- Apa Itu Asma?
- Gejala Asma
- Penyebab dan Faktor Risiko Asma 1. Faktor Keturunan 2. Alergi 3. Asap Rokok dan Polusi Udara 4. Infeksi Saluran Pernapasan 5. Udara Dingin atau Perubahan Cuaca Ekstrem 6. Olahraga Berat Tanpa Pemanasan
- Cara Pencegahan Asma 1. Kenali dan Hindari Pemicu 2. Gunakan Obat Sesuai Anjuran Dokter 3. Vaksinasi Rutin 4. Olahraga Teratur dengan Aman 5. Kelola Stres dengan Baik
- Kapan Harus ke Dokter?
Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum di dunia dan bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kondisi ini ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas, yang menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas, batuk, hingga napas berbunyi (mengi).
Sayangnya, banyak orang masih menganggap gejala awal asma sebagai gangguan pernapasan biasa dan menyepelekannya. Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, asma bisa mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan memicu serangan yang mengancam nyawa.
Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mengenali gejala-gejalanya, memahami apa saja penyebab dan faktor risikonya, serta mengetahui cara mencegah kambuhnya asma. Dengan pengelolaan yang tepat, penderita asma tetap bisa hidup sehat dan aktif tanpa harus terus-menerus khawatir akan serangan mendadak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Asma?
Asma adalah penyakit jangka panjang (kronis) yang menyerang saluran pernapasan, yaitu bagian tubuh yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru. Pada penderita asma, saluran napas menjadi sangat sensitif terhadap berbagai pemicu, seperti debu, udara dingin, asap, atau aktivitas fisik berlebihan.
Saat terkena pemicunya, saluran napas akan mengalami tiga hal utama, yaitu meradang, di mana dinding saluran napas membengkak. Kemudian, mengeluarkan lendir berlebih, yang menyebabkan jalur udara menjadi lengket dan sempit. Otot di sekitar saluran napas juga mengencang, sehingga membuat udara makin sulit masuk ke paru-paru.
Akibatnya, penderita akan mengalami sesak napas, batuk, napas berbunyi (mengi), dan rasa berat di dada. Meskipun asma tidak bisa disembuhkan, penyakit ini bisa dikendalikan dengan pengobatan dan gaya hidup yang tepat.
Gejala Asma
Gejala asma bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung seberapa parah kondisinya. Ada yang gejalanya ringan dan hanya muncul sesekali, ada pula yang sering kambuh dan cukup berat. Berikut beberapa tanda-tanda umum asma yang perlu kamu waspadai.
- Sesak napas, terutama di malam hari atau dini hari saat tidur. Ini adalah salah satu gejala paling umum pada penderita asma.
- Batuk terus-menerus, terutama saat cuaca dingin, saat tertawa, atau setelah olahraga.
- Napas berbunyi atau mengi, yaitu suara seperti siulan kecil saat menghembuskan napas. Ini terjadi karena saluran napas menyempit.
- Dada terasa berat atau sesak, seperti ada tekanan di bagian dada, sehingga sulit bernapas dengan lega.
- Cepat lelah, bahkan saat melakukan aktivitas ringan yang biasanya tidak melelahkan.
Pada beberapa kasus, gejala asma bisa muncul tiba-tiba dan menjadi serangan asma. Saat serangan terjadi, penderita bisa mengalami kesulitan bernapas yang berat, tidak bisa bicara dengan lancar, hingga wajah tampak pucat atau membiru. Ini adalah kondisi darurat medis yang harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan.
Penyebab dan Faktor Risiko Asma
Asma tidak terjadi secara tiba-tiba tanpa alasan. Ada berbagai faktor yang bisa memicu atau membuat seseorang lebih berisiko terkena penyakit pernapasan ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Faktor Keturunan
Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat asma atau alergi, kemungkinan anaknya juga mengalami hal yang sama akan lebih tinggi. Artinya, gen atau sifat bawaan dari keluarga bisa menjadi penyebab utama.
2. Alergi
Banyak penderita asma juga memiliki alergi. Bahan-bahan pemicu alergi seperti debu rumah, bulu hewan, serbuk sari tanaman, dan tungau bisa memicu kambuhnya gejala asma.
