Kegiatan ospek atau Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya viral. Ospek itu diwarnai aksi kritik mahasiswa baru (maba) ke rektor.
Berikut ini sejumlah fakta yang dihimpun detikJatim dari sejumlah pemberitaan yang ada.
1. Viral Maba Protes-Teriaki Rektor UINSA
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaksanaan ospek di UINSA itu viral di media sosial. Dalam salah satu video yang dilihat detikJatim, terlihat para maba berkumpul di sebuah gedung.
Para maba itu ada yang duduk di bawah dan di tribun. Mereka menyangkan protes berupa pemasangan spanduk dan yel-yel.
2. Spanduk Bernada Protes
Terlihat di dalam video yang viral di media sosial, gedung tempat pelaksanaan ospek di UINSA itu dipasangi sejumlah spanduk.
Seperti terlihat di dalam video, spanduk yang dipasang dengan tali di tribun itu bernada protes seperti 'UINSA Amburadul', 'PBAK cacat, birokrasi bejat', hingga 'rektor gagal'.
3. Maba Soraki Rektor dan Teriakkan Yel-yel
Tidak hanya memasang spanduk berisi protes, para maba UINSA sempat meneriakkan yel-yel yang ditujukan kepada rektor.
Maba sempat menyoraki Rektor UINSA Prof Akh Muzakki kemudian menyanyikan yel-yel 'aku rapopo, aku rapopo. UKT larang, UKT larang".
4. Terjadi di Hari Pertama Ospek
Koordinator Bidang Kerja Sama, Kelembagaan dan Humas UINSA Surabaya, Ahmad Firdausi membenarkan video viral itu.
"Video itu benar. PBAK hari pertama, hari Senin (14/8) pagi," kata Firdaus dikonfirmasi detikJatim, Jumat (18/8/2023).
Ditanya terkait dengan pemicu kritikan para maba tersebut, Firdaus menjawabnya secara diplomatis.
"Teman-teman (maba) menyampaikan aspirasi ke pimpinan (rektorat) terkait beberapa hal," tukasnya.
5. Komunikasi dengan Eksekutif Mahasiswa
Kampus UINSA segera berkomunikasi kampus dengan pimpinan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) dan Senat Mahasiswa (Sema).
"Komunikasi dengan pimpinan Sema dan Dema, komunikasi yang saat itu ada dekan, wakil dekan, kesepakatan dilanjutkan sebagaimana yang sudah terjadwal," kata Ahmad Firdausi.
Saat ditanya respon Rektor UINSA Prof Akh Muzakki, Firdaus menyebut tidak ada masalah. Karena apa yang disampaikan mahasiswa dianggap sebagai aspirasi.
"Nggak ada masalah (rektor), itu bagian dari dinamika kampus. Mahasiswa menyampaikan aspirasi," pungkasnya.
Berujung pemanggilan ortu. Baca di halaman selanjutnya.
6. Siapa yang Bikin Gaduh Tak Diungkap
Pihaknya mengaku tidak mengetahui siapa yang membuat spanduk berisi protes, apakah mahasiswa baru atau mahasiswa lama. Dia belum bisa memastikannya.
"Saya tidak tahu siapa yang membuat. Tapi spanduk itu ada," ujar Ahmad Firdausi.
Ia mengatakan, peristiwa protes itu hanya terjadi pada PBAK hari pertama, terutama saat pagi hari. Selanjutnya, PBAK kembali berjalan lancar hingga hari terakhir.
Suasana kembali kondusif setelah ada komunikasi kampus dengan mahasiswa. Khususnya dengan Dema dan Sema.
7. Panggil Mahasiswa dan Ortunya
Meski sudah kondusif pihak kampus tetap melakukan pemanggilan sejumlah mahasiswa yang dianggap sebagai tokoh berpengaruh di mahasiswa bersama orang tuanya.
"Iya ada pemanggilan mahasiswa yang berpengaruh. Kamu menjelaskan kepada wali mahasiswa soal kejadian sesungguhnya," kata Firdaus.
Dia pun memastikan tidak ada sanksi yang diberikan kepada mahasiswa. Pemanggilan itu sifatnya hanya untuk komunikasi dan silaturahmi.
"Dipastikan tidak ada sanksi, murni silaturahmi. Komunikasi saja. Kami juga minta masukan terkait bagaimana bersilaturahmi dengan wali mahasiswa," jelasnya.
UINSA berharap ke depan ada komunikasi yang lebih baik antara pihak pimpinan mahasiswa, wali mahasiswa, dan kampus. Sehingga bisa saling komunikasi dengan baik.