Gawat! Sungai Efrat Mengering Bisa Lebih Cepat Hadapkan Manusia pada Kiamat

Kabar Internasional

Gawat! Sungai Efrat Mengering Bisa Lebih Cepat Hadapkan Manusia pada Kiamat

Rachmatunnisa - detikJatim
Senin, 24 Jul 2023 07:30 WIB
Sungai Efrat Mengering
Sungai efrat mengering. (Foto: Wikipedia)
Surabaya -

Dalam Alkitab disebutkan bahwa ketika Sungai Efrat mengering maka hal-hal yang sangat besar akan terlihat. Banyak orang beranggapan keringnya Sungai Efrat merupakan pertanda semakin dekatnya kiamat.

Seperti diketahui, Sungai Efrat dan Tigris membelah Suriah dan Irak sebelum bermuara ke Teluk Persia. Selama ribuan tahun, sungai kembar ini menghidupi komunitas pertanian dan kota-kota besar di Mesopotamia yang dianggap sebagai tempat lahir sejumlah peradaban paling awal di dunia.

Namun, selama beberapa dekade, sistem sungai Tigris-Efrat semakin mengering. Sebuah laporan pemerintah pada 2021 memperingatkan bahwa sungai ini dapat mengering sepenuhnya pada 2040 karena penurunan permukaan air dan kekeringan yang didorong oleh perubahan iklim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, Timur Tengah dianggap salah satu wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim yang akan memperburuk masalah kelangkaan air di wilayah itu.

Kabar buruk bagi lingkungan berarti kabar buruk bagi manusia. Seperti dikutip detikInet dari IFL Science, Minggu (23/7/2023), ada sekitar 60 juta orang yang mengandalkan air dari sistem Sungai Efrat-Tigris untuk mempertahankan hidup mereka, terutama di Turki dan Irak.

ADVERTISEMENT

Sejak 2000-an, kerja sama internasional atas pengelolaan Cekungan Tigris-Efrat dilaporkan terhenti sehingga mengobarkan api persaingan lokal dan ketegangan geopolitik antara para pemangku kepentingan yang menyangkut sistem sungai.

Abad yang akan datang diprediksi para ilmuwan memiliki potensi terjadinya 'perang air', yakni negara-negara dan kelompok milisi berjuang untuk mendapatkan akses ke sumber daya air.

Di antara banyak tempat di seluruh dunia yang diprediksi mengalami konflik ini, wilayah Tigris dan Efrat adalah salah satu yang paling berisiko karena jumlah orang yang tinggal di wilayah itu ditambah ketidakstabilan politik yang terus berlangsung di sana.

Selain risiko konflik dan kekerasan, risiko besar lain yang mengintai adalah kemunculan berbagai penyakit sebagai dampak krisis air. Sebuah artikel yang diterbitkan British Medical Journal pada Maret 2023 menyelidiki banyak sekali keadaan darurat kesehatan di Irak terkait keberadaan air bersih.

Penyakit-penyakit akibat krisis air di antaranya termasuk kolera, cacar air, campak, dan tifus. Orang-orang mencemaskan Tigris-Efrat yang mengering sejak zaman Alkitab.

Ribuan tahun berlalu, ketakutan orang-orang bisa menjadi kenyataan, yakni 'kiamat' kerusakan lingkungan jika manusia tidak membenahi sumber daya alam berharga ini.




(dpe/dte)


Hide Ads