Ketabahan Warga di Pacitan Puluhan Tahun Kesulitan Air Bersih saat Kemarau

Ketabahan Warga di Pacitan Puluhan Tahun Kesulitan Air Bersih saat Kemarau

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Rabu, 06 Sep 2023 18:00 WIB
Warga di Punung , Pacitan antre air bersih saat kemarau
Warga di Punung Pacitan antre air dropping saat misim kemarau (Foto: Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Pacitan -

Sebuah truk tangki pengangkut air bersih tiba di lapangan kecil dekat pemukiman Dusun Kutukan, Desa Mendolo Kidul, Kecamatan Punung. Lina (38) yang sedang menunggu anaknya belajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kemudian bergegas menuju lapangan itu untuk mendapat air bersih.

Lina tak sendirian. Beberapa warga lain juga melakukan hal serupa. Mereka tampak antre menunggu bantuan dropping air bersih yang dibawa truk. Pemandangan semacam itu jamak terlihat saat musim kemarau di Dusun Kutukan.

Maklum, sebagian wilayah barat Kabupaten Pacitan memang rawan air bersih. Minimnya sumber air menjadi salah satu alasan kebutuhan dasar itu susah didapat. Pengiriman air pun menjadi solusi sementara bagi warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiap tahun memang seperti ini, terutama kalau kemaraunya panjang. Jadinya ya kekurangan air," ujar Lina berbincang dengan detikJatim di lokasi, Rabu (6/9/2023).

Di Dusun Cambahan yang berjarak 2 kilometer dengan wilayah Kutukan, pemandangan yang sama juga terjadi di halaman rumah seorang warga. Puluhan warga berkerumun menyusul adanya pemberitahuan dari kepala dusun. Pemangku wilayah itu menjelaskan akan ada droping air bersih. Kali ini dari Palang Merah Indonesia (PMI).

ADVERTISEMENT

Penantian selama puluhan menit pun akhirnya berubah senyum ceria. Truk tangki berkelir putih itu berhenti persis di depan rumah Sumardi yang tak lain Ketua RT setempat. Seorang relawan segera menyalakan mesin diesel. Seorang lainnya mengarahkan moncong selang ke mulut drum yang berjajar di tepi jalan.

Sumardi juga memberitahu warganya agar berkumpul dan membawa wadah air. Warga yang didominasi emak-emak sontak berduyun-duyun mengerumuni armada angkut. Beragam wadah pun mereka tenteng. Mulai dari ember, kaleng bekas cat tembok, hingga benda bekas pakai lain dengan beragam volume.

"Sekarang sudah lebih dari dari dulu karena ada pengiriman dari pemerintah. Kalau dulu lebih parah lagi, ngambilnya dari sungai karena sumur kering semua," paparnya.

Sumardi yang asli Dusun Cambahan mengakui fenomena kelangkaan air bersih saat kemarau telah menjadi persoalan sejak dirinya kecil. Dropping air sendiri menjadi solusi terakhir saat sumber sulit didapatkan seiring musim kering berkepanjangan. Saat kondisi belum kritis, warga biasanya mengambil dari sumber terdekat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kami yang tinggal di atas ini memang kendalanya. Saya biasanya ambil dari tempat saudara di sebelah sana, saya angkut pakai motor sekadar untuk kebutuhan," ujar Sumardi sembari menunjukkan lokasi berjarak sekitar 1 kilometer arah barat rumahnya.

Ketua Harian PMI Pacitan Sunaryo yang ikut dalam bakti sosial menjelaskan dropping air bersih merupakan agenda rutin. Hal itu seiring makin banyak permintaan dari warga yang tinggal di kawasan rawan kekeringan. Kegiatan kali ini, lanjut dia, juga dirangkaikan dengan peringatan hari ulang tahun ke-78 PMI.

Adapun lokasi pengiriman diupayakan merata. Untuk sepekan ke depan, lanjut mantan kadinsos itu, sasaran masih difokuskan di wilayah barat Kota 1001 Gua. Tentu saja lembaga kemanusiaan tersebut juga berkoordinasi dengan BPBD maupun institusi lain di lingkup pemkab.

"Di sisi lain memang ini waktunya musim kering. Memang Pacitan ini kan potensi (kekurangan air bersih) sehingga kami melaksanakan pendistribusian ini berdasarkan juga laporan dari wilayah," katanya.

Informasi dihimpun detikjatim, dampak Kekeringan di Pacitan kian meluas. Hasil rekap data Pusat Informasi Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) yang terpantau hingga Rabu (30/8) krisis air meluas hingga enam Kecamatan. Yaitu Donorojo, Punung, Pacitan, Kebonagung, Arjosari, dan Bandar

"Sekitar 5.067 jiwa atau 1.696 Kepala Keluarga (KK) terdampak. Mereka yang terdampak itu berada di 29 Dusun di 10 Desa pada 6 Kecamatan," papar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro.




(abq/iwd)


Hide Ads