Gedung Wismilak Surabaya resmi disita Polda Jatim. Tak banyak yang tahu gedung tersebut punya riwayat panjang. Pegiat sejarah menyebut gedung tersebut pernah menjadi markas polisi.
Kuncarsono Prasetyo dari Begandring Soerabaia mengungkapkan, markas Polisi Istimewa pertama kali sebelum era kemerdekaan berada di gedung itu. Pasukan Polisi Istimewa berhasil menduduki gedung tersebut dari penjajah.
"Dulu, kantor polisinya itu di sisi seberangnya (sekarang menjadi monumen patung M Jasin), yang sekarang (Gedung Wismilak) pindahan dari pos polisi itu," ungkap pria yang akrab disapa Kuncar tersebut kepada detikJatim, Senin (14/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuncar menuturkan, gedung itu dulunya bernama Coen Boulevaard. Namun, oleh masyarakat kala itu dijuluki Jalan Coen.
"Nama Coen sendiri diambil dari Jan Pieterszoon Coen Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda keempat dan keenam," tuturnya.
Pada masa jabatan pertama, 1619 hingga 1623, Coen menjalankan otoritasnya untuk memerintah. Ia sempat berhenti sekitar 5 tahun. Lalu, menjabat dan memerintah lagi di masa jabatan yang kedua, yakni pada tahun 1627 sampai 1629.
Sekitar tahun 1920an, salah satu bukti konkret adalah kartu pos terbitan Jong Soe Hien yang menampilkan foto gedung Wismilak dengan bendera setengah tiang. Seiring berjalannya waktu, gedung eks Commissariaat Van Politie itu masih terlihat megah.
Sekitar tahun 1920, gedung itu sempat menjadi toko yang menjajakan kebutuhan kaum elite Belanda. Toko itu buka selama 15 hingga 16 tahun.
Lalu di tahun 1936, gedung disewa oleh seseorang dan diberi nama Toko Yan. Kemudian, saat zaman pasukan negeri matahari terbit menjajah, gedung itu menjadi asrama polisi yang dibentuk oleh pasukan Jepang hingga jelang kemerdekaan di tahun 1945.
Ketika Indonesia merdeka, arek-arek Suroboyo dan para polisi merebut gedung Coen. Gedung itu lantas menjadi kantor polisi hingga 1993.
Kuncar menambahkan, sekitar tahun 2000, gedung itu beralih kepemilikan. Kuncar tak menyebut secara pasti jual beli yang terjadi. Yang jelas, gedung itu kemudian ditempati Wismilak. Sementara kanotr polisi pindah ke Dukuh Kupang (sekarang Polsek Dukuh Pakis).
"Dulu, namanya Polres Surabaya Selatan. Sekarang, ditempati Wismilak sejak tahun 2000-an," papar Kuncar.
Kemudian gedung eks Commissariaat Van Politie te Coen Boulevard tersebut digunakan sebagai kantor divisi khusus Direktorat Pengamanan Objek Vital (Ditpamobvit). Lalu, entah seperti apa detailnya, kata Kuncar, di tahun 2003 Wismilak memutuskan untuk menambah bangunan baru.
Meski perusahaan Wismilak berkembang, mereka tak memugar gedung lama. Mereka juga mendapat izin dari Pemkot Surabaya. Wismilak meresmikan gedung itu pada 9 September 2009.
Kuncar meyakini, meski usia gedung mencapai 1 abad lebih, namun bukan berarti tak terawat. Menurutnya, selain masuk dalam cagar budaya, bangunan tersebut termasuk antik.
Pada zamannya, gedung 2 lantai itu terbilang langka. Bahkan, bisa disebut satu-satunya 'rumah' dua lantai pada eranya.
"Lantai 1 terbuat dari batu alam, lantai 2 kayu. Total luas gedung sekitar 999,89 meter persegi," terangnya.
Ada banyak ruangan di gedung tersebut sesuai dengan peruntukannya. Lalu, ada tangga yang terbuat dari kayu yang masih kokoh sampai saat ini, lengkap dengan lantai kayu yang sampai saat ini masih terawat baik.
Menurut Kuncar, gedung itu tergolong unik lantaran hampir seluruh material asli masih kokoh. Tak ayal, beberapa perawatan atau pemugaran masih harus dilakukan untuk menjaga keaslian dan keutuhan gedung.
Dalam perjalanannya, gedung yang berada di jantung Kota Pahlawan itu kerap dilakukan pemugaran. Namun, masih mempertahankan bentuk bangunan era klasik kolonial yang hingga kini masih bisa dinikmati masyarakat.
"Bentuk bangunannya khas arsitektur barat era 19 sampai 20-an," beber Kuncar.
(abq/dte)