3. Asap Rokok dan Polusi Udara
Paparan asap rokok-baik aktif maupun pasif-dapat mengiritasi saluran napas. Begitu juga dengan polusi udara, seperti asap kendaraan bermotor dan pembakaran sampah, yang bisa memperparah kondisi asma.
4. Infeksi Saluran Pernapasan
Penyakit seperti flu, pilek, atau bronkitis dapat menyebabkan peradangan pada saluran napas dan memperburuk gejala asma, terutama pada anak-anak dan lansia.
5. Udara Dingin atau Perubahan Cuaca Ekstrem
Cuaca yang tiba-tiba berubah, terutama menjadi sangat dingin atau kering, bisa membuat saluran napas menyempit dan memicu serangan asma.
6. Olahraga Berat Tanpa Pemanasan
Aktivitas fisik seperti berlari atau olahraga intens bisa memicu sesak napas pada sebagian penderita asma, apalagi jika dilakukan tanpa pemanasan yang cukup. Kondisi ini dikenal dengan sebutan exercise-induced asthma.
Cara Pencegahan Asma
Meskipun asma belum bisa disembuhkan total, penderita tetap bisa mengontrol gejalanya dan mencegah serangannya kambuh. Kuncinya adalah menerapkan gaya hidup sehat dan mengikuti pengobatan yang tepat. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
1. Kenali dan Hindari Pemicu
Langkah pertama dan paling penting dalam mencegah asma kambuh adalah mengenali apa yang memicunya, lalu berusaha menghindarinya. Beberapa contoh yang bisa dilakukan, di antaranya rutin membersihkan rumah agar bebas dari debu, tungau, dan jamur.
Lalu, sebaiknya mengindari hewan peliharaan jika alergi terhadap bulunya, jauhkan diri dari asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif, serta gunakan masker saat berada di area berpolusi atau saat membersihkan rumah.
2. Gunakan Obat Sesuai Anjuran Dokter
Penderita asma sebaiknya punya rencana perawatan pribadi yang disusun bersama dokter. Gunakan inhaler atau obat pengontrol asma secara teratur, meski sedang tidak kambuh. Jangan mengubah dosis atau menghentikan obat tanpa izin dokter.
3. Vaksinasi Rutin
Infeksi seperti flu dan pneumonia dapat memperparah kondisi asma. Karena itu, penting untuk melakukan vaksinasi rutin untuk menjaga daya tahan tubuh, terutama saat musim hujan atau flu.
4. Olahraga Teratur dengan Aman
Olahraga tetap penting bagi penderita asma, tapi harus dilakukan dengan hati-hati. Pilih olahraga yang ringan dan ramah untuk pernapasan, seperti berenang, yoga, atau jalan kaki. Jangan lupa untuk melakukan pemanasan sebelum mulai dan pendinginan setelahnya.
5. Kelola Stres dengan Baik
Stres dan emosi yang tidak stabil bisa menjadi pemicu asma. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk relaksasi dengan yoga, meditasi, mendengarkan musik, atau hobi yang menyenangkan. Pastikan punya waktu istirahat dan tidur yang cukup setiap hari.
Kapan Harus ke Dokter?
Walau gejala asma bisa dikendalikan, ada kondisi tertentu yang tidak boleh dianggap remeh. Segeralah periksa ke dokter jika mengalami gejala seperti semakin sering muncul atau terasa lebih parah dari biasanya, maupun obat atau inhaler yang biasa digunakan sudah tidak efektif dalam meredakan gejala.
Lalu, jika mengalami serangan asma parah, seperti napas sangat pendek, dada terasa sangat sesak, sulit berbicara, bahkan berjalan pun terasa berat. Ini termasuk kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. Jadi, jangan menunda ke dokter jika tubuh memberi sinyal bahaya tersebut.
Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko komplikasi yang bisa terjadi. Asma memang bukan penyakit yang bisa disembuhkan total, tapi kabar baiknya, asma bisa dikendalikan. Kuncinya dengan mengenali dan menghindari pemicunya, minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter, dan menjaga pola hidup sehat dan lingkungan bersih.
(auh/irb)