Kemekel

Gagal Unjuk Rasa, Demonstran Bayaran Semburat gegara Dikejar Anjing K-9

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 08 Agu 2023 15:02 WIB
Ilustrasi. Anjing K-9. (Foto: audrey santoso/ detikcom)
Surabaya -

Massa yang dibayar untuk demonstrasi sudah menjadi rahasia umum dan bukan isapan jempol. Kisah mantan koordinator demonstran bayaran bernama Aripin ini buktinya.

Aripin mengaku baru pertama kali itu jadi koordinator aksi unjuk rasa untuk menolak eksekusi bangunan rumah toko (ruko) di kawasan Jalan Kembang Jepun, Surabaya.

Pengalaman itu menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir seumur hidupnya karena berakhir amsyong dan berujung tekor.

Peristiwa itu terjadi 15 tahun silam. Saat itu dia masih menjabat Ketua RT di salah satu kampung di Kawasan Kembang Jepun, Surabaya.

Singkat cerita, dia bertemu pemilik toko alat tulis kantor yang sedang bersengketa tanah di Pengadilan Negeri Surabaya. Rukonya akan dieksekusi.

Dia minta bantuan Aripin untuk mendatangkan massa dengan jumlah banyak lalu berunjuk rasa menolak eksekusi ruko di hari yang ditentukan.

Tanpa pikir panjang, Aripin menyepakati bayaran uang Rp 100 ribu per orang lengkap dengan biaya transportasi dan keperluan lain yang akan ditanggung pemilik ruko.

"Saya ingat kejadian itu di tahun 2008, pemilik ruko minta tolong saya yang jadi Ketua RT. Saya langsung setuju saja apalagi warga saya dulu banyak," kata Aripin kepada detikJatim, Selasa (8/8/2023).

Bak bersiap perang, Aripin memerintahkan ratusan warga membeli aneka keperluan demo. Mulai dari spidol, spanduk, hingga poster. Semuanya dibeli dengan uang Aripin.

"Ya, beli sepanduk dan macam-macam, lalu kita kasih tulisan dan gambar yang intinya menolak eksekusi. Lalu saya kerahkan warga saya sendiri," ujar pria 53 tahun itu.

Seluruh persiapan rampung, Aripin mencari angkot untuk disewa. Lagi-lagi dengan uangnya sendiri yang niatnya bakal dia mark up, diklaim ke pemilik ruko dengan harga sewa lebih tinggi.

"Kendaraan saat itu sewa bemo (angkot), dibayarin sama pemesan. Habis Rp 200 ribu, tapi saya bilang Rp 500 ribu," jelasnya.

Hari eksekusi tiba. Massa datang naik angkot ke lokasi sekitar pukul 09.00 WIB. Tidak lama kemudian petugas gabungan termasuk polisi datang. Massa mulai berorasi.

"Di lokasi itu petugas dan massa sama-sama baris hadap-hadapan, sempat dorong-dorongan karena ada yang bagian memprovokasi," kata pria asal Kepulauan Masalembu itu.

Polisi pun mengeluarkan peringatan kepada pedemo tapi tidak digubris. Langkah selanjutnya, polisi menggertak dengan mengeluarkan seekor anjing doberman.

K-9 pun datang. Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/dte)

Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork