Program Literasi Digital Nasional yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sukses menyedot perhatian ribuan masyarakat. Bertempat di Alun-alun Ponorogo, acara ini jadi pusat perhatian masyarakat Bumi Reog, Minggu (3/9) malam.
Acara program literasi digital nasional ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Bupati Sugiri Sancoko, anggota DPR RI Komisi VI Sartono Hutomo dan satu influencer. Sedangkan sesi kedua diisi oleh Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur Sherlita Ratna Dewi Agustin dan dua orang influencer.
Menariknya, tiap sesi diberi jeda hiburan musik dengan mengundang band papan atas, Naff dan D'Masiv. Masyarakat pun tidak hanya mendapat ilmu tapi juga mendapat hiburan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sebagai salah satu narasumber mengatakan dunia digital bagaikan dua mata pisau pun juga bagai madu dan racun. Sebab, bisa memudahkan untuk belajar maupun berbisnis namun juga bisa menghancurkan ketika menjadi penyebar hoaks.
"Literasi digital bagai dua mata pisau seperti madu dan racun, literasi ini menjadi madu ketika memudahkan untuk bisnis, belajar, menimba ilmu pengetahuan, perdagangan online, anak muda semakin canggih dan hebat. Menjadi racun dan bisa membunuh peradaban ketika membuat berita hoax," tutur Giri dalam keterangan tertulis, Senin (4/9/2023).
Giri mengatakan adanya literasi digital bisa membawa perubahan untuk Ponorogo yang lebih baik. Namun harus diimbangi dengan sikap dan sifat yang baik.
"Mimpi besar lewat literasi digital kita bersama sadar digital, dan migrasi digital, ke depan Ponorogo keren," imbuh Giri.
Politisi PDIP itu pun mencontohkan awal menjabat WiFi hanya ada 4 unit. Sekarang sudah ada 7 ribu unit yang tersebar di tiap RT di Ponorogo.
"Gunakan sebaik mungkin, awal saya menjabat fasilitas WiFi di Ponorogo hanya ada 4 biji, sekarang sudah 7 ribu unit WiFi tiap RT," tandas Giri.
Ada empat pengetahuan yang masyarakat dapatkan melalui pelatihan dalam program itu, antara lain kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Sementara, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur Sherlita Ratna Dewi Agustin mengingatkan agar selalu beretika dalam memainkan media sosial. Terutama soal data pribadi, seperti KTP.
"Empat pilar literasi digital harus diingat, teman-teman tahu hardware dan software, memiliki budaya digital, bagaimana kita gunakan digitalisasi untuk mempersatukan bukan malah memecah belah," ucap Sherli.
Menurutnya, paling penting soal etika digital. Sebelum mengunggah sesuatu di media sosial jangan sampai menyakiti pihak lain.
"Paling penting keamanan digital, jangan mudah berikan data pribadi terutama KTP, jaga biar tidak sampai dimanfaatkan orang lain, terutama username dan passwordnya," pungkas Sherli.
(prf/ega)