Masriah, emak-emak penyiram air kencing hingga tinja ke rumah tetangganya, Wiwik Winarti seolah tak kapok berulah. Penjara tak membuatnya tobat. Keluar dari penjara, tabiat Masriah yang kerap mengganggu Wiwik masih saja terjadi.
Diketahui, Masriah diganjar penjara 1 bulan atas aksinya menyiram kotoran selama hampir 7 tahun ke rumah Wiwik. Masriah divonis bersalah melanggar Perda Nomor 10/2013. Yakni pasal 8 ayat (1) huruf C tindak pidana ringan. Masriah kemudian menjalani kurungan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Sidoarjo.
Usai dipenjara, Masriah sempat mengaku kapok dan tak mau mengulangi aksinya. Saat menjalani sidang gugatan perdata Rp 1 miliar yang dilayangkan Wiwik, Masriah bercerita beratnya menjalani hidup di bui.
"Aku yo wis kapok gak kepingin mlebu lapas maneh, nang lapas iku soro, wis pokoke soro temenan (Saya sudak kapok tidak akan mengulangi masuk lapas lagi. Di dalam lapas itu sulit, sudah pokoknya sulit banget)," kata Masriah di PN Sidoarjo, Kamis (20/7/2023).
Namun, Masriah seolah lupa pernah mengatakan kalimat tersebut. Ia lagi-lagi berulah mengganggu Wiwik. Kali ini, ia berusaha menghalang-halangi bantuan Pemkab Sidoarjo dalam merenovasi rumah Wiwik.
Dua batu besar sengaja disemen di depan rumahnya agar pikap yang membawa material bangunan untuk renovasi rumah Wiwik tak bisa lewat. Selain itu, Masriah juga memarkir kendaraannya dengan menjorok ke jalan.
Hal ini membuat tukang yang merenovasi Wiwik akhirnya kesusahan. Mereka akhirnya terpaksa memasukkan material ke rumah Wiwik menggunakan gerobak.
Memang, jalan di depan rumah Masriah adalah satu-satunya akses yang cukup lebar bagi kendaraan roda empat untuk menuju ke rumah Wiwik yang berada di gang buntu.
Tetangga Masriah di Desa Jogosatru, Sukodono, Sidoarjo, Lilik Samroatul menyebut, watak keras kepala Masriah sebenarnya sudah terlihat sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Dia prihatin dengan perilaku Masriah yang tidak berubah padahal sudah sebulan dipenjara.
"Kata teman-temannya, Masriah sulit diajak berteman. Mintanya menang sendiri. Karakternya susah dipahami. Itu sudah terlihat sejak masih sekolah," ujar Lilik kepada detikJatim.
Lilik mengaku heran, mengapa perilaku demikian bertahan hingga Masriah sudah dewasa, bahkan kini telah menjadi seorang ibu yang tidak hidup sendiri di lingkungan kampung.
"Anehnya sudah jadi emak-emak kok enggak berubah? Wong Jawa nak ngarani (orang Jawa bilang) angel tenan," ujar Lilik.
Pengakuan kerabat Masriah, baca di halaman selanjutnya!
(hil/sun)