Waspada Rotavirus pada Anak, Kenali Gejala dan 3 Penyebab Utamanya!

Waspada Rotavirus pada Anak, Kenali Gejala dan 3 Penyebab Utamanya!

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 24 Agu 2023 04:00 WIB
ilustrasi obat diare untuk anak
Ilustrasi diare pada anak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Antonio_Diaz)
Surabaya -

Dinkes Surabaya pun gencar melakukan imunisasi Rotavirus kepada anak-anak. Langkah ini dilakukan setelah 15.896 anak di Kota Surabaya terjangkit diare selama bulan Januari hingga Juli 2023. Diare sendiri bisa jadi gejala awal Rotavirus.

Nutritionist, Health Consultant, dr Hans Kristian Pranoto CSN PN1 menjelaskan, Rotavirus merupakan penyakit yang sudah cukup lama ada dan munculnya musiman. Ada 3 penyebab utama Rotavirus.

"Pertama higienis. Kebanyakan masalah anak abai Rotavirus, bisa terjadi ke orang dewasa tapi gejala tak separah anak-anak. Faktor risiko terjadinya Rotavirus itu karena higienitas yang kurang pada daerah permukiman atau pada anak-anak yang kurang diperhatikan pola hidupnya," papar dr Hans kepada detikJatim, Rabu (23/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, lanjut dr Hans, karena belum mendapatkan imunisasi. Pada rotavirus ada monovalen dan pentavalen atau beberapa jenis imunisasi yang bisa diberikan.

Lalu, penyebab Rotavirus yang paling banyak ketiga adalah karena imunokompermais atau anak-anak yang memiliki imunitas kurang baik. Hal ini bisa dikarenakan pola hidup anak yang kurang sehat hingga asupan makanan.

ADVERTISEMENT

"Anak-anak ada yang pola hidupnya kurang diperhatikan. Ini juga berhubungan dengan daerah permukiman, makan apa saja, kurang diperhatikan nutrisinya. Sehingga, imunitas anak mudah menurun," terang dr Hans.

"Ironisnya banyak zat kimia pada makanan, bahan tambahan pangan yang sifatnya toksik. Bukan hanya perasa, tapi pewarna, pengawet, pengenyal, banyak sekali dijadikan bahan tambahan pangan yang berdampak pada imunitas, terutama kondisi pencernaan anak," sambungnya.

Ia mengatakan, Rotavirus menyerang pencernaan dan 90% imunitas berasal dari pencernaan. Jika pencernaan kurang baik, maka akan semakin mudah terinfeksi virus.

"Yang perlu ditingkatkan imunitas, salah satu yang bisa meningkatkan dengan imunisasi. Kedua pola hidup," ujar alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) ini.

Di beberapa klinik tempat dr Hans praktik, ditemukan beberapa pasien anak yang datang dengan keluhan diare. Namun, untuk dipastikan terjangkit Rotavirus, tetap harus melalui pemeriksaan laboratorium.

"Ada beberapa pasien, tapi tidak banyak. Seminggu tidak lebih dari 2 pasien anak. Dari hasil pemeriksaan lab kita bisa pakai uji elisa atau PCR seperti COVID-19, pemeriksaan kotoran untuk menentukan diagnosis karena Rotavirus atau bukan," bebernya.

dr Hans berpesan kepada para orang tua agar mengenali gejala Rotavirus pada anak. Jika memang muncul gejala mual hingga demam setelah anak diare, orang tua perlu mempertimbangkan untuk membawa anak berobat ke dokter.

"Diare itu gejala paling umum. Kemudian disertai mual dan muntah, seperti muntaber tapi bukan muntaber. Lalu disertai demam. Kalau sudah terindikasi itu, perlu waspada dan segera cek ke dokter," imbaunya.




(dte/iwd)


Hide Ads