut tiba-tiba mati mendadak. Bahkan sampai saat ini unggas yang dipelihara telah mati semua.
"Kalau kami tidak terlalu banyak memelihara unggas, tapi sayang mulai tiga hari kemarin semua yang kami pelihara mati semua," kata Tantowi.
Tantowi menambahkan dirinya sudah berupaya unggas yang mati dikuburkan di dalam tanah dengan lokasi yang tidak berdekatan dengan kandang.
Lokasi penguburan juga jauh dari akses keramaian manusia maupun kemungkinan adanya hewan liar lainnya. Ini untuk mengantisipasi penularan ke ternak atau warga setempat. Namun tetap saja yang ternak yang mati bertambah banyak.
"Satu hari misal mati 20 ekor, anehnya keesokannya malah lebih banyak. Padahal unggas yang mati dikubur ke tempat yang jauh dari kandang," imbuh Tantowi.
"Kami mengharapkan pihak Dinas Pertamanan untuk segera memberikan solusi para peternak Desa Penatarsewu ini," tandas Tantowi.
Kabid Produksi Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo drh Tony Hartono, membenarkan adanya ratusan unggas yang mati mendadak di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Pihaknya menerima laporan sebanyak 250 ekor ayam kampung dan 346 ekor itik /entog pada 21 orang peternak.
"Laporan kematian ini sudah terjadi dua bulan terakhir dan baru dilaporkan ke Dinas Pangan dan Pertanain pada awal Sepetember 2023. Dimana langsung diambil tindakan rapid tes dan pengambilan sampel yang dibantu oleh BRIN ( Badan Riset dan Inovasi Nasional)," kata Tony.
Tony menambahkan penyakit mengarah ke penyakit virus tetapi menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu. Tindakan yang telah dilakukan berupaya agar penyakit tidak meluas.
"Kami berupaya bahwa penyakit itu tidak meluas memberikan desinfeksi terhadap kandang peternak. Selain itu pemberian vitamin terhadap hewan yang masih hidup," tandas Tony.
(abq/iwd)